Internasional

Otomotif AS Terancam, General Motors-Ford Lumpuh

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 September 2023 13:05
FILE PHOTO: A fleet of Uber's Ford Fusion self driving cars are shown during a demonstration of self-driving automotive technology in Pittsburgh, Pennsylvania, U.S. September 13, 2016.  REUTERS/Aaron Josefczyk/File Photo Foto: Industri otomotif AS (REUTERS/Aaron Josefczyk)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri otomotif Amerika Serikat (AS) lumpuh. Ribuan pekerja yang tergabung dalam United Auto Workers (UAW) melakukan pemogokan di tiga pabrik perakitan milik raksasa otomotif, General Motors (GM), Ford, dan Stellantis.

Ini terjadi setelah serikat pekerja dan produsen mobil gagal mencapai kesepakatan mengenai kontrak kerja baru pada Kamis (14/9/2023) waktu setempat. Mengutip CNBC International, fasilitas yang mengalami pemogokan pekerja adalah pabrik truk menengah dan van ukuran penuh milik GM di Wentzville, Missouri, lalu pabrik pikap menengah Ford Ranger dan SUV Bronco di Wayne, Michigan serta pabrik Jeep Wrangler dan Gladiator milik Stellantis di Toledo, Ohio.

"Stand Up Strike UAW dimulai di ketiga Big Three," kata serikat pekerja tersebut dalam sebuah postingan di X, menyebut tiga perusahaan raksasa.

"Sekitar 12.700 pekerja, (yakni) 5.800 di Stellantis, 3.600 di GM dan 3.300 di Ford akan melakukan pemogokan secara total di pabrik," tambah organisasi buruh itu.

Presiden UAW, Shawn Fain, juga menjelaskan. Masih dimuat laman yang sama, ia mengatakan pemogokan bermula saat serikat itu mengajukan kenaikan gaji per jam sebesar 40%.

Bukan hanya itu, mereka juga meminta pengurangan 32 jam kerja per minggu, peralihan kembali ke dana pensiun tradisional, serta penghapusan tingkat kompensasi dan pemulihan penyesuaian biaya hidup (COLA). Mereka juga meminta beberapa hal lainnya termasuk peningkatan tunjangan pensiun dan peningkatan tunjangan liburan dan cuti keluarga.

Namun hingga Kamis malam, tidak akan ada kata deal dengan perusahaan bahkan ketika Presiden AS Joe Biden terlibat. Gedung Putih mengatakan Biden telah berbicara dengan Fain dan para pemimpin produsen mobil Detroit.

"Kami menggunakan strategi baru, yaitu serangan 'stand-up'. Kami akan meminta fasilitas tertentu, penduduk lokal atau unit untuk bangkit dan melakukan pemogokan," kata Fain.

Sementara itu, Ford, dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam, mengatakan sulit untuk menyetujui seluruh tuntutan UAW. Pasalnya, itu sangat amat berdampak pada biaya operasional.

"Jika diterapkan, proposal tersebut akan melipatgandakan biaya tenaga kerja terkait UAW Ford saat ini, yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan biaya tenaga kerja Tesla, Toyota, dan produsen mobil milik asing lainnya di Amerika Serikat yang menggunakan tenaga kerja yang tidak diwakili oleh serikat pekerja," kata Ford.

Pabrik-pabrik yang mengalami pemogokan sendiri menghasilkan kendaraan yang sangat menguntungkan bagi para pembuat mobil dunia. UAW mewakili total 146.000 pekerja di Ford, GM dan Stellantis.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Mobil-Mobil Baru Ini Segera Meluncur di RI, Intip Speknya


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading