Internasional

4 Fakta Kenapa Toyota Setop Operasi di Jepang, Gegara China?

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
30 August 2023 17:10
Employees of Toyota Motor Corp. work on the assembly line of Mirai fuel cell vehicle (FCV) at the company's Motomachi plant in Toyota, Aichi prefecture, Japan, May 17, 2018. Picture taken May 17, 2018.  REUTERS/Issei Kato Foto: REUTERS/Issei Kato

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa otomotif Toyota menangguhkan operasi di semua pabrik perakitannya di Jepang mulai Selasa sore waktu setempat. Hal ini disampaikan oleh juru bicara perusahaan itu.

Berikut fakta-fakta terkait penghentian operasi pabrik Toyota di Jepang sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia:

Penyebab Penghentian Operasi

Dalam keterangannya, kerusakan pada sistem produksinya menjadi alasan. Kerusakan itu kemudian berdampak pada tidak dapatnya perusahaan itu untuk memesan komponen untuk menjalankan 14 pabrik di Negeri Sakura.

"Gangguan ini menghalangi Toyota untuk memesan komponen dan penyebabnya sedang diselidiki, meskipun kemungkinan besar bukan karena serangan siber," kata seorang juru bicara kepada CNBC International.

Dampak ke Produksi dan Keuangan

Produksi Toyota sebenarnya telah pulih tahun ini, setelah pandemi Covid-19. Sehingga penghentian produksi berpotensi menimbulkan biaya lebih besar dibandingkan penutupan pada tahun 2022.

Produksi domestik Toyota naik 29% pada semester pertama tahun ini, peningkatan pertama dalam dua tahun. Toyota membuat berbagai macam kendaraan di Jepang mulai dari Yaris hingga model termahal, termasuk mobil mewah merek Lexus.

Produksi Toyota di Jepang sendiri berada di kisaran rata-rata 13.500 kendaraan per hari pada paruh pertama tahun ini. Jumlah tersebut tidak termasuk kendaraan dari grup pembuat mobil Daihatsu dan Hino.

Harga rata-rata penjualan kendaraan global pada kuartal terakhir setara dengan US$ 26.384 (Rp 402 juta), berdasarkan laporan keuangannya. Dengan menggunakan angka tersebut sebagai patokan, dapat dikatakan produksi sehari penuh di 14 pabrik akan setara dengan pendapatan US$ 356 juta (Rp 5,4 triliun).

Gegara China?

Sementara itu, saat Toyota mengalami gangguan ini, perusahaan-perusahaan Jepang telah diminta waspada dalam beberapa hari terakhir. Karena adanya panggilan telepon yang mengganggu.

Pemerintah Jepang menyatakan panggilan tersebut kemungkinan besar berasal dari China terkait dengan pelepasan air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang hancur ke Samudera Pasifik. Diketahui, langkah ini menuai protes dari China.

Masalah Lain?

Sebagai raksasa otomotif dunia, Toyota juga mengalami persoalan lain dalam produksi kendaraannya. Pada bulan April, Toyota mengatakan afiliasinya, Daihatsu, telah memanipulasi hasil uji keselamatan dari tabrakan samping untuk sekitar 88.000 mobil kecil.

Pada bulan Mei, Toyota menyatakan secara tidak sengaja telah mengekspos data pelanggan lebih dari 2 juta pemilik kendaraan di internet. Mereka mengakui ada kesalahan dalam cara mereka mengkonfigurasi sistem berbasis cloud yang digunakan untuk memantau layanan.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sempat Disetop, Besok Pabrik Toyota Bakal Beroperasi Lagi


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading