Sapi Australia Dilarang Masuk RI, Begini Penjelasannya

News - Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
01 August 2023 18:03
Sapi terjangkit LSD. (Dok. Humas Badan Karantina Pertanian) Foto: Sapi terjangkit LSD. (Dok. Humas Badan Karantina Pertanian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang mengungkapkan, pembatasan impor sementara diberlakukan atas impor sapi Australia. Pasalnya, ada temuan sapi dari 4 lokasi peternakan di Australia terinfeksi virus Lumpy Skin Disease (LSD). Hal itu terungkap saat dilakukan pemeriksaan di kapal alias sebelum bongkar muatan jelang masuk pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. 

Menurut Bambang, pihak Australia tengah meminta waktu 60 hari, terhitung sejak 12 Juli 2023 untuk melakukan penyelidikan dan pengujian. Untuk memastikan asal usul terinfeksinya sapi-sapi impor yang akan masuk Indonesia itu. 

"Kita tunggu 60 hari, sejak 12 Juli. Jadi deadline-nya 12 September nanti. Jika benar sapi-sapi itu terinfeksi dari asal 4 peternakan itu, kita akan tutup impor dari situ, nggak boleh impor lagi. Kita tidak akan melakukan perubahan protokol karantina, karena ini bukan pelanggaran di protokolnya," kata Bambang saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Selasa (1/8/2023). 

"Kita tunggu hasil penyelidikan Australia. Jika positif itu dari sana, maka impor dari 4 farm (peternakan) itu tidak boleh. Juga, impor dari peternakan yang lokasinya dalam radius 60 km. Meski bukan zoonosis (dapat ditularkan ke manusia dan sebaliknya). Tapi penyakit ini bisa menular (antarhewan). Virus ini bisa menular oleh vektor pembawa, seperti nyamuk, lalat, bisa terbang sampai radius 12 km," jelasnya.

Larangan itu akan diberlakukan tanpa menunggu pengujian kembali. 

Lebih lanjut, jelas Bambang, jika akhirnya dipastikan virus LSD ditularkan dari peternakan di Australia, pemerintah Indonesia juga akan menurunkan petugas medis atau dokter hewan ke Australia untuk menyatakan apakah boleh lanjut impor sapi atau tidaknya.

"Nanti yang perlu diputuskan bahwa ternyata tertular di sana ya wajib kita turunkan dokter petugas kita kesana, untuk menyatakan yang ini boleh, yang ini tidak. Dengan radius yang aman dari penyebaran tadi," ujarnya.


Untuk diketahui, LSD atau cacar sapi/kerbau merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang utamanya menyerang hewan sapi. Penyakit ini dicirikan dengan adanya benjolan pada kulit sapi.

Bambang menjelaskan, temuan virus LSD pada sapi impor asal Australia ini bermula dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Karantina, dan diketahui ada empat farm di Australia yang diyakini menjadi asal virus tersebut.

Untuk membuktikan temuan tersebut, Australia meminta waktu 60 hari sejak tanggal ditemukan adanya virus tersebut, untuk dilakukan pendalaman pengujian. Apabila dinyatakan negatif virus LSD, maka akan terus dilanjutkan impornya, tetapi kalau misalnya dinyatakan positif Indonesia akan menghentikan impor sapi dari farm tersebut.

Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang memberikan pernyataan soal penyakit LSD sapi Australia. (Dok. Istimewa)Foto: Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang memberikan pernyataan soal penyakit LSD sapi Australia. (Dok. Istimewa)
Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang memberikan pernyataan soal penyakit LSD sapi Australia. (Dok. Istimewa)

"Jadi 60 hari sejak tanggal ditemukan kemarin itu, masing-masing kita (Indonesia dan Australia) juga melakukan pendalaman pengujian, dalam waktu 60 hari ini sebenarnya kita tidak menutup impor. Ada 4 farm itu, yang itu kita tutup, dan sampai dengan 60 hari kemudian akan ada jawaban dari Australia. 60 hari sejak 12 Juli surat kita yang pertama memberi tahu itu," jelasnya.

Bambang mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sebelumnya telah ditemukan sebanyak 13 ekor sapi dari empat farm tersebut yang terjangkit virus LSD.

"Ada sekitar 13 ekor dari 4 farm," ungkapnya.

"Jadi saat ini sedang dalam pengkajian, penelitian apakah jenis virus penyebab LSD ini sama, apakah memang yang ada di Indonesia dengan yang di Australia itu sama. Ini sedang dalam kajian," pungkas Bambang.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Harga Daging Sapi Australia Turun, di DKI Masih Rp170.000/Kg


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading