Internasional

Bukan Rusia-Ukraina, Negara Asia Ini Warning Perang Dunia 3

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
25 July 2023 21:40
Kim Jong Un Melihat uji coba peluncuran rudal. (Dok. KCNA) Foto: Rudal Korut (Dok. KCNA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Semenanjung Korea kembali memanas. Ketegangan geopolitik di wilayah itu bahkan disebut-sebut dapat memicu perang dunia ketiga.

Ketegangan disebabkan kapal selam rudal balistik milik Amerika Serikat (AS), USS Kentucky, merapat di Busan, Korea Selatan (Korsel) minggu ini. Hal ini nyatanya mendapatkan pertentangan dari rival Seoul, Korea Utara (Korut).

Menteri pertahanan Korut Kang Sun Nam memperingatkan bahwa kunjungan kapal selam rudal bersenjata nuklir ke Korsel dapat memenuhi syarat untuk penggunaan senjata nuklir oleh negara itu. Kang pada dasarnya menggambarkan serangan yang dirancang untuk menghancurkan senjata nuklir AS sebelum dapat digunakan ke arah negaranya.

"Kunjungan USS Kentucky mungkin termasuk dalam ketentuan penggunaan senjata nuklir yang ditentukan dalam undang-undang DPRK tentang kebijakan kekuatan nuklir," paparnya dikutip Yonhap News dan dimuat Popular Mechanics, Selasa, (25/7/2023).

Seperti semua negara dengan senjata nuklir, Pyongyang telah menetapkan aturan kapan negara tersebut dapat menggunakan senjata nuklir. Namun menurut kolumnis Popular Mechanics, Kyle Mizokami, hal itu diungkapkan untuk menunjukan bagaimana Korut merasa tertekan.

Meski begitu, menurutnya, Korut masih kalah jauh bahkan dibandingkan hanya dengan satu unit USS Kentucky. Pada tahun 2022, Korut diperkirakan memiliki 20-30 senjata nuklir. Sebaliknya, USS Kentucky, salah satu dari 14 kapal selam AS dengan senjata nuklir, dilengkapi dengan 20 rudal balistik dan total 90 hulu ledak nuklir.

"Masalahnya adalah, jika musuh membalas bahkan dengan segenggam nuklir, itu bisa membuat serangan itu tidak sepadan. Ketidakpastian inilah yang telah membantu menjadikan serangan pertama nuklir sebagai latihan teoretis yang ketat," paparnya.

Dalam pandangannya, Mizokami mengatakan hal yang paling mungkin dilakukan Korut adalah mengeksekusi serangan pertama terhadap pangkalan militer AS di Korsel dan Jepang, dengan alasan bahwa publik Amerika akan mundur dari kerugian dan menuntut diakhirinya perang.

"Tetapi publik Amerika dapat dengan mudah menuntut pembalasan besar-besaran, dan serangan itu juga akan menarik Korsel dan Jepang sebagai kombatan," tambahnya.

"Tidak ada situasi di mana Korut menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu dan bertahan di masa depan. Di masa mendatang, senjata nuklir negara hanya untuk pertahanan diri," tambahnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Video: Presiden Jokowi Pimpin KTT ASEAN-Republic of Korea


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading