3 Presiden RI Insinyur, Wapres: Kita Butuh Lebih Banyak Lagi

News - Redaksi, CNBC Indonesia
17 December 2021 17:40
Wakil Presiden (Wapres)  Ma’ruf Amin dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021  (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan) Foto: Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin (Tangkapan Layar Youtube Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia membutuhkan lebih banyak insinyur untuk mendukung pembangunan. Bahkan lebih baik apabila bisa meneruskan tiga Presiden Indonesia sebelumnya yang juga insinyur, yaitu Soekarno, BJ Habibie dan Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada acara pembukaan Kongres PII XXII yang digelar di Nusa dua, Bali, Jumat (17/12/2021).

"Saya berharap akan muncul lebih banyak lagi sosok-sosok insinyur sebagai pemimpin nasional, sehingga memberikan kontribusi lebih besar bagi bangsa dan negara ini," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf menyampaikan saat ini jumlah insinyur di Indonesia mencapai 2.600 orang per 1 juta penduduk. Masih lebih rendah dibandingkan Vietnam sebanyak 9.000 orang dan Korea Selatan 25.000 orang. Menurutnya, hal tersebut adalah tantangan ke depan untuk meningkatkan jumlah sekaligus kualitasnya.

Apalagi kini pembangunan masih menjadi prioritas pemerintah. Tahun ini saja ada 208 proyek dan 10 proyek strategis nasional (PSN) yang dijalankan dengan nilai sebesar Rp 5.600 triliun.

"Bersama seluruh komponen bangsa peran insinyur sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera," jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada kesempatan yang sama menyampaikan, peran insinyur juga sangat dibutuhkan dalam pertemuan G20 pada 2022, di mana Indonesia menjadi presidensi.

Ada tiga visi yang diusung. Visi yang pertama dalam Presidensi G20 Indonesia adalah arsitektur kesehatan global. Para insinyur harus mengambil perannya untuk mendorong penciptaan lighthouse projects yang memperkuat resiliensi sistem kesehatan dunia, seperti inovasi dalam alat kesehatan, obat-obatan, dan produksi vaksin. Upaya ini salah satunya akan mendorong ASEAN, terutama Indonesia, menjadi transfer hub untuk pengembangan dan produksi vaksin.

Visi kedua adalah transformasi ekonomi berbasis digital. Tujuan dari visi ini adalah untuk memperluas pemanfaatan digital dan konektivitas untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi. Inisiatif ini mempunyai target penciptaan proyek mercusuar berupa pemanfaatan sistem komunikasi Satelit Orbit Rendah untuk meningkatkan inklusivitas digital di seluruh dunia.

Ketiga adalah visi transisi energi. Terkait visi ini, insinyur dapat membantu penciptaan model-model adopsi teknologi yang mempercepat penurunan emisi karbon, seperti transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan pengembangan high voltage direct current transmission. Upaya ini akan didukung oleh model baru mekanisme pendanaan berkelanjutan yang melibatkan sektor swasta.

"Dalam ketiga visi Presidensi G20 Indonesia, para insinyur Indonesia dapat mengambil peran melalui berbagai inovasi," ungkap Airlangga.

Guna mendorong inovasi di sektor swasta, atau bagi para insinyur yang berkecimpung di dunia usaha, Pemerintah juga telah menyediakan insentif berupa Super Deduction Tax untuk perusahaan yang melakukan kegiatan Litbang atau Research and Development melalui Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 153/PMK.010/2020 tentang Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto Atas Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tertentu di Indonesia.

Persatuan Insinyur Indonesia (PII), menganugerahi Outstanding Lifetime Achievement kepada tiga orang insinyur, yang berhasil berkontribusi dalam membangun negeri ini, yakni Soekarno, Djuanda Kartawidjaja serta Bacharudin Jusuf Habibie.

Ketua Umum PII, Heru Dewanto, pada sambutannya di acara pembukaan kongres, mengatakan sebagai insinyur yang didik dan dilatih untuk menyelesaikan masalah yang ada, Soekarno, Habibie dan Djuanda, telah sukses menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di era masing-masing, dan berkontribusi dalam memajukan bangsa.

"Para tokoh insinyur ini adalah insan unggulan yang kemudian dipilih menjadi kepala negara dan pemerintahan, sehingga dengan posisinya memungkinkan untuk mengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan peradaban bangsa Indonesia," ujar Heru.

Soekarno, yang merupakan proklamator serta presiden pertama Republik Indonesia, adalah seorang arsitek. Menurut Heru Dewanto, Soekarno bukan hanya seorang ahli rancang bangun, akan tetapi juga seorang arsitek kemerdekaan Indonesia. Selama Indonesia dipimpin Soekarno, banyak karya-karya keinsinyuran yang dibangun seperti Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Gedung DPR-MPR, Gedung Sarinah, Wisma Nusantara, Hotel Indonesia, Tugu Selamat Datang, Monumen Pembebasan Irian Barat, Patung Dirgantara, serta Waduk Jatiluhur.

PII memberikan anugerah kepada Djuanda, seorang insinyur teknik sipil yang juga merupakan Perdana Menteri Indonesia, pada tahun 1957 hingga 1959, dalam jerih payahnya pada Deklarasi Djuanda. Melalui jerih payahnya, luas wilayah Republik Indonesia berkembang menjadi 2,5 kali lipat dari yang semula 2.027.087 KM persegi, menjadi 5.193.250 KM persegi. Berkat keuletan diplomasinya, akhirnya keberhasilan tersebut ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke III tahun 1982.

"Indonesia juga dikaruniai insinyur teknik mesin yang jenius, yaitu Dr. Ing. Bacharudin Jusuf Habibie, yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di awal reformasi," kata Heru.

Heru Dewanto menjelaskan, bahwa Habibie selama di pemerintahan, sukses memperkenalkan visi Indonesia menjadi negara industri yang mampu menyatukan pulau-pulaunya melalui jembatan udara, dengan membangun industri pesawat terbang. Bertumpu pada visi tersebut, dibangunlah industri strategis antara lain adalah PT Industri Pesawat Terbag Nusantara (IPTN), PT Perindustrian Angkatan Darat (PINDAD), dan PT PAL.

"Sebagai presiden RI di awal era reformasi, BJ Habibie, dalam waktu singkat telah melahirkan ratusan undang-undang, kebijakan reformis, karena itu lah presiden BJ Habibie selain dikenal sebagai 'Bapak Teknologi' juga dikenal sebagai 'Bapak Demokrasi'," tutur Heru.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jelang Libur Nataru, Wapres Sidak Tempat Wisata di Bali


(mij/miq)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading