Gunung Bromo Status Waspada, Dilarang Aktivitas Radius 1 KM

News - tahir saleh, CNBC Indonesia
20 July 2019 06:43
Agar masyarakat di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, dan pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km. Foto: Wisata Bromo Malang. (Dok. Traveloka.com)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, dan pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah puncak.

Gunung Api Bromo saat ini masuk tingkat aktivitas Level II atau Waspada. Gunung Bromo yang berada 2.329 meter di atas permukaan laut (dpl), mengalami erupsi tidak menerus.

Dari Kamis kemarin (18/7/2019) hingga Jumat pagi, visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah utama berwarna putih tipis, tinggi 50 - 300 meter dari puncak. Angin bertiup lemah ke arah barat daya, barat dan barat laut.


Dalam keterangan resmi Badan Geologi disebutkan, melalui rekaman seismograf tanggal 18 Juli 2019 tercatat, terjadi satu kali V
ulkanik Dalam, dan terjadi gempa Tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 mm (milimeter), dominan 1 mm. Gempa Vulkanik Dalam menunjukkan adanya pergerakan magma baru menuju permukaan.

"Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah puncak," tulis keterangan resmi Badan Geologi, dalam keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (20/7/2019).

Selain itu, kode Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir Gunung Bromo yang terkirim ialah kode warna Orange yang terbit pada 6 April 2019 pukul 07:18 WIB.

Kode ini muncul terkait dengan hembusan asap kawah menerus dengan tinggi sekitar 3.829 m di atas permukaan laut atau sekitar 900 m di atas puncak.

Dengan kode Orange, maka berarti gunung ini berpotensi membahayakan penerbangan, sehingga pesawat yang melintas diminta untuk menghindari kawasan Gunung Bromo.

"Kolom asap bergerak ke arah tenggara. Untuk Gunung Api statusnya Normal, agar masyarakat, wisatawan, dan para pendaki tidak bermalam dan berkemah di kawah untuk menghindari potensi ancaman gas beracun."

Sebelumnya Badan Geologi juga menjelaskan soal adanya 
aliran air disertai material batuan berukuran abu hingga pasir yang terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 sekitar pukul 17.00 WIB di Bromo.

Peristiwa ini adalah fenomena alam biasa dan tidak terkait langsung dengan aktivitas erupsi Gunung Bromo.
 "Kejadian banjir diakibatkan karena hujan yang terjadi di sekitar Kaldera Tengger dan puncak G Bromo bersamaan dengan kejadian erupsi yang menghasilkan abu vulkanik.

Pengamatan cuaca sejak tanggal 1 hingga 18 Juli 2019 umumnya cuaca di sekitar Gunung Bromo cerah, berawan hingga mendung. Pada 19 Juli 2019 pukul 16.43 WIB tercatat satu kali hujan gerimis.

Aliran banjir berasal dari sisi barat daya lereng Gunung Bromo yang memutari Gunung Batok ke arah barat. Getaran banjir terekam di seismograph dengan amplitudo maksimum 1 mm dan lama gempa 3 menit 20 detik.


Artikel Selanjutnya

Astaga, Ada 16 Gunung Api Masuk Status Waspada!


(tas)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading