Sumber informasi

5 Tips Modifikasi Motor Matic Biar Lebih Irit BBM

Terdapat beberapa tips modifikasi motor matic agar lebih irit Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bisa untuk dicoba. Contohnya mengganti roller yang lebih ringan atau menggunakan busi berkualitas.

5 Tips Modifikasi Motor Matic Agar Lebih Irit BBM

(Foto: Newz4u)

Upaya-upaya tersebut sangat relevan dengan kondisi belakangan ini.

Seperti diketahui, pemerintah Republik Indonesia telah menaikkan harga berapa jenis BBM keluaran Pertamina, seperti Pertalite dan Pertamax.

Hal tersebut pada akhirnya pun diikuti kenaikan harga BBM swasta. Kenyataan inilah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia termasuk mereka yang saban hari menggunakan motor untuk menunjang mobilitas.

Tips Modifikasi Motor Matic Agar Lebih Irit BBM

Dalam ulasan kali ini Carmudi akan mengajak Anda melihat kemungkinan-kemungkinan untuk membuat motor matic lebih irit BBM melalui langkah modifikasi. Perubahan-perubahan yang dilakukan masih tergolong ringan.

Perlu dipahami, pada dasarnya setiap pabrikan pasti turut memerhatikan konsumsi BBM produknya disodorkan ke pasar. Namun, pengembangannya pasti dilakukan dengan mencari keseimbangan terhadap performa.

Jadi ketika Carmudian melakukan modifikasi yang condong untuk menekan konsumsi BBM artinya kemungkinan besar performa mesin harus ditekan. Lebih lengkapnya mengenai jenis-jenis modifikasi tersebut bisa disimak di bawah ini.

1. Menggunakan Ban Lebih Ramping

Ban motor kempis

Ban motor kempis (Foto: Motorcycles R Us)

Modifikasi ban motor biasanya dilakukan dengan mengganti ban standar dengan yang ukurannya lebih lebar. Hal tersebut bisa dilakukan jika pemilik mengincar tampilan yang sporty atau performa lebih baik di tikungan.

Namun, sebaliknya jika konsumsi BBM yang menjadi prioritas maka modifikasi dilakukan dengan menggunakan ban yang profilnya lebih ramping.

Sebabnya ban yang lebih ramping memiliki rolling resistance atau hambatan gulir yang lebih rendah. Hal ini diharapkan membuat kerja mesin jadi lebih ringan dalam membuat motor melaju.

Terkait ukurannya, ada anggapan bahwa penggantian ukuran ban sebaiknya maksimal dua tingkat lebih kecil atau lebih besar dari standarnya.

Hal ini guna menjaga kesesuaian lebar ban dan peleknya. Menggunakan ban yang terlalu lebar dari pelek akan membuat ban terlalu membulat seperti donat.

Sementara jika lebarnya ban terlalu kecil dari pelek maka akan terlihat mengotak. Dalam kondisi seperti ini, motor juga jadi tidak enak saat diajak melahap tikungan.

Tak kalah penting untuk menjaga konsumsi BBM adalah memastikan tekanan angin ban selalu ideal.

Untuk motor matik, tekanan angin ban depan yang pas adalah sekitar 29 psi. Sementara untuk ban belakangnya sekitar 33 psi (sendiri) atau 36 psi (berboncengan).

2. Mengganti Roller yang Lebih Ringan

Tips Modifikasi Motor Matic Agar Lebih Irit BBM

(Foto: Suzuki)

Pemilik motor matic kemungkinan sudah tak asing dengan yang nama roller. Roller merupakan salah satu komponen yang mesti diganti secara rutin sekitar 25.000 km sekali.

Komponen ini dapat dikatakan sebagai bagian dari transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) yang digunakan pada motor-motor semacam ini.

Roller memiliki kontribusi terhadap konsumsi BBM motor matic. Penggunaan roller yang lebih ringan dapat membuat motor matic lebih irit bensin.

Berapa ukuran roller yang harus digunakan? Untuk penggunaan sehari-hari maka cukup menurunkan 1—2 gram dari ukuran roller bawaan pabrikan.

Penggunaan roller yang lebih ringan akan turut meringankan kerja mesin pada putaran-putaran bawah. Pengendara tak perlu membuka gas terlalu lebar untuk membuat motornya melaju.

Manfaatnya akan sangat terasa ketika motor sering diajak melintasi jalan perkotaan yang macet dan menuntut gaya berkendara stop and go.

Hal yang perlu diperhatikan, hindari menggunakan roller terlalu ringan karena bisa-bisa “napas” mesin jadi sangat pendek dan motor lebih menggerung.

3. Menggunakan Busi Lebih Berkualitas

 

Busi Motor

(Foto: Wahana Honda)

Faktor lain yang turut menentukan konsumsi BBM kendaraan adalah proses pembakaran yang terjadi di dalam mesin.

Terkait hal itu, busi memainkan peran yang sangat penting. Pada umumnya busi standar yang digunakan pada sepeda motor adalah berbahan nikel.

Penggantian busi dengan yang lebih berkualitas dipercaya dapat memperbaiki konsumsi BBM. Hal itu dikarenakan pembakaran yang terjadi lebih sempurna.

Seperti halnya yang Carmudi rangkum dari situs web NGK. Konsumsi bahan bakar yang lebih hemat dapat dicapai dengan penggunaan busi berbahan iridium.

Dijelaskan bahwa busi semacam ini memiliki diameter elektroda yang lebih tipis. Dengan begitu hambatan dalam pembesaran api juga menjadi lebih kecil.

Namun, proses penggantian busi standar ke iridium juga perlu dibarengi dengan pengaturan ulang semprotan bahan bakar.

Nah, tak bisa disangkal lagi bahwa busi memainkan peran penting dalam proses kerja mesin sepeda motor.

Bagi mereka yang enggan mengganti businya dengan jenis iridium maka bisa melakukan perawatan secara rutin. Mulai dari mengecek kondisinya, membersihkannya, atau menggantinya dengan jenis yang sama ketika sudah rusak.

Upaya-upaya tersebut juga akan membuat konsumsi BBM tetap terjaga.

4. Pasang Tachometer Sebagai Panduan Eco Riding

Tachometer

(Foto: Yamaha Fortune)

Mayoritas motor matic tidak dilengkapi dengan tachometer padahal keberadaannya sangat berguna.

Seperti diketahui, tachometer berfungsi untuk menunjukkan putaran mesin dalam satuan Rotation Per Minutes (rpm).

Komponen ini memang tidak serta merta membuat konsumsi BBM motor langsung lebih irit. Namun, dapat dianggap sebagai panduan dalam berkendara.

Sejumlah sumber menjelaskan ketika seorang pengendara bermain di putaran mesin antara 3.500—6.000 rpm maka konsumsi BBM bisa lebih terjaga.

Apalagi dibarengi dengan “permainan” buka tutup tuas gas yang halus maka konsumsi BBM bisa irit.

Modifikasi ini boleh dibilang lebih cocok untuk digunakan pada model-model lawas. Sebabnya motor matic keluaran terkini kebanyakan sudah dilengkapi dengan lampu eco indicator.

Cara kerjanya, lampu indikator tersebut akan menyala ketika gaya berkendara yang diterapkan terhitung eco riding. Contohnya, putaran mesin tidak terlalu tinggi dan pengoperasian tuas gas dilakukan secara halus.

Jadi pada prinsipnya sama saja, tapi keberadaan fitur eco indicator jelas lebih praktis.

Sementara itu, untuk tachometer aftermarket bisa ditemui dalam dua jenis, yaitu analog dan digital. Adapun harganya terpantau mulai dari Rp400 ribuan.

5. Menjaga Bobot Sepeda Motor

Top Box Sepeda Motor

(Foto: Webike)

Secara logika bobot sepeda motor juga memiliki kaitan dengan konsumsi BBM. Makin berat bobotnya maka mesin butuh usaha lebih keras yang pada akhirnya membuat konsumsi bahan jadi boros.

Sebaliknya jika bobot motor makin ringan maka konsumsi BBM dapat ditekan.

Namun, jangan menjadikan hal tersebut sebagai alasan untuk melepas komponen-komponen di bodi motor hingga akhirnya melanggar aturan berkendara.

Alih-alih, pemilik motor bisa melakukan penggantian bodi dengan bahan yang lebih ringan, misalnya serat karbon. Walaupun untuk itu harganya tergolong mahal.

Contoh weigh reduction lainnya pada sepeda motor ialah penggunaan pelek forged-magnesium atau knalpot titanium.

Lagi-lagi, semua hal itu akan membuat bobot motor jadi lebih ringan sekaligus dompet menipis.

Kebanyakan pemilik motor mungkin tak akan melakukan modifikasi hingga sejauh itu agar motor matic miliknya lebih irit BBM.

Jika tak memungkinkan untuk melakukan pemangkasan bobot, paling tidak jangan menambah bobot kendaraan. Misalnya dengan memasang box, side guard besi, dan sebagainya.

Penulis: Mada Prastya
Editor: Dimas

Download Aplikasi Carmudi untuk Dapatkan Deretan Mobil Baru & Bekas Terbaik serta Informasi Otomotif Terkini! 

Download Carmudi di Google Play Store Download Carmudi di App Store

Mada Prastya

Bergabung sebagai penulis di Carmudi Indonesia sejak Februari 2021. Menyukai kendaraan roda dua karena simpel, cepat, dan memberi rasa kebebasan dalam berkendara. Email: mada.prastya@icarasia.com

Related Posts