Djoko Suyanto: Prabowo Memang Diberhentikan

Kamis, 19 Juni 2014 | 18:21 WIB
RW
YD
Penulis: Robertus Wardi | Editor: YUD
Menko Polhukam Djoko Suyanto (tengah) melambaikan tangan usai memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (26/3).
Menko Polhukam Djoko Suyanto (tengah) melambaikan tangan usai memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (26/3). (Antara/Widodo S.Jusuf)

Fiji - Menteri Koordinator (Menko) Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Djoko Suyanto mengemukakan calon presiden (Capres) nomor urut satu yaitu Prabowo Subianto memang diberhentikan dari tentara. Pemberhentian dengan mengacu ke hasil investigasi dan pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada tahun 1998.

"Hasil DKP itu kan memang ada. Dan pada 1998 itu terbuka bahwa saudara Prabowo diberhentikan. Tolong dibaca surat keputusan presiden. Saya tidak mengada-ada, surat keputusan presiden itu adalah diberhentikan dengan hormat," kata Djoko di Nadi, Fiji, Kamis (19/6).

Djoko berada di Fiji untuk mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-2 Forum Pembangunan Kepulauan Pasifik (Pacific Island Development Forum-PIDF).

Djoko menjelaskan usulan pemberhentian berasal dari Panglima TNI (ABRI) saat itu yaitu Wiranto. Wiranto mengacu ke hasil pemeriksaan DKP terhadap Prabowo Subianto.

Pada kesempatan itu, Djoko menegaskan tidak ada kubu-kubuan diantara para jenderal aktif. Yang ada adalah kubu-kubuan diantara para purnawirawan.

Menurutnya, kubu-kubuan diantara purnawirawan tidak menjadi soal karena mereka sudah punya hak suara seperti rakyat biasa. Berbeda dengan jenderal aktif yang tidak punya hak suara.

Sementara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengemukakan sampai saat ini, situasi negara dalam keadaan aman dan kondusif.

Memang ada peningkatan tensi politik menjelang pemilihan presiden (Pilpres). Namun semuanya masih terkendali.

"Sampai saat ini situasi masih dalam kondisi yang terkendali. Memang dinamika menjelang pilpres ini sangat tinggi diantara tim pendukung masing-masing capres, tetapi secara umum situasi Indonesia dalam keadaan yang sangat terkendali," ujarnya.

Saat ditanya soal potensi konflik, dia menjelaskan pada saat penghitungan suara cukup rawan. Namun dia tetap optimis dengan pengawasan ketat di tiap-tiap tempat pemungutan suara (TPS), kondisi akan bisa dikendalikan.

"Kepolisian sudah bekerja keras didukung penuh oleh TNI dan BIN beserta komunitas intelejen lainnya melakukan upaya pencegahan secara dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kita harapkan masyarakat indonesia tidak dalam kondisi penuh kekhawatiran karena Pilpres ini akan berjalan dengan baik," tegasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

Ikuti terus berita terhangat dari Beritasatu.com via whatsapp

Bagikan

BERITA TERKAIT

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

Kapolri Benarkan Pilot Susi Air Kapten Philips Disandera KKB Papua

NEWS
Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

Kapolri: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Diamankan KBB Papua Sedang Dicari

NEWS
Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

Gempa Turki, 104 WNI Tak Punya Tempat Tinggal Layak dan Segera Dievakusi ke Ankara

NEWS
Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

Dubes RI: Gempa Turki, Ibu dan 2 Anak dari Indonesia Hilang Kontak

NEWS
Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

Erick Thohir Jelaskan ke Jokowi Simbol Baju Banser yang Dipakainya Saat Puncak 1 Abad NU

NEWS
Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

Video Membeludaknya Warga Nahdliyin di Puncak 1 Abad NU

NEWS

BERITA LAINNYA

Loading..
ARTIKEL TERPOPULER





Foto Update Icon