'Harimau memeluk pohon', 'tarian lucu anak-anak kucing', 'bekantan pamer hidung' - rangkaian foto hewan pemenang penghargaan fotografi alam liar
- Jonathan Amos
- Koresponden Sains BBC
Memotret salah satu hewan terlangka di dunia perlu keterampilan dan keberuntungan luar biasa.
Tapi Sergey Gorshkov jelas punya keduanya - seperti diperlihatkan oleh foto harimau Siberia, atau Amur, yang dipotret di hutan di Timur Jauh Rusia.
Foto yang diberi judul "The Embrace" itu baru saja memenangkannya gelar fotografer alam terbaik tahun ini dalam penghargaan Wildlife Photographer of the Year.
Si harimau betina tampak sedang memeluk pohon, menggesek-gesekkan tubuhnya pada batang pohon untuk meninggalkan baunya dan menandai wilayahnya di Leopard National Park.
"Pencahayaannya, warnanya, teksturnya - seperti lukisan cat minyak," kata kepala dewan juri WPY, Roz Kidman-Cox."
"Seakan-akan, harimau itu bagian dari hutan. Ekornya berbaur dengan akar pohon, keduanya menjadi satu," ujarnya kepada BBC News.
Hal yang lebih luar biasa dari foto ini ialah ia diambil dengan perangkap kamera. Peralatannya dirangkai di dalam hutan dan ditinggalkan selama berbulan-bulan, aktif secara otomatis ketika ada harimau yang datang.
Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Episode
Akhir dari Podcast
Tentu saja, Sergey harus tahu tempat yang paling mungkin didatangi hewan itu - dan di situlah letak keterampilannya sebagai seorang fotografer alam liar berpengalaman.
Harimau di Rusia timur terancam punah karena perburuan dan saat ini mungkin hanya tersisa beberapa ratus individu. Dan dengan berkurangnya mangsa mereka - biasanya rusa dan babi liar - Amur harus berkeliaran sampai jauh untuk menemukan makanan.
Semua itu membuat pengambilan gambar seperti ini tambah sulit, apalagi yang sebagus ini. Tapi coba pikirkan: perangkap kamera yang memotret foto pemenang penghargaan itu ditinggalkan di lapangan selama 10 bulan sebelum kartu memori berisi fail gambar yang berharga itu diambil.
Penghargaan Sergey diumumkan oleh Yang Mulia The Duchess of Cambridge dan presenter TV Chris Packham dan Megan McCubbin dalam acara daring yang diselenggarakan oleh Museum Sejarah Alam London.
Museum Sejarah Alam menggelar kompetisi WPY setiap tahun, yang kini sudah mencapai tahun ke-56.
The fox that got the goose, karya Liina Heikkinen, Finlandia
Potret seekor anak rubah sedang memakan angsa teritip yang malang memberi seorang remaja Finlandia Liina kemenangan, tidak hanya di kategori untuk peserta berusia 15-17 tahun, tapi juga hadiah utama untuk fotografer junior.
Si rubah harus bersembunyi di celah-celah batu supaya saudara-saudaranya tidak merebut makanannya.
"Para juri menyukainya terutama karena hanya seorang naturalis muda yang cermat yang bisa mendapatkan foto seperti ini," Roz Kidmand-Cox menjelaskan. "Komposisinya sangat bagus. Liina pasti dalam posisi tiarap karena ia sejajar dengan mata anak rubah itu."
The pose, karya Mogens Trolle, Denmark
Foto profil seekor bekantan jantan muda. Gambar yang menjadi pemenang dalam kategori Potret Hewan ini diambil di Labuk Bay Proboscis Monkey Sanctuary di Sabah, Malaysia.
Hidung mancung yang keren itu akan bertambah besar seiring si primata muda tumbuh dewasa. Ia akan membuat suara panggilan kawinnya lebih keras, dan mungkin menjadi sinyal statusnya dalam kelompok.
Etna's river of fire, karya Luciano Gaudenzio, Italia
WPY tidak hanya tentang hewan. Foto ini, diambil di bagian utara gunung api paling aktif di Eropa, memenangkan kategori Lingkungan Bumi.
Luciano Gaudenzio harus melawan rasa panas dan uap bau untuk mendekati subyeknya. Ia menyebut pemandangan itu hipnotis, dan kawahnya mirip "luka yang menganga di kulit kasar dan kisut seekor dinosaurus raksasa".
Life in the balance, karya Jaime Culebras, Spanyol
Katak yang sedang mengunyah laba-laba ini adalah pemenang dalam kategori Perilaku: Amfibi dan Reptil.
Jaime memotret foto ini di Cagar Alam Manduriacu, Ekuador - di bawah hujan deras. Ia bercerita bahwa ia harus memegang payung dan lampu flash di satu tangan sambil mengoperasikan kamera di tangan lainnya.
A tale of two wasps, karya Frank Deschandol, Prancis
Sistem rana supercepat yang dibuat secara khusus diperlukan untuk menangkap gambar dua lebah ini di Normandy, Prancis utara.
Seekor tawon pasir pita merah (kiri) dan tawon kukuk hendak memasuki lubang sarang tetangganya. Frank Deschandol memenangkan kategori Perilaku: Invertebrata.
The golden moment karya Songda Cai, China
Pemenang kategori Bawah Laut untuk 2020. Ini adalah cumi-cumi berlian kecil dalam fase paralarva - yang berarti lebih dewasa dari bayi tapi belum cukup sub-dewasa.
Songda memotret ini saat menyelam di lepas pantai Anilao, di Filipina pada suatu malam. Tubuh hewan ini panjangnya sekitar 6-7 cm.
When mother says run karya Shanyuan Li, China
Ini adalah sekumpulan anak kucing Pallas, atau manul, yang ditemukan di stepa terpencil di dataran tinggi Qinghai-Tibet, barat laut China.
Shanyuan memotret anak-anak kucing yang ceria ini setelah enam tahun melacak dan mempelajari spesies mereka. Foto ini memenangkan kategori Perilaku: Mamalia.
Penghargaan Wildlife Photographer of the Year biasanya diberikan dalam acara makan malam gala di Museum Sejarah Alam London, South Kensington.
Tapi, seperti halnya begitu banyak acara di era Covid-19, penyelenggara tidak punya pilihan selain menggelarnya secara virtual kali ini.
Bagaimanapun, pameran yang sangat populer ini akan berlangsung seperti biasa, mulai dibuka pada hari Jumat, tetapi hanya bagi pemegang tiket. Pengunjung wajib memesan terlebih dahulu.
Entri untuk penghargaan tahun depan mulai diterima pada hari Senin.