'Anak-anak saya panik, kenapa gunung kita keluarkan api?' - Warga ketakutan ketika Gunung Ruang kembali erupsi

Pemandangan erupsi Gunung Ruang dari pesisir pantai Pulau Tagulandang.

Sumber gambar, Ongki Kumambong

Keterangan gambar, Pemandangan erupsi Gunung Ruang dari pesisir pantai Pulau Tagulandang.

Gunung Ruang di Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, kembali meletus dan mengeluarkan kolom erupsi hingga 5.000 meter. Pakar memperingatkan bahwa erupsi bisa memicu tsunami ke dua arah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status gunung tersebut menjadi level IV atau ‘Awas’ per Selasa (30/4) pukul 01.30 WITA.

Ahli Vulkanologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Mirzam Abdurrachman, mengatakan bahwa terdapat potensi terjadinya tsunami dua-arah.

“Gunung Ruang itu menumpang di atas kaldera tua yang terbuka ke arah barat. Ini harus diantisipasi. Artinya kemungkinan longsor Gunung Ruang pun ke arah barat.

“Di luar prediksi yang sudah banyak disebutkan akan ke arah timur. Sehingga, potensi dua arah, tsunami ke arah barat maupun ke arah timur,” ujar Mirzam kepada BBC News Indonesia.

Tsunami tersebut dikhawatirkan dapat berakibat fatal tidak hanya pada Pulau Ruang sendiri, tetapi juga pulau-pulau yang ada di sekitarnya.

”Yang paling dikhawatirkan memang tsunami. Karena takutnya tubuh gunung apinya itu longsor atau banyak material yang masuk dengan tiba-tiba, menimbulkan dampak di pulau-pulau sekitarnya,“ ungkapnya.

peta risiko Gunung Ruang
Keterangan gambar, Peta risiko bencana erupsi Gunung Ruang.
Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Hal senada dikatakan Kepala Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari. Dia memperingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap kenaikan permukaan air laut.

“Pada 1871, tsunami juga terjadi di Pulau Tagulandang sisi bagian barat dan menyebabkan gelombang tsunami. Sehingga kami memasukannya jadi salah satu rekomendasi pada level IV atau Awas,” kata Heruningtyas.

Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, hingga pukul 09.00 WITA, terjadi erupsi disertai aliran awan panas yang mencapai laut pada sektor timurlaut dari pulau.

Kolom erupsi setinggi 5.000 meter dari atas puncak condong ke arah timur dan selatan.

“Masyarakat yang bermukim di wilayah Pulau Tagulandang yang berada dalam radius 7 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 7 km,” ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid.

Lebih lanjut, masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.

Dalam konferensi pers pada Selasa (29/04), Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada tiga armada transportasi laut yang disediakan mendukung upaya evakuasi warga dari Pulau Tagulandang ke Pulau Siau yang jumlahnya lebih dari 11.000 jiwa.

Erupsi Gunung Ruang

Sumber gambar, Dok. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Keterangan gambar, Gunung Ruang kembali meletus di Pulau Ruang, Sulawesi Utara. PVMBG menaikan statusnya menjadi level IV atau 'Awas'.

‘Anak saya bertanya: Kenapa gunung kita keluarkan api?'

Ongki Kumambong, 28, seorang warga asli Pulau Ruang yang rumahnya terletak tepat di kaki Gunung Ruang, mengatakan ia tidak bisa tidur setelah mendengar kabar bahwa gunung tersebut kembali meletus.

“Itu sudah ada tanda-tanda awan hitam. Terus sudah keluar api, tapi selain itu masih aman. Malam hari itu, sebenarnya sudah dari pagi. Dari pagi hingga siang, saya terus waspada,” kata Ongki lewat saluran telepon dengan BBC News Indonesia.

Saat dihubungi, Ongki berbicara dengan cukup tergesa-gesa, karena baterai ponselnya tinggal 3% dan listrik di daerah tempat ia mengungsi masih padam.

Ongki dan keluarganya sudah mengungsi ke pesisir Pulau Tagulandang sejak erupsi pertama pada 18 April 2024.

Namun, erupsi kali ini jauh lebih parah daripada erupsi sebelumnya. Hujan batu dan abu vulkanik bahkan telah menjangkau pesisir pantai Pulau Tagulandang.

Oleh karena itu, ia dan keluarganya terpaksa mengungsi lagi ke Desa Mulengen, salah satu desa yang berada di Kepulauan Siau.

Pengamatan visual Gunung Ruang pada Selasa (30/04) pukul 08.35 WITA terlihat erupsi disertai awan panas ke arah laut.

Sumber gambar, Dok. PVMBG

Keterangan gambar, Pengamatan visual Gunung Ruang pada Selasa (30/04) pukul 08.35 WITA terlihat erupsi disertai awan panas ke arah laut.

Pria yang bekerja sebagai guru honorer itu mengaku dirinya tidak rela meninggalkan rumahnya di kaki Gunung Ruang karena ia sudah tinggal di sana sejak lahir.

”Yang ada di pikiran saya cuma harus lari dari tempat ini, harus mengungsi lebih jauh ke Manado. Tapi susah. Tidak rela untuk pergi terlalu jauh dari rumah,” katanya.

Ongki mengaku berusaha menenangkan anak-anaknya di tengah erupsi Gunung Ruang.

”Semalam anak-anak saya panik. Mereka bertanya 'Ada apa?' Saya bilang 'Gunung kami meletus lagi. Berdoa biar kita semua selamat dan tidak terjadi apa-apa'."

“Kalau anak-anak saya selalu bertanya, 'Pa, kenapa gunung kita? Kenapa keluar api?' Saya jelaskan dia keluar api karena meletus. Kata anak saya yang paling bungsu 'Pa, jantung saya berdetak-detak'," papar Ongki.

Ongki hanya bisa meratapi musibah karena erupsi Gunung Ruang lagi-lagi menghancurkan rumahnya serta segala kebun dan ternaknya.

”Kemarin saat erupsi 2002 juga hancur semuanya. Dan rumah itu dibangun kembali. Kali ini, rumah saya juga hancur,” ucap Ongki.

Bagaimana kondisi terkini proses evakuasi Gunung Ruang?

Abdul Muhari mengatakan bahwa meskipun Bandara Sam Ratulangi ditutup, tim BNPB akan sampai ke Manado melalui jalur laut dari Ternate untuk membawa terpal, paket makanan dan tenda pengungsi.

Ia mengatakan bahwa Pulau Ruang sudah berhasil dikosongkan. Sebagian besar warganya kini berada di Pulau Tagulandang.

“Kami mengimbau masyarakat mengosongkan daerah dalam radius 7 kilometer tadi, tapi untuk seluruh masyarakat menghindari kawasan pesisir sampai kondisi benar-benar kami nyatakan aman. Ini untuk mewaspadai terjadinya tsunami,” kata Abdul.

Menurut keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 425 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 15 kali gempa tektonik lokal, dan enam kali gempa tektonik jauh, pada Senin (29/04).

Abdul mengatakan bahwa kenaikan aktivitas ini berpotensi berkembang menjadi erupsi eksplosif berselingan dengan aliran lava.

“Tampak adanya lontaran lava pijar membumbung ke angkasa disertai material vulkanik dan membuat langit berwarna merah menyala disertai petir yang menyambar-nyambar dan merupakan bagian dari gejala vulkanologi,” kata Abdul dalam keterangannya.

Selain itu, hujan batu dan kerikil juga kembali terjadi termasuk gempa yang dirasakan saat erupsi berlangsung. Hujan batu dan kerikil ini dilaporkan memiliki cakupan yang lebih luas jika dibandingkan erupsi yang terjadi pada 17 April 2024 lalu.

Rumah milik Ongki yang dulu di kaki Gunung Ruang sebelum evakuasi total.

Sumber gambar, Ongki Kumambong

Keterangan gambar, Rumah milik Ongki yang dulu di kaki Gunung Ruang sebelum evakuasi total.

Pakar sebut potensi ancaman tsunami dua arah

Pakar vulkanologi dari ITB, Mirzam Abdurrachman, mengatakan bahwa Gunung Ruang memiliki pola erupsi sekali dalam 30 tahun. Pertama pada 1974 dan kedua pada 2002. Kali ini, erupsi terjadi terlebih dahulu pada 2024.

”Karena waktunya 2036 seharusnya. Tapi bisa jadi sisa magma dari yang di 2002 itu belum keluar semua. Sehingga kita perlu waspada,” kata Mirzam.

Ia menjelaskan bahwa jatuhnya material fisik ke dalam laut atau daerah aliran sungai yang bisa menimbulkan tsunami vulkanik atau yang disebut dengan volcanogenic tsunami.

Tsunami tersebut dikhawatirkan dapat berakibat fatal tidak hanya pada Pulau Ruang sendiri, tetapi juga pulau-pulau yang ada di sekitarnya.

”Yang paling dikhawatirkan memang tsunami. Karena takutnya tubuh gunung apinya itu longsor atau banyak material yang masuk dengan tiba-tiba, menimbulkan dampak di pulau-pulau sekitarnya,“ ungkapnya.

Baca juga:

Menurut Mirza, letak Gunung Ruang yang berada di atas pulau di tengah laut, membuat kondisi jauh lebih berbahaya bagi warga yang tinggal di sekitar gunung dibandingkan gunung api di dataran biasa.

Sebab, terdapat potensi erupsi gunung dapat menarik pulau sehingga tenggelam bersama dengan tubuh gunung.

Mirza mengatakan hal tersebut pernah terjadi sebelumnya dengan Gunung Krakatau yang meletus pada 2018 dan berakhir dengan 60% dari tubuh gunung berada di bawah permukaan laut.

“Jadi berkaca dari sana, memang pulau vulkanik atau pulau gunung api ada potensi untuk hilang sebagian atau hilang seluruhnya,“ ujarnya.

Selain itu, ia menghimbau agar warga mengenakan masker basah agar terlindung dari gas SO2 yang dapat menimbulkan gangguan pernapasan jika dihirup.

Riwayat erupsi Gunung Ruang yang terjadi secara berkala

Menurut catatan Badan Geologi Kementerian ESDM, setelah erupsi Gunung Ruang yang terjadi pada 17 April 2024 lalu, aktivitas erupsi mengalami penurunan.

Pada 22 April 2024 pukul 09.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Ruang diturunkan dari level IV (Awas) ke level III (Siaga).

Kemudian pada 26 April 2024, Tim BPPTKG-PVMBG-Badan Geologi-KESDM memasang satu buah stasiun seismik (RAPS) di Pulau Ruang yang berjarak kurang lebih 2 km dari puncak untuk memantau aktivitas Gunung Ruang.

Namun, pada Senin (29/04) terjadi gempa yang tercatat melalui stasiun RAPS, yakin sebanyak lima kali gempa guguran, 237 kali gempa vulkanik dangkal, 425 kali gempa vulkanik dalam, 15 kali gempa tektonik lokal, dan enam kali gempa tektonik jauh.

Hasil pemantauan visual 29 April 2024 hingga pukul 24.00 WITA menunjukkan masih tingginya aktivitas vulkanik Gunung Ruang. Asap kawah teramati 200 m hingga 1.000 m dari puncak dengan warna putih tebal.

Pada Selasa (30/04) pukul 02.32 WITA terjadi erupsi kembali yang diikuti dengan suara gemuruh. Tinggi kolom erupsi tidak dapat terlihat karena kondisi langit yang gelap.

Ada pula hujan baru yang terjadi di Pos PGA Ruang di P. Tagulandang. Erupsi berlangsung hingga pukul 04.30 WITA, dan dilaporkan bahwa alat pemantau kegempaan di Gunung Ruang (RAPS) rusak.

Peringatan risiko tsunami sempat dicabut setelah erupsi 20 April 2024

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencabut peringatan risiko tsunami seiring menurunnya aktivitas erupsi Gunung Raung di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara pada Minggu (21/04). Meski begitu, level Gunung Ruang masih tetap di level IV (Awas).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ribuan warga mengungsi ke sejumlah titik akibat dampak erupsi Gunung Ruang.

Hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (20/04) pukul 14.00 WIB, sebanyak 10 desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, telah terdampak material vulkanik Gunung Ruang—mulai dari hujan abu vulkanik disertai kerikil dan bebatuan—saat erupsi seperti yang terjadi pada Selasa (16/04) hingga Rabu (17/04).

Gunung Ruang

Sumber gambar, PVMBG

Keterangan gambar, Gunung Ruang mengeluarkan abu vulkanik saat terjadi erupsi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (17/04/2024).

Ratusan warga Desa Laingpatehi, Pulau Ruang, mengungsi beberapa saat setelah Gunung Ruang mengalami erupsi besar pertama, pada Selasa (16/04).

Mereka diungsikan ke aula kantor Kecamatan Tagulandang—yang berada di seberang Pulau Ruang.

Poppy Atimang, adalah salah satu warga Laingpatehi yang harus meninggalkan rumahnya lantaran masuk dalam wilayah paling terdampak.

Keterangan video, Status awas dan potensi tsunami erupsi Gunung Ruang

Sepanjang hidupnya, erupsi Gunung Ruang terjadi dua kali: sekarang dan September 2002 silam. Akan tetapi letusan yang terjadi saat ini lebih besar.

"Yang kami rasakan beda, sekarang ini [erupsi] lebih dahsyat. Pokoknya berbeda, sangat terasa kejadian erupsi sekarang."

Merujuk pada sejarah, erupsi gunung yang terletak di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, ini pernah memicu tsunami setinggi 24 meter dan menewaskan sekitar 400 orang pada 1871 lampau.

Bagaimana erupsi Gunung Ruang berlangsung sebelumnya?

Ketua Tim Kerja Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, Heruningtyas, menyebut erupsi Gunung Ruang yang terjadi pada Rabu (17/04) sekitar pukul 20:15 WITA "sangat mendadak dan cepat sekali eskalasinya".

Kronologinya, kata Tyas, dimulai dari gempa tektonik yang tercatat di Pulau Maluku, bagian barat Pulau Doi pada 9 dan 14 April 2024. Selanjutnya terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yaitu vulkanik dalam -yang tercatat cukup signifikan mulai dari lima hingga 146 kali.

Rentetan kegempaan itulah, sambungnya, yang mendasari PVMBG menaikkan level atau status Gunung Ruang dari normal ke waspada.

"Kami menaikkan status Gunung Ruang pada 16 April 2024 pukul 10:00 WITA dengan memasukkan rekomendasi bahaya sejauh dua kilometer radius aman dari pusat aktivitas gunung."

Hentikan Twitter pesan
Izinkan konten Twitter?

Artikel ini memuat konten yang disediakan Twitter. Kami meminta izin Anda sebelum ada yang dimunculkan mengingat situs itu mungkin menggunakan cookies dan teknologi lain. Anda dapat membaca Twitter kebijakan cookie dan kebijakan privasi sebelum menerima. Untuk melihat konten ini, pilihlah 'terima dan lanjutkan'.

Peringatan: BBC tidak bertanggung jawab atas konten situs eksternal

Lompati Twitter pesan

Kemudian pada 16 April, lanjutnya, PVMBG kembali mencatat erupsi sekitar pukul 13:37 WITA atau beberapa jam setelah menaikkan status Gunung Ruang menjadi waspada.

Namun, intensitas erupsi lemah dengan ditandai asap putih dari pusat aktivitas di daerah kawah yang dilanjutkan erupsi berikutnya pada pukul 21:45 WITA.

"Kemudian erupsi-erupsi ini terjadi cukup intens sehingga kami mempertimbangkan kenaikan level menjadi siaga pada pukul 16:00 WITA."

Baca juga:

Dari situ, PVMBG merekomendasikan radius aman bertambah menjadi empat kilometer dari pusat aktivitas kawah Gunung Ruang. Hal ini berdampak pada proses evakuasi warga desa yang tinggal di kaki gunung.

Letusan eksplosif Gunung Ruang, kata Tyas, berlanjut hingga Rabu (17/04) pukul 18:00 WITA dan yang "cukup besar erupsinya berlangsung pada pukul 20:15 WITA".

Seismograf PVMBG mencatat kegempaan erupsi secara terus menerus dan gempa terasa dengan disertai gemuruh serta petir.

Gunung Ruang

Sumber gambar, Basarnas

Keterangan gambar, Gunung Ruang difoto pada Jumat (19/04)
Gunung Ruang mengeluarkan abu vulkanik saat terjadi erupsi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (17/4/2024).

Sumber gambar, ANTARA FOTO

Keterangan gambar, Gunung Ruang mengeluarkan abu vulkanik saat terjadi erupsi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (17/4/2024).

Fenomena gemuruh dan petir erupsi Gunung Ruang

Ketua Tim Kerja Gunung Api PVMBG, Heruningtyas, menjelaskan gunung yang memiliki ketinggian 725 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki tipe letusan eksplosif. Itu artinya gunung ini berpotensi menghasilkan awan panas dan lontaran batu pijar setinggi 3.000 meter.

Di sosial media, beredar foto yang memperlihatkan dahsyatnya letusan Gunung Ruang.

Semburan lahar berwarna merah menjulang tinggi yang disertai kilatan petir bertubi-tubi.

Ketua Tim Kerja Gunung Api Pusat Vuklanologi Mitigasi Bencana Geologi, Heruningtyas

Sumber gambar, YOUTUBE

Keterangan gambar, Ketua Tim Kerja Gunung Api Pusat Vuklanologi Mitigasi Bencana Geologi, Heruningtyas.

Menurut Tyas, fenomena gemuruh yang terdengar itu merupakan fenomena biasa yang terjadi ketika erupsi eksplosif berlangsung.

"Itu merupakan efek dari aktivitas gunung api yang sedang tidak stabil atau sedang berproses mengeluarkan magma dari dalam tubuh gunung api ke permukaan."

"Yang kemudian menghasilkan suara-suara gemuruh dan ada kilatan petir. Tapi kilatan petir yang disebut petir vulkanik ini berbeda dengan petir klimatologis yang terjadi ketika hujan."

"Kalau petir vulkanik terjadi di gunung-gunung yang sedang erupsi yang bertipe eksplosif. Petir ini merupakan sebuah pelepasan muatan listrik yang mana dari muatan listrik itu dikarenakan adanya kekuatan daripada erupsi eksplosif sehingga menghasilkan kilatan berupa petir."

Potensi tsunami?

Pada Rabu (17/04) PVMBG lagi-lagi menaikkan status Gunung Ruang menjadi awas setelah terjadi erupsi besar pada dini hari.

Hal tersebut, kata Tyas, berpotensi menimbulkan tsunami yang bisa terjadi apabila material gunung jatuh ke laut yang disebabkan ketinggian muka laut naik.

Sebab merujuk pada sejarah Gunung Ruang yang erupsi pada 1871 memicu tsunami setinggi 24 meter dan menewaskan sekitar 400 orang.

"Rekomendasi kami dari status awas, jarak aman enam kilometer sehingga sebagian kecil Pulau Tagulandang di area barat harus diungsikan warganya," jelas Tyas.

Baca juga:

Proses evakuasi warga di Pulau Ruang dan sisi barat Pulau Tagulandang telah dilakukan kemarin malam.

Kendati demikian, dilaporkan terjadi hujan batu kerikil di Pulau Tagulandang yang merusak atap rumah penduduk setempat.

Selain hujan batu kerikil, juga ada hujan pasir yang melanda sisi barat Pulau Tagulandang yang membuat penduduk sekitar ketakutan. Selain itu RSUD dan sebuah lapas juga terkena dampak dan penghuninya harus diungsikan.

Sepanang periode 1-17 April 2024 tercatat ada 1.439 kali gempa vulkanik dalam Gunung Ruang, 569 kali gempa vulkanik dangkal, dan enam kali gempa tektonik lokal.

Adapun gempa tektonik jauh sebanyak 167 kali.

Gunung Ruang erupsi

Sumber gambar, Basarnas

Keterangan gambar, Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis (18/4/2024).

Ratusan orang diungsikan

Ratusan warga Desa Laingpatehi, Pulau Ruang, mengungsi beberapa saat setelah Gunung Ruang mengalami erupsi besar pertama, pada Selasa (16/04).

Mereka diungsikan ke aula kantor Kecamatan Tagulandang - yang berada di seberang Pulau Ruang.

Poppy Atimang, adalah salah satu warga Laingpatehi yang harus meninggalkan rumahnya lantaran masuk dalam wilayah paling terdampak.

Poppy bercerita dia baru saja selesai makan malam di aula kantor Kecamatan Tagulandang kala erupsi besar kedua berlangsung pada Rabu (17/04)

Dia dan warga lainnya mendengar bunyi gemuruh Gunung Ruang. yang sangat dahsyat.

Suara menggelegar itu sontak membuat warga panik dan langsung berhamburan ke jalan-jalan guna menyelamatkan diri ke beberapa tempat yang lebih aman.

Poppy yang mengungsi bersama anak gadisnya, melakukan evakuasi secara mandiri menggunakan sepeda motor.

Pada saat itulah dia melihat lontaran batu pijar sebesar ibu jari dari letusan Gunung Ruang sekaligus merasakan hujan abu vulkanik.

Pengamatan visual Gunung Ruang terjadi erupsi pada Rabu (17/4/2024) pukul 20.15 Wita.

Sumber gambar, Badan Geologi PVMBG

Keterangan gambar, Pengamatan visual Gunung Ruang terjadi erupsi pada Rabu (17/4/2024) pukul 20.15 WITA.

"Batu-batunya besar, abu dari gunung sangat banyak. Akan tetapi karena panik, kami sudah tidak ambil pusing lagi. Tujuan kami hanya bagaimana berlari sejauh mungkin," tuturnya dalam bahasa lokal.

Selama beberapa menit, Poppy sempat melihat asap tebal membumbung tinggi persis di atas kawah gunung diikuti kilatan petir.

Tak berselang lama, gempa terasa hampir di setiap menit.

"Setelah itu kami tak lagi mencermati gunung, karena sudah panik. Fokus kami bagaimana harus menghindar dari bahaya ini."

Ia mengaku hanya satu hal yang ada di pikirannya saat itu: bagaimana menyelamatkan diri.

Dia menyaksikan sendiri beberapa rumah warga rusak akibat lontaran batu pijar dari Gunung Ruang yang jatuh sangat cepat sampai menembus atap.

"Kami sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Kami hanya terus berdoa dan bernyanyi lagu-lagu penyembahan."

"Kami bersyukur meski sempat merasakan terkena abu dan batu gunung, tapi tidak sampai membuat kami cedera serius. Puji Tuhan," sambung Poppy.

Gunung Ruang erupsi

Sumber gambar, Basarnas

Keterangan gambar, Tim penyelamat mengevakuasi seorang warga saat Gunung Ruang meletus, di Sitaro, Indonesia, 17 April 2024

Sepanjang hidupnya, erupsi Gunung Ruang terjadi dua kali: sekarang dan September 2002 silam. Akan tetapi letusan yang terjadi saat ini lebih besar.

"Yang kami rasakan beda, sekarang ini [erupsi] lebih dahsyat. Pokoknya berbeda, sangat terasa kejadian erupsi sekarang."

"Kami hanya berharap aktivitas gunung secepatnya mereda dan tidak ada lagi peningkatan aktivitas gunung," tandasnya.

Merujuk data BNPB per Sabtu (20/04), rincian warga yang terdampak dan mengungsi meliputi 506 warga Desa Laingpatehi, 332 warga Desa Pumpete. Sebanyak 679 warga Desa Tulusan mengungsi di Desa Batumawira, Desa Bira, Desa Buha dan Desa Kisihang yang berada di Kecamatan Tagulandang.

Sebanyak 83 warga Desa Barangka Pehe mengungsi di Gedung Gereja Yerussalem yang sudah memiliki dapur umum dan dikelola oleh warga jemaat sekitar.

Kurang lebih 6.045 warga Desa Kelurahan Bahoi dan Kelurahan Balehumara mengungsi di Kecamatan Tagulandang Utara. Jumlah total pengungsi hingga saat ini masih dalam proses pendataan.

Berita ini diperbarui pada Rabu, 1 Mei 2024, sekitar pukul 08.00 WIB, dengan menambahkan informasi tentang kesaksian seorang warga atas meletusnya kembali Gunung Ruang di Sulawesi Utara.