KTT G20: Jokowi yakin kesepakatan ekspor gandum dari Laut Hitam akan berlanjut 'karena ini tentang keamanan pangan semua orang di dunia'

Presiden Jokowi

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Jokowi mengatakan yakin Inisiatif Laut Hitam akan berlanjut jika Rusia dan Ukraina datang ke Bali dan bernegosiasi, karena "ini tentang keamanan pangan semua orang di dunia".

Presiden Joko Widodo mengatakan ia optimistis kesepakatan perdagangan gandum antara Rusia dan komunitas internasional akan dimulai kembali usai pertemuan tingkat tinggi G20 di Bali pada tanggal 15-16 November.

Dalam wawancara eksklusif dengan wartawan BBC, Karishma Vaswani, Jokowi berkata ia “yakin Inisiatif Laut Hitam akan berlanjut” jika Rusia dan Ukraina datang ke Bali dan bernegosiasi, karena "ini tentang keamanan pangan semua orang di dunia".

Ia memperingatkan bahwa jika persoalan tersebut tidak diselesaikan, dunia "akan mengalami kelaparan, akan terjadi kematian; ini yang perlu dihindari".

Inisiatif Laut Hitam adalah kesepakatan antara Rusia dan Ukraina, diperantarai PBB, untuk menjamin keamanan kapal dagang yang mengekspor gandum dari Ukraina.

Pada hari Selasa (01/11/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin menunda – tetapi tidak mengakhiri – kesepakatan tersebut.

Ia menuduh Ukraina telah menggunakan koridor aman di Laut Hitam untuk menyerang armada kapal Rusia.

Apa itu Inisiatif Laut Hitam?

Setelah Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari, angkatan lautnya memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam, menahan sekitar 20 juta ton gandum yang semestinya diekspor, beserta bahan makanan lain seperti jagung dan minyak bunga matahari.

Pada bulan Juli, kesepakatan antara Ukraina dan Rusia yang dimediasi oleh Turki dan PBB, sepakat untuk membuka kembali ekspor gandum melalui pelabuhan-pelabuhan tersebut.

Menanggapi langkah terbaru Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Inisiatif Laut Hitam akan tetap dihormati dan menuduh Rusia “memeras dunia dengan ancaman bencana kelaparan” – klaim yang dibantah Rusia.

Meski terjadi perseteruan ini, 12 kapal yang membawa 354.500 ton makanan, termasuk gandum, meninggalkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina pada hari Senin (31/10), kata menteri infrastruktur Ukraina.

Jumlah tersebut merupakan rekor volume ekspor sejak Inisiatif Laut Hitam dimulai, kata juru bicara administrasi militer Odesa seperti dikutip kantor berita Reuters.

Salah satu kapal yang membawa 40.000 ton gandum berangkat menuju Ethiopia, tempat adanya “kemungkinan kelaparan massal yang nyata”, imbuh sang menteri.

Jokowi yakin kesepakatan akan berlanjut

Presiden Jokowi yakin bila kedua pemimpin negara datang ke Bali dan berdiskusi, Inisiatif Laut Hitam dapat dilanjutkan.

“Karena sekali lagi, ini tentang keamanan pangan semua orang di dunia. Kalau ini tidak terjadi, akan terjadi kelaparan, akan terjadi kematian. Ini yang harus kita hindari,” kata Jokowi kepada wartawan BBC News, Karishma Vaswani.

Sementara itu, Presiden Putin belum memutuskan untuk menghadiri KTT G20 di Bali, mengatakan ia “akan pikir-pikir”. Dilansir Reuters, Putin mengatakan jika ia tidak hadir, ia akan mengirim pejabat tinggi Rusia untuk mewakilinya.

Presiden Zelensky juga belum memastikan akan datang ke Bali. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, pada hari Selasa (01/11) menyerukan dalam sebuah Twit agar undangan Putin ke G20 dicabut dan Rusia dikeluarkan dari G20, karena memerintahkan serangan rudal ke infrastruktur Ukraina.

Presiden Vladimir Putin

Sumber gambar, Reuters

Keterangan gambar, Presiden Putin belum memutuskan untuk hadir ke KTT G20 di Bali.

Presiden Jokowi juga mengonfirmasi bahwa Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden akan hadir di KTT G20. Ia berharap Presiden Xi dapat bertemu tatap muka dengan Presiden AS Joe Biden.

“Kalau Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden dapat bertemu dan berbicara, itu akan sangat bermanfaat bagi dunia, jika dalam pertemuan itu mereka bisa sepakat untuk membantu dunia pulih,” kata Jokowi.

KTT G20 dijadwalkan pada tanggal 15-16 November 2022 di Bali.

Acara ini merupakan puncak dari serangkaian acara yang diadakan sejak awal tahun. Tiga isu utama yang akan dibahas adalah kesehatan, transisi menuju energi terbarukan, dan transformasi digital.

Pertemuan tahun ini dibayang-bayangi oleh konflik di Ukraina serta ancaman resesi global. Indonesia sebagai tuan rumah berharap dapat menjadi penengah, dan berusaha mempertahankan fokus pertemuan pada penyelesaian isu-isu global.