Habitat Satwa Liar di Bandung Barat Terus Terancam

- Selasa, 5 Oktober 2021 | 18:12 WIB
[ilustrasi satwa liar anjing hutan atau ajak] Kelangsungan hidup satwa liar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari tahun ke tahun terus terancam. (Wikimedia Commons/Davidvraju (CC))
[ilustrasi satwa liar anjing hutan atau ajak] Kelangsungan hidup satwa liar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari tahun ke tahun terus terancam. (Wikimedia Commons/Davidvraju (CC))

NGAMPRAH, AYOBANDUNG.COM — Kelangsungan hidup satwa liar di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dari tahun ke tahun terus terancam.

Mereka harus bertahan hidup di tengah gencarnya praktik perburuan dan terus tergerus habitat aslinya. 

Kondisi tersebut bisa dilihat dari banyaknya kasus satwa liar menyerbu pemukiman penduduk, baik di wilayah selatan atau pun wilayah Utara Bandung Barat.

Mereka berperilaku seperti itu disebabkan karena habitat mereka terancam, baik oleh perburuan atau tempat tinggalnya yang tergusur. 

"Di wilayah Utara kita sering dengar berita monyet menyerbu pemukiman, sedangkan di Selatan kita tahu ada kasus ajak menyerang ternak. Ini bukti bukan mereka kejam, tapi kelangsungan hidupnya terancam," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB, Undang Husni Thamrin, Selasa 5 Oktober 2021. 

Undang menjelaskan terancamnya habitat satwa liar di KBB karena masifnya pembangunan destinasi wisata, pembukaan area pertanian, hingga pemukiman penduduk. 

"Dari tahun ke tahun memang habitat satwa liar ini terus terancam. Kita khawatir juga. Makin besar pertumbuhan penduduk, ternyata makin mengancam satwa," tambahnya. 

Dengan kondisi ini, Undang mengajak segenap masyarakat untuk tetap melestarikan habitat satwa, melakukan perburuan, serta stop membeli dan memelihara satwa langka.

Undang menyarankan, jika mempunyai menyukai satwa baik langka atau liar, lebih baik datang saja ke kebun binatang. Di sana  bisa dengan leluasa melihat berbagai aneka satwa, yang jarang ditemukan di sekitar  kita.

"Banyak hewan yang dilarang untuk dipelihara, itu sebaiknya jangan dipelihara. Karena nanti kita akan memutus rantai ekosistem di habitat aslinya," tambahnya. 

Pelarangan membeli dan memelihara satwa langka tersebut, menjadi salah satu kampanye bertepatan dengan peringatan Hari Hewan se-Dunia, pada 4 Oktober 2021.

Undang menyebutkan, kampanye yang digulirkan pada Hari Hewan se-Dunia tersebut, sarat dengan pesan moral berkaitan dengan menjaga ekosistem lingkungan.

Menurutnya, masyarakat harus peduli terhadap satwa dengan menjaga lingkungannya. Apabila satwa diambil dari ekosistemnya, maka  ada rantai makanan akan terputus.

"Itu akan mengancam keselamatan manusia juga," jelasnya.

Halaman:

Editor: Aris Abdulsalam

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X