Academia.eduAcademia.edu
Riwayat Hidup Abdul Aziz atau yang dikenal dengan Imam Samudra lahir di Jalan Semau’un bakri 201, Desa Lopang Gede, Kampung Lopang RT 04/RW 01 pada 14 Januari 1970/1971. Tahun kelahiran dari sumber: http://siap-sekolah.s3.amazonaws.com/38242/files/2013/11/Aku-Melawan-Teroris.pdf .[pdf] memang ditulis 1970/1971 Beliau lahir dari pasangan Akhmad Syihabuddin bin Nakha’I dengan Embay Badriyah binti Sam’un. Keluarganya merupakan keluarga yang sangat taat beragama dan beliau tumbuh dalam kehidupan tradisi Persis (Persatuan Islam). Dari garis keturunannya, Imam Samudra termasuk keturunan dari Kyai Wasyid, salah satu tokoh Muslim di Banten yang berkontribusi memberikan perlawanan terhadap penindasan kolonial Belanda yang mayoritas beragama Nasrani dalam tragedi “Geger Cilegon 1888” Tjakradiningrat dalam Sejarah Kolonial. http://www.nimusinstitute.com/tjakradiningrat-dalam-sejarah-kolonial. Pada usia tujuh tahun, Imam Samudra bersekolah di Madrash Ibtida’iyah Al Kahiriyyah, sekaligus bersekolah juga di SDN 9 Serang. Pendidikan di dua lembaga pendidikan yang berbeda ini membuat Imam Samudra tak asing dengan pergaulan yang tidak berlatarbelakang keislaman. Kehidupan di masa anak-anak beliau dilewati dengan berbagai kegiatan yang didominasi dilakukan di Sekolah Dasarnya, bukan di Madrasahnya. Misalnya, kegiatan lomba cerdas cermat, lomba puisi, lomba matematika dan lomba-lomba lainnya. Imam Samudra juga termasuk murid cerdas di Sekolahnya. Pada akhirnya, Imam Samudra memutuskan untuk berhenti sekolah di Madrasah Ibtida’iyah di kelas 3 karena kesibukannya mengikuti kegiatan di sekolahnya. Memasuki SMP, beliau memutuskan untuk masuk ke SMPN 4 Serang. Sewaktu beliau di kelas 1, beliau sudah menemukan konflik batin terhadap kebathilan yang beliau lihat. Awal mulanya adalah ketika beliau mengikuti pesantren ramadhan yang diadakan oleh Muhammadiyah dan Persis (Persatuan Islam), dimana beliau mengetahui apa arti bid’ah, apa itu syirik dan apa itu Islam secara mendalam. Beliau juga mendapati bahwa beberapa hal yang beliau lihat di SMPnya adalah haram di mata Allah, seperti pergaulan dengan perempuan yang bukan muhrim, aurat yang diperlihatkan oleh mayoritas perempuan di SMPnya, dan ditambah dengan kenyataan bahwa mayoritas temannya meninggalkan solat ketika sedang bersekolah. Menyadari kenyataan itu, Imam Samudra memantapkan hati untuk kembali ke pesantren kelak jika sudah lulus SMP. Setelah lulus SMP, beliau kembali ke pendidikan agama dan masuk ke Madrasah Aliyah Negeri 1 Serang http://tempo.co.id/harian/profil/prof-imamsamudra.html. Di masa sekolah MA, beliau memiliki hobi membaca novel dan buku islami. Kebiasaan membaca buku-buku islami, salah satunya yang sangat dimaknai oleh Imam Samudra yaitu Ayatur Rahman fie Jihadi Afghanistan (Tanda-tanda kekuasaan Allah dalam jihad di Afghanistan), membuat Imam Samudra sangat berkeinginan untuk menjadi mujahidin Islam dan terobsesi untuk pergi ke Afganistan. Kepergiannya ke Afganistan pada akhirnya menjadi cikal bakal pemikiran jihadnya untuk memerangi Amerika Serikat dan sekutunya. Pemikirannya tentang jihad sebenarnya sudah diilhami dari cerita keluarganya tentang eyang buyutnya, Kyai Wasyid, yang merupakan pahlawan Banten dan memerangi Belanda secara jihad dan hingga sekarang sosoknya menjadi patung simbol kota Banten. Namun sewaktu kecil, Imam Samudra belum mengerti mendalam apa jihad itu dan kepada siapa jihad wajib dilakukan. Keinginan membenarkan aqidah kaum muslim semakin besar ketika masuk SMP, dimana heterogenitas disana cukup besar. Ideologinya tentang jihad juga semakin besar ketika berada di Afganistan, karena disana beliau langsung melihat betapa kejinya Amerika Serikat dan sekutunya membunuh warga sipil yang tidak berdaya. Selain itu, Imam Samudra juga menyoroti beberapa perlakuan AS dan sekutunya terhadap negaraa Islam, seperti embargo AS ke Irak tahun 1991, embargo AS ke Afganistan, dan penyerangan Israel ke Palestina Beliau juga memaknai potongan ayat berikut : “…Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. al-Taubah: 36). http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1-2006-ricosetyon-728-BAB3_110-7.pdf Selain itu , Imam Samudra menekankan perjuangan untuk membalas serangan AS dan sekutunya dengan potongan ayat Al-quran seperti : “Dan jika kamu mengadakan pembalasan, maka balaslah dengan balasan yang setimpal dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu …” (Q.S An-Nahl:126) Mengenai objek target operasinya mengapa di Indonesia, hal ini terkait dengan bahwa Imam Samudra ingin membersihkan tanah kelahirannya dari keberadaan antek-antek AS terlebih dahulu. Alasan beliau memilih Bali karena memilih objek homogen lebih mudah daripada heterogen, maka dari itu mereka memilih Paddy’s Club di Bali sebagai target operasi karena disana tempat berkumpul warga AS dan Australia dalam jumlah cukup banyak. http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain-gdl-s1-2006-ricosetyon-728-BAB3_110-7.pdf