Academia.eduAcademia.edu
LAPORAN PRAKTIKUM I BOTANI PHANEROGAMAE PINOPHYTA (CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA & GNETOPSIDA) Selasa, 01 April 2014 Dosen Pengampu : Asep Mulyani M.Pd Asisten : 1. Ali Nurdin 2. Rini Sulastri Disusun oleh : DESI WINARSIH (14121610672) BIOLOGI A / IV PUSAT LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2014 PRAKTIKUM I PINOPHYTA (CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA & GNETOPSIDA) Tujuan Untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta. Untuk membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta Dasar teori Pinophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai kekhasan bijinya yang telanjang. Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinopyta bijinya tidak tumbuh dijaringan bakal buah.pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akn berkcambah pada oval yang terbuka atau telanjang dan selanjutnya akan menembus jaringan oval (Campbell, 2003 :173). Pinophyta terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang berkayu, dengan bermacam-macam habitus. Kayunya berasal dari berkas-bekas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka karena adanya kambium yang memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Bagian xylem tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayu, bagian floem tidak terdapat sel-sel pengiring (Tjitrosoepomo, 2010 : 8-9) Divisi Pinophyta di daerah tropis ada tiga kelas, yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Sedangkan Ginkgopsida, hanya ditemukan di daerah Subtropis. Cycadopsida diwakili oleh Ordo Cycadales, familinya Cycadaceae dan Zamiaceae. Coniferopsida dengan Ordonya Coniferales dengan beberapa family yaitu Pinaceae, Araucariaceae, dan Cupresaceae. Gnetopsida diwakili oleh Gnetales, Effedraceae, dan Welwitsiaceae (Mulyani, 2014 : 105). Tumbuhan yang termasuk ke dalam Pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomis, menarik secara biologi, dan sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karena tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang, dan fosilnya relative lengkap terdokumentasikan (Kimball, 1999 : 123). Alat dan bahan Alat Lup Silet atau cutter Bahan Famili Cycadaceae : Cycas rumphii (pakis haji) Famili Pinaceae : Pinus merkusii (pinus) Famili Gnetaceae : Gnetum gnemon (melinjo) Prosedur kerja Diamati spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya. Diamati dan dibandingkan alat repsoduksinya, yaitu letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut Diamati dan dibandingkan letak dan bentuk makrosporofil ketiga tumbuhan tersebut Digambar bagian-bagian tumbuhan, yaitu: percabangan tumbuhan strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, dan beri keterangan bagian-bagian tumbuhan tersebut. HASIL PENGAMATAN PINOPHYTA ...................................... Divisio : …………………………………………… Classis : …..……………………………………….. Subclassis : …………………………………………… Ordo : …..……………………………………….. Familia : ………..………………………………….. Genus : …………………………………..……….. Species : ……………………………………..…….. Ciri-ciri umum: a.   Batang (Caulis) Habitus (perawakan)    Monopodial/ simpodial            Bentuk/ segi penampang : : : ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. b.   Daun (Folium) Macam daun Letak/ duduk daun (Filotaksis) Bentuk daun (Circumscriptio) Pertulangan/ urat daun Tepi daun (Margo folii) Ujung daun (Apex folii) Pangkal daun (Basis folii) : : : : : : : ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ………………………………………..       Strobilus Letak jantan Letak betina Mikrosporofil Letak Jumlah Makrosporofil Letak Jumlah : : : : : : ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. ……………………………………….. Distribusi seks : ……………………………………….. Pembahasan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang Pinophyta (Cycadopsida, Coniferopsida dan Gnetopsida) dengan tujuan untuk menemukan ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta dan untuk membedakan ciri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta. Divisi Pinophyta memiliki biji yang terbuka. Biji tersebut merupakan alat kelamin tumbuhan yang di dalamnya memiliki sel kelamin yang berupa strobilus. Bahan yang digunakan untuk melakukan praktikum ini, yaitu Cycas rumphii (pakis haji), Pinus merkusii (pinus), dan Gnetum gnemon (melinjo). Berikut ini pembahasan tentang praktikum yang telah dilakukan. Cycas rumphii (pakis haji) Scientific classification Kerajaan : Plantae Divisi : Pinophyta Kelas : Cycadopsida Ordo : Cycadales Family : Cycadaceae Genus : Cycas Spesies : Cycas rumphii Cycas rumphii merupakan tanaman hias dari family Cycadaceae. Memiliki habitus pohon (tumbuhan berkayu dengan satu batang utama), berkayu tidak atau sedikit sekali bercabang, teras besar, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran dan terlihat berjenis monopodial (kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetativ dan hanya mati kalau terjadi kerusakan) karena sumbu utama batang dari bawah hingga atas terlihat jelas. Kemudian segi penampangnya terlihat bulat. Sebagian akarnya dinamakan akar bunga karang, yang didalamnya terdapat ganggang biru Anabaena yang dapat mengikat Nitrogen di udara (Tjitrosoepomo, 2010 : 16). Daun Cycas rumphii terlihat berjenis daun majemuk. Kemudian pada pertulangan daunnya terlihat menyirip. Daun Cycas rumphii pada bagian tepinya terlihat rata dengan bentuknya yang memanjang dan filotaksisnya roset. daun yang masih muda biasanya menggulung seperti daun paku. Sporofil tersusun atas strobilus yang berumah dua (dioecious). Strobilus selalu berada di terminal (ujung), tanpa bagian-bagian yang menyerupai daun pada pangkalnya. Strobilus jantan , terdiri atas banyak sporofil yang berbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium. Strobilus betina, sporofilnya berbentuk sisik berbagai menyirip dengan dua samapi lima bakal biji. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen yang tebal. Makroprotalium besar, pada bagian yang menghadap mikrofil terdapat ruang arkegoium dengan beberapa arkegonium dibawahnya yang mempunyai sel telur yang besar, inti saluran perut yang segera lenyap, dan dua sel dinding leher. Bakal biji mengluarkan tetes penyerbukan untuk menangkap sebrbuk sari yang ketika jatuh membentuk suatu sel protalium dengan sel generatif. Bersama dengan pembentukan buluh serbuk sari, sel generatif lalu membelah menjadi sel tangkai dan sel spermatogen. Sel spermatogen akan membelah lagi menjadi dua sel sperma, yang masing-masing menjelma menjadi spermatozoid yang dapat bergerak dengan bebas. Dari penyerbukan sampai terjadinya pembuahan diperlukan waktu sampai beberapa bulan (Kimball, 1999 : 132). Berikut ini gambar strobilus Cycas rumphii betina: Spesimen yang diamat setelah Cycas rumphii ialah Pinus merkusii atau biasa dikenal dengan nama lokal pinus. Pinus merkusii tergolong ke dalam kelas Coniferopsida, berikut ini merupakan klasifikasinya:   Pinus merkusii (pinus) Scientific classification Kerajaan : Plantae Divisi : Pinophyta Kelas : Coniferopsida Ordo : Pinales Family : Pinaceae Genus : Pinus Spesies : Pinus merkusii Pinus merkusii sekilas mirip seperti cemara, namun jika dilihat lebih detail, antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Habitus batang Pinus merkusii terlihat sangat jelas berjenis pohon atau tumbuhan berkayu, karena berbahan kayu yang keras. Bentuk atau segi penampang batang Pinus merkusii terlihat bulat. Pinus merkusii dari pangkal batang hingga ujung terlihat jelas sumbu utamanya, sehingga digolongkon ke dalam jenis monopodial. Daun Pinus merkusii terlihat berjenis daun majemuk karena dalam satu daun terlihat dua helaian atau bercabang, sehingga seperti terlihat terdapat dua jarum, karena bentuk daunnya berbentuk jarum. Letaknya tersebar pada sirung panjang, atau pada sirung panjang terdapat daun-daun yang berdaging sedang pada sirung pendek terdapat daun-daun berbentuk jarum. Jarum-jarum tersebut mempunyai satu atau dua berkas pembuluh pengangkutan dan saluran resin. Permukaan daunnya halus dan tidak bersegmen. Tepi daunnya terlihat rata dengan pertulangan pita (Kimball, 1999 : 141). Pinus merkusii berumah satu (monoecious), karena dalam satu tumbuhan terdapat strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan terdapat pada aksilar (ketiak) atau terminal (ujung) pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun dalam suatu spiral dengan dua kantong sari. Bentuk strobilus jantan berbentuk memanjang. Strobilus betina berada pada terminal (ujung) atau aksilar (ketiak) dengan banyak sisik penutup yang tersusun dalam spiral. Bentuk strobilus betina lebih membulat dan terdapan lekukan-lekukan. Pada ketiak penutup terdapat terdapat satu sisik biji dengan pada sisi atasnya dua bakal biji yang mikropilnya menhadap ke sumbu. Sisik penutup atau sisik biji setelah penyerbukan akan membesar dan mengayu hingga terjadi buah yang berbentuk kerucut. (tjitrosoepomo, 2010 : 24-25). Berikut ini gambar strobilus Pinus merkusii: Spesimen yang diamat setelah Pinus merkusii ialah Gnetum gnemon atau biasa dikenal dengan nama lokal Melinjo. Gnetum gnemon tergolong ke dalam kelas gnetopsida, berikut ini merupakan klasifikasinya: Gnetum gnemon (melinjo) Scientific classification Kerajaan : Plantae Divisi : Pinophyta Kelas : Gnetopsida Ordo : Gnetales Family : Gnetaceae Genus : Gnetum Spesies : Gnetum gnemon Gnetum gnemon memiliki beberapa persamaan dengan Cycas rumphii, yaitu diantaranya dalam aspek habitus, segi penampang batang, dan distribusi seksnya. Kedua tumbuhan tersebut sama-sama berjenis pohon pada habitusnya, segi penampangnya sama-sama berbentuk bulat dan distribusi seksnya sama-sama  dioecious, yaitu dalam satu tumbuhan hanya terdapat salah satu jenis kelamin saja. Pada satu pohon Gnetum gnemon hanya terdapat strobilus jantannya saja, sedangkan strobilus betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda. Strobilus Gnetum gnemon baik jantan maupun betina, sama-sama terlihat terletak pada sisi ketiak (aksilar). Begitupun dengan mikrosporofil pada jantan dan makrosporofil pada betina, keduanya terdapat di dalam strobilus yang jumlahnya banyak (Kimball, 1999 : 159). Gnetum gnemon pada habitus batangnya terlihat berjenis pohon karena keras, banyak bercabang-cabang dan berkayu. Gnetum gnemon sumbu batangnya dari pangkal hingga ujung tidak terlihat jelas, maka jenis batang yang seperti ini disebut simpodial. Batangnya mempunyai kambium floeterma, dan buluh-buluh kayu, tanpa saluran resin. Filotaksis (susunan dari daun-daun sepanjang batang atau cabang) daun Gnetum gnemon terlihat berhadapan atau opsita (dua daun terletak pada satu nodus, masing-masing pada satu sisi). Daun ini terlihat tunggal (terdiri dari satu helai daun (lamina), tanpa adanya persendian (artikulasi) pada dasar) dan pada pertulangan daunnya terlihat menyirip, seperti sirip ikan. Tepi daun Gnetum gnemon terlihat rata. Bunga majemuk, bercabang-cabang dikasial keluar dari ketiak daun. Ujung bunga majemuk, berbentuk bulir dengan bunga yang berkarang dalam ketiak dua daun pelindung yang berlekatan. Bentuk strobilus Gnetum gnemon jantan dengan betina sangat berbeda. Pada jantan, strobilusnya berbentuk bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus yang berbentuk benang terdapat satu sampai dua kantong sari. Sedangkan pada betina, terlihat membulat besar dan berbentuk lonjong dengan tenda bunga berbentuk pembuluh dengan satu bakal biji di dalamnya yang mempunyai dua integumen. Biji diselubungi suatu mantel yang terdiri atas integumen luar yang menjadi keras dan tenda bunga yang berdaging dan akhirnya berwarna merah jika buah telah masak (Tjitrosoepomo, 2010 : 30-31). Gnetum gnemon banyak ditanam dipekarangan-pekarangan. Karena banyak manfaatnya, seperti daun yang masih mudah bisa dibuat sayur, demikian dengan buahnya. Bijinya dimanfaatkan untuk pembuatan emping. Sedangkan serabut kulitnya dipakai untuk pembuatan jala yang kuat dan tahan air laut. Berikut ini adalah bentuk strobilus jantan dari Gnetum gnemon: Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut ini: Ciri-ciri Divisi Pinophyta yaitu berbiji terbuka. Kelas Cycadopsida memiliki daun majemuk yang memanjang dengan distribusi seks dioecious. Kelas Gnetopsida memiliki daun tunggal yang pertulangan daunnya menyirip dan distribusi seksnya  dioecious. Kelas Coniferopsida, daunnya majemuk dengan bentuk jarum dan distribusi seksnya monoceous. DAFTAR PUSTAKA Campbell, A Neil, dkk. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Dasuki, Undang Ahmad, 1992. Fitografi. Bandung: Pusat Ilmu Hayati ITB Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga. Mulyani, Asep. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syekh Nurjati Press. Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sophielfada, Vivi. 2013. Laporan Praktikum Botani Phanerogamae. http://vivisophieelfada.blogspot.com (05.03.2014/20:13) Pertanyaan diskusi Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta? Jelaskan perbedaan strobilus jantan dengan strobilus betina pada Cycas rumphii? Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Pinus merkusii? Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Gnetum gnemon? Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida? Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar? Jawab: Ciri khusus tumbuhan yang termasuk Pinophyta ialah memiliki biji yang terbuka berupa strobilus. Strobilus jantan Cycas rumphii terdapat di tengah dan berbentuk mengerucut. Sedangkan pada betina berlekuk-lekuk pada sisinya seperti keris dengan bulatan hijau besar pada ketiak sisi tersebut. Strobilus Pinus merkusii jantan memanjang dan ramping. Sedangkan betina lebih besar agak membulat, oval, dan memiliki lekukan-lekukan. Strobilus Gnetum gnemon jantan yaitu memiliki bulatan kecil dan mengelilingi subu strobilus. Sedangkan pada betina lebih besar dan berbentuk lonjong. Perbedaannya yaitu pada Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya dioecious. Pada Coniferopsida, memiliki daun majemuk berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya monoceous. Kemudian pada Gnetopsida, daunnya tunggal bertulang daun menyirip, termsauk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious. Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adalah gambar pergiliran keturunannya: