Tari Pendet, Iconic Bali

Salah satu hal iconic yang tidak bisa terlepas ketika membicarakan tentang Pulau Bali adalah tarian tradisionalnya. Tari Bali memang telah terkenal hingga ke manca negara, sehingga banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri berkunjung ke Bali salah satunya untuk melihat pementasan tari tradisional secara langsung. Salah satu tarian yang terkenal akan keunikannya adalah tari Pendet. Tarian yang dipentaskan berkelompok ini memiliki ciri khas, yaitu penarinya akan membawa wadah perak yang dihiasi dengan janur dan berisikan bunga berwarna-warni. Pada saat akhir tarian terdapat gerakan menaburkan bunga dari wadah yang telah dibawa oleh penari sejak awal tarian. Karena terdapat koreografi tersebut, tari Pendet kerap kali ditampilkan untuk melakukan penyambutan ataupun sebagai pembukaan acara-acara besar. Namun apakah benar sejak awal diciptakan tari Pendet memang berfungsi sebagai tari penyambutan?


Sebelum mengulas lebih lanjut ada baiknya kita mengetahui fungsi dari tari Bali itu sendiri secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tari Wali, tari Bebali dan tari Balih-balihan.

  1. Tari Wali atau tarian yang sakral dan religius. Tarian ini berfungsi sebagai pelengkap pelaksana dalam upacara keagamaan yang biasa dipentaskan di Pura. Umumnya tarian yang masuk ke dalam fungsi tari Wali ini tidak menggunakan lakon. Contohnya tari Rejang, tari Baris Gede, tari Topeng Sidakarya.
  2. Tari Bebali adalah seni tari yang berfungsi sebagai pengiring upacara yang biasa dipentaskan di luar area Pura. Pada umumnya tarian yang masuk ke dalam fungsi tari Bebali ini memakai lakon. Contohnya drama tari, tari Topeng, tari Arja.
  3. Tari Bali-balian atau tarian yang menghibur, adalah segala tari yang mempunyai unsur suka cita, kerap kali dipentaskan untuk memeriahkan acara, beberapa tarian yang tergolong dalam fungsi tari ini melibatkan penonton dalam tariannya. Contohnya, tari Legong, tari Oleg Tamulilingan, tari Joged Bumbung.

Setelah mengetahui fungsi umum dari tari Bali, dapat kita lihat bahwa tari Pendet memiliki dua fungsi, yang pertama sebagai tari Wali yang bersifat sakral dan merupakan bagian dari ritual keagamaan, serta yang kedua sebagai tari balih-balihan yang dipentaskan ketika menyambut tamu ataupun pembukaan sebuah acara.

Pada awalnya, tari Pendet merupakan tarian upacara yang mempunyai makna sakral sebagai bagian dari ritual keagamaan dan ditampilkan di Pura untuk menyambut kehadiran para Dewa. Para penari tampil dengan membawa alat-alat upacara yang akan dipersembahkan, seperti canang, dupa, kepingan uang logam, kendi, dan lain-lain. Busana yang dikenakan oleh penari tergolong sederhana yaitu pakaian untuk sembahyang, namun karena dampak dari perkembangan zaman, tari Pendet juga mulai ditempilkan untuk keperluan hiburan.Walaupun yang dipentaskan sebagai hiburan adalah tari Pendet yang telah mengalami penyusunan ulang, tanpa menghilangkan nilai religi dan keindahannya.

Kemudian awal mula tari Pendet terkenal sebagai tari penyambutan yaitu pada saat presiden Soekarno membuka ajang olahraga ASEAN Games tahun 1960, dimana ditampilkan tari Pendet untuk menyambut pembukaan acara tersebut. Kemudian setelah itu muncul kebiasaan untuk menyambut presiden atau tamu-tamu negara di lapangan udara dengan menarikan tari Pendet yang megah. Tari pendet penyambutan dibuat agar dapat menarik perhatian penonton, sehingga dibawakan dengan busana yang didominasi dengan warna emas dan warna-warna cerah lainnya. Para penari pun didandani dengan riasan wajah serta dipakaikan perhiasan seperti anting-anting dan gelang sebagai aksesoris.

Sehingga sampai saat ini tari Pendet dikenal sebagai tari yang digunakan untuk persembahan pada saat upacara keagamaan serta digunakan sebagai tari penyambutan saat ada suatu acara.

Tinggalkan Balasan