Universitas Airlangga Official Website

Potensi Bunga Mawar sebagai Terapi Herbal Pengobatan Diabetes

Foto oleh Pinterest

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu grup penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) berkepanjangan. Sesorang dinyatakan mengalami hiperglikemia apabila memiliki kadar glukosa darah > 200 mg/dL. Hiperglikemia pada DM disebabkan adanya gangguan pankreas mensekresi insulin, mengalami resistensi insulin dan atau keduanya. Kondisi hiperglikemia yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan kronis dan kegagalan sistem organ vital, terutama pada mata, ginjal, syaraf, pembuluh darah, dan hati. Prevalensi global DM pada penderita dewasa mengalami peningkatan dalam beberapa tahun. Adanya peningkatan prevalensi tersebut sebagai akibat dari penyebaran penduduk yang cepat dan perubahan gaya hidup yang dramatis yang terjadi di berbagai negara. Hasil Riskesdas oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata prevalensi DM di Indonesia untuk usia 15 tahun sebesar 6,9%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 10,9% pada tahun 2018.

Diabetes mellitus dibagi menjadi; DM Tipe-1 terjadi kerusakan permanen pada sel beta pankreas sehingga tidak mampu menghasilkan insulin, hal ini biasanya terjadi karena autoimun, DM Tipe-2 terjadi kondisi resistensi insulin, pankreas mampu menghasilkan hormon insulin namun terjadi kerusakan pada sel reseptor penerima insulin, DM gestasional yaitu diabetes yang terjadi pada masa kehamilan. Saat terjadi hiperglikemia akan mengakibatkan banyak reaksi-reaksi kimia yang buruk di dalam sel. Beberapa hal yang mungkin terjadi pada penderita diabetes antara lain terjadi peningkatan oksidasi glukosa dan protein melalui berbagai jalur kimia yang akan menghasilkan residu-residu yang berbahaya bagi tubuh. Reaksi tersebut juga akan menghasilkan produk sampingan yang disebut dengan Reactive Oxygen Species (ROS), ROS ini memiliki peran untuk mengakibatkan kerusakan sel didalam tubuh, kondisi ini disebut stress oksidatif. Diabetes juga dapat meningkatkan radikal bebas dan biomarker malondialdehyde (MDA) yang merupakan indikator terjadinya peroksidasi lipid dan stress oksidatif. Produksi biomarker ini menunjukkan bahwa resistensi insulin, stress oksidatif dan radikal bebas memiliki peranan penting dalam patogenesis resistensi insulin dan gangguan pensinyalan insulin.

Peningkatan radikal bebas di dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan membran sel lipid, protein sel, dan asam nukleat yang akhirnya mengakibatkan kematian sel. Mekanisme yang paling mungkin dilakukan oleh stress oksidatif dalam memperparah komplikasi dapat melalui autooksidasi glukosa, penuruan produksi molekul-molekul antioksidan seperti gluthatione dan vitamin E, serta mengaktifkan enzim penghambat antioksidan seperti katalase dan superoksida dismutase (SOD).

Salah satu terapi diabetes dapat dilakukan dengan menggunakan pengobatan herbal. Dewasa ini banyak masyarakat di Indonesia yang beralih ke penggunaan obat herbal dibandingkan obat kimia terutama dalam menangani diabetes. Efek samping jangka panjang yang akan ditimbulkan obat kimia dijadikan alasan utama penggunaan terapi herbal. Bunga Mawar (Rosa damascena) merupakan suatu jenis tanaman semak dari keluarga Rosaceae genus Rosa, dan memiliki lebih dari 100 jenis spesies mawar. Bunga mawar cukup mudah perawatannya, bunga ini dapat tumbuh sekitar 1-5 meter di tanah liat berpasir, subur, gembur serta memiliki sitem drainase yang baik. Di Indonesia bunga ini banyak sekali ditemukan di daerah berudara sejuk atau sekedar dijadikan tanaman hias di rumah.

Bunga mawar selain sebagai tanaman hias juga merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Berbagai macam produk seperti minyak bunga mawar. Air mawar, bunga kering dapat dimanfaatkan secara komersial atau dikonsumsi. Studi farmakologi menunjukkan bahwa bunga mawar memiliki kandungan senyawa fenolik yang banyak. Senyawa fenolik yang ditemukan antara lain flavonoid, glikosida, terpen dan antosianin. Selain itu bunga mawar juga mengandung vitamin C dalam jumlah yang cukup tinggi (45 mg/100g), vit A, B1, B2, B3 dan K, asam sitrat, asam malat pektin, tannin, karotenoid dan asam galat 27,64 mg/g. Antosianin ini merupakan salah satu antioksidan yang dapat digunakan sebagai antidiabetes melalui aktivitas penghambatan enzim α-glikosidase. Penelitian yang dilakukan Gholamhoseinian (Turki) menunjukkan ekstrak methanol bunga mawar dengan dosis antara 100-1000 mg/kg dapat menurunkan kadar glukosa darah melalui penghambatan aktivitas α-glucosidase sebesar 98% dibandingkan dengan pemberian acarbose yang hanya mencapai 51%. Studi ini mengungkapkan bahwa antosianin memiliki kemampuan dalam menghambat enzim α-glukosidase dan α-amilase pankreas sehingga proses penyerapan glukosa pada saluran cerna juga akan terhambat. Hal ini menunjukkan bahwa antosianin memiliki mekanisme kerja membatasi pelepasan glukosa dalam darah. Selain itu, dari beberapa penelitian, dapat dirangkum bahwa antosianin dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan pengambilan glukosa pada organ vital seperti otot dan jaringan lemak.

Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui bahwa bunga mawar memiliki potensi sebagai obat terapi diabetes. Namun, hal yang perlu diingat terapi herbal ini bukan berarti menggantikan peran obat kimiawi secara keseluruhan dikarenakan mekanisme kerja kedua zat yang berbeda. Hasil penelitian mengenai potensi bunga mawar untuk terapi herbal diabetes yang dipaparkan juga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat.

Penulis: Bilqis Inayatillah

Link Jurnal: https://www.researchgate.net/publication/351245527_Hypoglycemic_Effects_of_Rosa_damascena_Mill_Ethanolic_Extract_on_Blood_Glucose_Levels_and_Diameter_of_Langerhans_Pancreatic_Islets