MENGAPA FILSAFAT SOSIAL MASIH PENTING. INI PENJELASANNYA

(UINSGD.AC.ID)-Filsafat sosial menempuh kebalikan jalan observasi sosiologi. Sosiologi bermaksud untuk mencapai pengetahuan yang selalu bertambah eksak tentang data positif. Filsafat sosial itu adalah data ontologi dari segala sesuatu yang bersifat sosial, artinya inti sari dari hidup sosial itu dikembalikan ke pokok ada manusia. Yang tercetus dalam setiap dan segala data sosial yang konkrit, misalnya hubungan pokok perorangan dengan hidup bersama.

Dalam hal ini, aliran-aliran filsafat bersimpangan. Pandangan-pandangan mengenai kepentingan umum, mengenai bentuk pemerintahan, dasar hukum dan keadilan, bergantung pada tanggapan terhadap hubungan perorangan dengan kehidupan bersama. Pandangan penting juga artinya untuk penentuan norma-norma untuk mengatur segala konkrit hubungan antarmanusia.

Seperti masalah teologi, kehidupan sosial pun selalu menunda pertanyaan: Adakah kita berada di jalur
yang benar? Maka jawaban pun selalu dicoba-terapkan, kadang dengan banyak pertimbangan, kadang tidak. Seperti sebuah jawaban teologi pula, jawaban ide sosial pun sering menegasikan yang lain: mengatakan orang lain sebagai salah,bidâ’ah, kafir, tidak revolusioner, tidak demokratis, tidak nasionalis, tidak sadar gender, dll.

Pandangan-pandangan sosial inilah yang kemudian disebut sebagai ideologi. Jika Marx berpendapat bahwa agama itu candu, maka dapatlah kita katakan bahwa yang candu itu ideologi, termasuk Marxisme.

Tapi benarkah bahwa ideologi itu telah berakhir? Setidaknya, itulah pandangan Francis Fukuyama (1989). Pandangan yang berdalil pada runtuhnya komunisme di Eropa Timur dan berakhirnya perang
dingin itu menyatakan bahwa perjuangan ideologis telah berakhir dan konsensus internasional baru pada nilai-nilai pemerintahan demokratis dan pembangunan yang berorientasi pasar sedang menutup zaman kita.

Sayangnya untuk ramalan ini, kejadian-kejadian dunia segera membuktikan bahwa, bagaimanapun ini dapat menjadi tanda tertutupnya satu zaman, berakhirnya sejarah ini adalah benar-benar menjadi permulaan sejarah yang lain, yang digerakkan oleh gairah dan polaritasnya sendiri. Kejatuhan komunisme itu dibarengi dengan konflik etnis, religius, nasional yang sedang merambah negara-negara bekas Blok Timur dan negara-negara yang sedang membangun.

Pembersihan etnis di Ruanda, brutalisasi di Bosnia, pertentangan religius dan etnis di daerah Kaukasus,
perselisihan antar agama di India konflik-konflik seperti ini merupakan hal yang dapat mengingatkan sekaligus menyakitkan bahwa, bertentangan dengan ramalan-ramalan yang optimistik, politik di dunia belum mencapai konsensus dalam cara yang sama dan mengakhiri zaman modern. Untuk ketidakusaian sejarah itulah, filsafat sosial tetap penting.

Untuk mengetahui Buku Pengantar Filsafat Sosial karya M. Taufiq Rahman yang diterbitkan oleh LEKKAS dapat dilihat pada laman ini

WhatsApp
Facebook
Telegram
Print
Twitter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *