Museum Batik Pekalongan menempati bangunan peninggalan Belanda. Dulu, bangunan megah itu adalah kantor pabrik gula.
Museum Batik Pekalongan diresmikan pada 12 Juli 2006. Sebelumnya, bangunan yang ditempati museum ini sempat berganti-ganti fungsi.
Menurut penuturan edukator Museum Batik Pekalongan, Denny, pada mulanya bangunan museum ini digunakan sebagai kantor keuangan pabrik gula di keresidenan Pekalongan. Gedung itu diperkirakan dibangun antara 1906 hingga 1924.
"Pernah juga dijadikan balai kota Pekalongan, tempat berkantornya wali kota. Pernah juga dijadikan beberapa kantor instansi pemerintah sebelum jadi museum," kata Denny.
Meski telah berusia ratusan tahun, bangunan yang ditempati museum ini masih kokoh. Keaslian bangunan juga tetap dipertahankan.
"Sebagian besar orisinil. Untuk renovasi hanya pengecatan tapi secara struktur masih asli," ujarnya.
Nuansa Belanda memang kental terasa di Museum Batik Pekalongan. Pilar-pilar tinggi besar, dinding batu, hingga ubin abu-abu seolah menjadi napak tilas pendudukan Belanda di masa lampau.
Selain mengagumi kemegahan bangunan peninggalan Belanda, traveler tentunya dapat belajar mengenai batik di Museum Batik Pekalongan. Museum ini menyimpan hampir 1200 koleksi batik dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia.
Di sana terdapat 3 ruang pamer, ruang workshop, ruang audiovisual, aula, dan ruang dekranasda yang menjual kain-kain batik.
Traveler yang penasaran dapat berkunjung ke Museum Batik Pekalongan yang terletak di Jalan Jetayu Nomor 3, Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB.
Harga tiketnya adalah Rp 5 ribu untuk dewasa, Rp 2 ribu untuk anak-anak dan pelajar, dan Rp 10 ribu untuk turis mancanegara.
Simak Video "Pacu Adrenalin Dengan River Tubing di Ekowisata Petungkriyono, Pekalongan"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Pemilik Sriwijaya Air Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah, Ini Sosoknya
Viral Alat Belajar SLB Ditahan Ditagih Bea Cukai, Sri Mulyani Turun Tangan
Pelaku Pemerkosaan Wisatawan Pantai Pulau Merah Minta Damai, Dinsos Geram