Menuju konten utama
Profil Wilayah

Profil Kota Batam: Sejarah, Letak Geografis, dan Peta Wilayah

Profil Kota Batam dari sejarah Batam, letak geografis, dan peta wilayah Kota Batam, Kepulauan Riau.

Profil Kota Batam: Sejarah, Letak Geografis, dan Peta Wilayah
Peta Batam. foto/IStockphoto

tirto.id - Batam adalah salah satu Kota yang masuk ke dalam administrasi Provinsi Kepulauan Riau. Batam dikukuhkan menjadi sebuah Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1983.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka.

Sebagaimana ditulis laman JDIH Kota Batam, kota ini memiliki luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 Km2. Wilayah tersebut terdiri dari 12 Kecamatan dan 64 Kelurahan.

Kota ini berlokasi strategis karena berbatasan dengan dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Kondisi ini menjadikannya sebagai pusat perdagangan dan pelayaran internasional.

Sejarah Kota Batam

MASJID TANJAK DI BATAM

Sejumlah pengunjung berada di area Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (8/7/2022). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/aww.

Pulau Batam dahulunya bernama Pulau Batang. Menurut catatan sejarah, peradaban di Kota Batam sudah dimulai sejak 231 Masehi. Diperkirakan pada saat itu Pulau Batam dihuni oleh penduduk ras Melayu.

Pada abad ke 18 masa penjajahan Belanda dan Inggris, kedua pihak asing tersebut bersaing untuk menguasai perdagangan di perairan Selat Malaka.

Bandar Singapura yang maju dengan pesat kala itu, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya di lokasi itu.

Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dari gangguan patroli Belanda.

Pasca-kemerdekaan, tepatnya pada dekade 1970an, Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.

Dasar hukum keputusan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 41 tahun 1973.

Hingga pada 1983, Batam yang pada saat itu berstatus sebagai salah satu Kecamatan di Kepulauan Riau, diresmikan menjadi sebuah Kotamadya.

Letak Geografis Kota Batam

JEMBATAN BARELANG BATAM

Nelayan tradisional melintasi kawasan Jembatan Barelang di kelurahan Tembesi, Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (28/4/2018). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Kota Batam berbatasan langsung dengan sejumlah wilayah di sekitarnya. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Singapura dan Singapura. Kemudian, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lingga.

Selanjutnya sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karimun dan sebelah timur berbatasan dengan Pulau Bintan dan Tanjungpinang.

Sebagai wilayah kepulauan, tiga pulau utama di Kota ini yaitu Pulau Batam, Galang, dan Rempang saling terhubung oleh Jembatan Barelang.

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.

Jenis tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur. Cuaca di kota ini juga cenderung sering berubah sehingga jika dijadikan lahan pertanian, maka tanaman yang dapat tumbuh adalah tanaman yang tidak mengikuti musim.

Demografi Kota Batam

SARANA TRANSPORTASI ANTAR PULAU DI BATAM

Sejumlah warga berada di perahu 'pancung' atau perahu pompong saat melintas di wilayah perairan sekitar Pelabuhan rakyat Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Senin (21/2/2022). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna./YU

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 jumlah populasi Kota Batam mencapai 1.193.088 jiwa.

Penduduk Kota Batam mayoritas merupakan pemeluk agama Islam dengan persentase lebih dari 71 persen.

Selebihnya adalah pemeluk agama lain seperti Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Konghucu, dan Hindu.

Kota ini termasuk kota multikultural, penduduknya berasal dari beragam suku.

Suku asli Melayu adalah suku yang paling banyak mendiami Kota ini, disusul Jawa, Batak, Minangkabau, Tionghoa, Bugis, Madura, dan lain-lain.

Penduduk Kota Batam sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghantar resmi.

Namun demikian, bahasa daerah seperti bahasa Melayu, Minangkabau, Batak, Jawa, san dialek Tionghoa juga kerap dituturkan di Kota ini.

Perekonomian utama Kota Batam bergerak di sektor perdagangan, pariwisata, industri, dan transportasi.

Untuk melihat peta Kota Batam, Anda bisa mengakses melalui tautan berikut ini

Peta Kota Batam

Baca juga artikel terkait PROFIL KOTA BATAM atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno