Berita Solo Terbaru

Perahu Getek Riwayatmu Kini, Menteri PUPR Basuki Bikin Jembatan Gantung Hubungkan Solo-Mojolaban

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono berencana membuat jembatan gantung di atas Sungai Bengawan Solo.

TribunSolo.com/Adi Surya
Perahu Gethek yang digunakan warga Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dan Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono berencana membuat jembatan gantung di atas Sungai Bengawan Solo.

Jembatan tersebut menghubungkan Dusun Jagang, Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dan Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

"Saya punya ide, kalau bisa dibikin jembatan gantung sekalian menuju Sukoharjo," kata Basuki, Sabtu (12/6/2021).

Untuk diketahui, warga Dusun Jagang dan Kampung Beton saban harinya untuk mempercepat mobilitasnya biasa menggunakam perahu gethek.

Baca juga: 2.727 Pendaftar Dinyatakan Lolos SBMPTN UNS Solo 2021, Bisa Cek Lewat Link Ini 

Baca juga: Link Pengajuan Akun PPDB Online 2021 untuk SMA dan SMK di Solo & Jateng, Sudah Dibuka Mulai Hari Ini

Bila, air Sungai Bengawan Solo surut, mereka biasanya akan memanfaatkan jembatan sasak untuk melintas.

Itu kemungkinan tidak bisa dilihat lagi.

Pasalnya, Basuki berencana membangun jembatan gantung. Jembatan itupun bakal dikonsep kekinian.

"Kita buat lebih instagramable," ujarnya.

Untuk nasib pengemudi perahu, Basuki mengatakan itu akan didiskusikan bila konsep telah matang.

"Nanti kita diskusikan," ucapnya.

Tewas di Bengawan Solo

Seorang pria ditemukan tewas tenggelam di sungai di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Kanit Reskrim Polsek Mojalaban, Iptu Sadimin mengatakan, korban AS (26) merupakan warga Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban.

"Kegiatannya juga pengamen,” ujar Mulyanta kepada TribunSolo.com, Minggu (16/5/2021).

Dirinya sampaikan kejadian tersebut berawal dari laporan warga karena ada orang yang tenggelam.

Baca juga: Jangan Senang Dulu! Besok Operasi Ketupat Berakhir, Tapi Penyekatan Pemudik di Solo Sampai 24 Mei

Baca juga: Tragedi Perahu Wisata Lebaran Terbalik di Boyolali, Anak Kembar dan Ibu Ditemukan Tewas Berpelukan

Sesampainya di TKP, jasad sudah diangkat ke tepi aluran sungai untuk dilakukan evakuasi pemeriksaan.

“Langsung dibantu tim kesehatan, warga sekitar sudah diangkat untuk proses proses pemeriksaan,” katanya.

“Berdasarkan identifikasi tidak ada tanda tanda kekerasan dan memang itu murni kecelakaan,” tambahnya.

Menurutnya kronologinya, saat itu korban dan temannya Taufik sedang beristirahat untuk mengobrol di pintu air PBS.

“Diketahui dirinya hendak menolong temannya akan tetapi dirinya ikut tenggelam,” ujarnya.

Ia sampaikan Taufik terpleset jatuh ke aliran sungai tersebut dan sang korban refleks meloncat untuk menolong yang terjatuh.

“Dari kesaksian warga ia berusaha menolong temannya yang tiba-tiba terjatuh ke sungai dan pas ditolong temannya selamat,” ungkapnya.

Nahas sang korban ternyata tidak bisa menepi dan berujung terbawa arus dan meninggal dunia.

“Evakuasi dilakukan di sepanjang 100 meter dan dilakukan selama setengah jam,” ujarnya.

“Setelah ditemukan akhirnya pihak puskesmas setempat lakukan pemeriksaan di puskesmas,” tambahnya.

Pihak kepolisian mengaku langsung mengundang dan melibatkan pihak keluarga dalam evakuasi korban.

“Pihak keluarga tidak ingin melakukan otopsi dan jasad diserahkan kepada pihak keluarganya," terang dia.

Tewas di Jebakan Tikus

Iwan Supardi, warga Dukuh Ngampunan, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen harus meregang nyawa usai terseterum jebakan seterum tikus yang terpasang di petak sawah miliknya.

Atas kejadian itu, Ketua RT setempat, Sugimin mengatakan sudah rutin menyampaikan imbauan ke warganya untuk tidak memasang jebakan seterum tikus.

"Himbauan dari pemerintah desa sebenarnya tidak kurang-kurang, terus diberikan sosialisasi sebenarnya," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (13/05/2021). 

Namun, maraknya hama tikus yang tidak mempan disemprot obat, membuat petani tak punya pilihan lain. 

"Sekarang tikus disawah sudah tidak mempan disemprot obat hama, kalau pakai setrum listrik dinilai paling efektif," terangnya.

Baca juga: Cerita Pilu dari Sragen : Suginem Lihat Langsung Suami Meregang Nyawa, Tersengat Jebakan Tikus

Baca juga: Pamit Pergi ke Sawah Setelah Shalat Ied, Pria Ngrampal Sragen Ditemukan Tewas Kesetrum Jebakan Tikus

 Meninggalnya Iwan Supardi karena tersengat jebakan setrum tikus, merupakan kasus pertama yang terjadi di wilayahnya. 

"Semoga tidak ada kejadian lagi," ujarnya.

Sementara itu, polisi menemukan kawat listrik sepanjang 10 meter, patok terbuat dari kayu, serta sebilah bambu dengan panjang 2 meter di lokasi kejadian.

Kapolsek Ngrampal, AKP Hasto Broto mengungkap, Iwan Supardi meninggal karena jebakan setrum tikus, yang dipasang sendiri oleh korban.

"Korban tersebut adalah pemilik sawah dan yang membuat atau memasang kawat yang di aliri listrik untuk perangkap tikus adalah korban sendiri," ungkapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved