Mereka yang Bakal Menduduki Kursi Dewan: Pasutri Ini Jadi Legislatif, Wagiyo ke Provinsi dan Sukarni di Kabupaten

KARANGANYAR, suaramerdeka-solo.com - Pasangan suami-istri ini keren. Keduanya sama-sama lolos menjadi wakil rakyat dalam Pemilu 2024 lalu.

Inilah pasangan Wagiyo (63) dan Sukarni (57) yang sama-sama akan menduduki kursi Dewan dari Partai Gerindra.

Wagiyo lolos menjadi anggota DPRD Provinsi Jateng dengan 125 ribuan suara, versi perhitungan partai. Dia maju dari Dapil VI Provinsi Jateng, meliputi Karanganyar, Sragen dan Wonogiri.

Baca Juga: Mereka yang Bakal Menduduki Kursi Dewan: Awalnya Ogah ke Politik, Bagus Selo Terpilih untuk Periode Keenam

Sedangkan istrinya, Sukarni, terpilih sebagai anggota DPRD Karanganyar dengan mengantongi lima ribuan suara di Dapil V Kabupaten Karanganyar, meliputi Kecamatan Tasikmadu, Jaten dan Kebakkramat.

Sukarni mengaku maju sebagai caleg, karena diminta suaminya.

"Bapak ingin leren, ingin fokus ke usaha developer yang sudah dijalankan sejak 1995. Beliau sebelumnya jadi anggota DPRD Karanganyar. Tapi ternyata untuk caleg DPRD provinsi, Karanganyar belum punya wakil. Bapak akhirnya dipasang. Ternyata malah jadi semua," tuturnya, saat ditemui di kediamannya, Dukuh Nangsri Kidul Desa Nangsri Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar.

Baca Juga: Tarno, Guru PPPK yang Jadi Caleg dan Masuk Tim Kampanye, Divonis 4 Bulan Penjara

Untuk diketahui, Wagiyo sudah dua periode menjadi anggota DPRD Karanganyar dari Partai Gerindra. Yakni periode 2014-2019 dan 2019-2024.

Sebelumnya, pada periode 2009-2014, Wagiyo sempat menjadi anggota DPRD Karanganyar pengganti antar waktu (PAW) selama 9 bulan dari Partai Golkar.

Sedangkan Sukarni pada 2011-2017 lalu pernah menjadi Kepala Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat.

Baca Juga: 3.909 Petugas Sakit dan 35 Meninggal Dunia Dalam pemilu 2024

"Tahun 2019, saya ikut pilkades lagi. Tapi kalah. Setelah tak terpilih, tugas saya momong cucu di rumah," ujar Sukarni.

Karier politik pasangan suami istri itu bermula ketika tahun 2004 sama-sama masuk ke Partai Golkar. Karena merasa persaingan politik di Golkar berat, keduanya kemudian pindah partai.

Partai Gerindra menjadi pilihan. Tahun 2009, keduanya masuk Partai Gerindra.