KOMPAS.com - Bagi Anda yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Anda akan melihat Menara Siger Lampung saat kapal merapat ke Pulau Sumatera.
Menara Siger Lampung mengadopsi bentuk dari Siger Lampung.
Siger Lampung merupakan benda yang sangat umum di Lampung dan merupakan simbol khas daerah tersebut.
Siger Lampung dikenal sebagai mahkota pengantin perempuan suku Lampung dalam acara pernikahan atau upacara adat lainnya.
Bahan pembuatnya berasal dari lempengan tembaga, kuningan, atau logam lainnya yang di cat warna emas.
Bahkan dahulu bahan Siger Lampung menggunakan emas asli. Selain sebagai mahkota pengantin, siger digunakan sebagai benda perhiasan sehari-hari.
Bentuk Siger Lampung berupa segitiga berwarna emas yang biasanya memiliki cabang yang berjumlah sembilan atau tujuh.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Tentang Menara Siger, Ikon Provinsi Lampung
Cabang atau ruji paling tengah merupakan paling tinggi, sedangkan ruji paling pinggir melengkeng seperti ujung tanduk atau perahu.
Siger Lampung mengambil konsep nilai feminisme dan ajaran Islam. Agama yang dianut sebagian besar masyarakat Lampung.
Dalam ajaran agama Islam menyatakan bahwa laki-laki adalah pemimpin di dalam rumah tangga. Perempuan sebagai manajer yang mengatur segala keperluan rumah tangga.
Bagi masyarakat Lampung, perempuan berperan dalam segala kegiatan. Dibalik kelembutan seorang perempuan tersimpan sifat kerja keras, kemandirian, kegigihan, inspirator, dan pendorong kemajuan pasangan hidupnya.
Penggunaan Siger Lampung tidak hanya sekedar mahkota pengantin perempuan saja.
Simbol khas Lampung ini telah digunakan dalam berbagai benda maupun tempat.
Baca juga: Lewat Tol Trans-Sumatra, Bisa Ketemu Siger Raksasa di Rest Area
Siger Lampung menjadi motif batik Lampung, tugu, menara, gapura, hiasan rumah, pagar rumah, lukisan, gantungan kunci, patung, boneka, dan lain sebagainya.
Bentuk siger juga menjadi ikon Provinsi Lampung, yaitu berupa Menara Siger yang terletak di titik 0 Pulau Sumatera.
Sumber:
bandarlampungkota.go.id dan kebudayaan.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.