Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Piring Asal Sumatera Barat: Sejarah, Makna, dan Macam Gerakan

Kompas.com - 05/02/2022, 16:17 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Tari Piriang atau Tari Piring merupakan salah satu tarian tradisional di Indonesia yang berasal dari Suku Minangkabau.

Secara tradisional, Tari Piring berasal dari Kota Solok, Provinsi Sumatera barat.

Saat ini, Tari Piring biasa ditampilkan sebagai tarian untuk menyambut tamu kehormatan atau untuk memeriahkan upacara adat.

Dinamakan Tari Piring lantaran tarian tradisional ini menggunakan piring sebagai media utamanya.

Baca juga: Tari Tradisional: Definisi, Ciri-Ciri, Keunikan, dan Fungsinya

Sejarah Tari Piring

Tari Piring memiliki nilai-nilai estetis yang tinggi dan mencerminkan kebudayaan leluruh di masa lampau.

Tari Piring konon sudah dikenal masyarakat Minangkabau sejak abad ke-12, dan sebelum masuknya ajaran Islam.

Asal-usul Tari Piring ini sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewi Padi dan dipentaskan ketika musim panen tiba.

Pementasan Tari Piring digelar sebagai bentuk terima kasih kepada Dewi Padi atas hasil panen yang berlimpah.

Ritual itu dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan. Sesaji itu diletakkan di sejumlah piring.

Baca juga: Tari Zapin: Asal-usul, Iringan, Properti, Gerak, dan Keunikan

Orang-orang yang membawakan piring itu umumnya perempuan. Mereka membawa piring sambil melangkah dengan gerakan yang teratur, sinkron, dan dinamis.

Ketika Islam masuk dan diperkenalkan kepada masyarakat Suku Minangkabau, Tari Piring yang merupakan pemujaan terhadap dewa ini tidak serta merta dihapus.

Sebagaimana kebanyakan adat istiadat yang lain, Tari Piring juga mengalami penyesuaian sehingga unsur-unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam dihilangkan.

Dalam penyesuaian itu, Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa, melainkan kepada raja-raja atau pembesar negeri.

Tak hanya di daerah Minangkabau, Tari Piring ini juga menyebar ke berbagai daerah yang didiami oleh masyarakat Suku Melayu.

Makna Gerakan Tari Piring

Tari Piring khas Minangkabau, Sumatera Barat DOK. Shutterstock/Farida RidhwanShutterstock/Farida Ridhwan Tari Piring khas Minangkabau, Sumatera Barat DOK. Shutterstock/Farida Ridhwan
Tari Piring digerakkan oleh wanita-wanita cantik yang berpakaian serba indah. Mereka berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan.

Para wanita itu membawa piring berisi makanan hasil panen, dengan maksud dipersembahkan kepada dewa-dewa sebelum ajaran Islam masuk.

Bagi masyarakat Minangkabau, Tari Piring melambangkan kerja sama warga ketika berada di sawah.

Baca juga: Tari Sekapur Sirih: Asal, Makna, Gerakan, dan Cerita

Gerakan demi gerakan dalam Tari Piring sebenarnya meniru cara petani bercocok tanam hingga menuai hasil panen yang berlimpah.

Para penari akan mengayunkan gerak langkah dan menunjukkan kebolehan mereka memainkan piring yang ada di tangan.

Terkadang, piring-piring yang mereka bawa itu dilempar ke udara, menghempaskannya ke tanah, lalu diinjak dengan kaki telanjang.

Kesenian Tari Piring bisa dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok, dengan dengan gerakan yang beraneka ragam.

Untuk menambah semarak dan kegembiraan, Tari Piring diiringi oleh alat musik yang khas yaitu Saluang dan Talempong.

Tari Piring setidaknya memiliki 20 gerakan yang masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda.

Berikut macam-macam gerakan Tari Piring yang lazim dibawakan oleh para penari:

Baca juga: Mengenal Poco-poco, Tarian yang Pernah Tercatat dalam Guinness World Records

1. Gerakan Pasambahan

Gerakan ini biasanya dilakukan pada awal pementasan untuk memulai tarian, dan dilakukan oleh penari pria.

Gerakan Pasambahan melambangkan bentuk syukur kepada Tuhan, serta bentuk permintaan para penari kepada penonton agar tidak mengganggu.

2. Gerak Singanjuo Lalai

Gerakan ini dibawakan oleh penari wanita, dengan ciri gerakannya lemah lembut dan gemulai.

Gerakan Singanjuo Lalai ini melambangkan suasana pagi hari yang sejuk dan menyenangkan.

Tari Piring dari Solok, Sumatera Barat penuh makna, sejarah dan gerakankemlu.go.id Tari Piring dari Solok, Sumatera Barat penuh makna, sejarah dan gerakan
3. Gerak Mencangkul

Seperti namanya, para penari akan memeragakan gerakan yang seolah-olah mereka sedang mencangkul di sawah.

Gerak Mencangkul ini melambangkan salah satu proses bercocok tanam, yaitu mencangkul.

4. Gerak Menyiang

Gerakan ini juga terilhami dari proses bercocok tanam di sawah, yaitu menyiangi, atau membersihkan sawah dari rumput liar dan gulma.

Baca juga: 10 Tarian Jawa Barat dan Asal-usulnya

5. Gerak Menyemai

Menyemai adalah proses menanam atau menebar benih. Dalam hal ini adalah menyemai benih padi oleh para petani.

Gerakan menyemai pada tari piring seperti sedang menyemai benih padi yang akan ditanam

Selain 5 gerakan tersebut, masih ada beberapa gerakan Tari Piring lain yang diperagakan para penari.

Di antara gerakan yang lain itu adalah sebagai berikut:

  • Gerakan memagar
  • Gerakan mencabut benih
  • Gerakan melepas kesal
  • Gerakan mengantar juadah
  • Gerakan menyabit padi
  • Gerakan mengambil padi
  • Gerakan menggampo padi
  • Gerakan mengangin-anginkan padi
  • Gerakan mengirik padi
  • Gerakan menumbuk padi
  • Gerakan gotong royong
  • Gerakan menampi padi
  • Gerakan menginjak pecahan kaca

Sumber:
Gramedia.com
Kemdikbud.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
20.222 Peserta Ikut UTBK 2024, Unhas Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

20.222 Peserta Ikut UTBK 2024, Unhas Antisipasi Joki dan Mahasiswa Titipan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Regional
Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Pemprov Sumbar Siapkan 6 Titik Nobar Timnas lewat Videotron

Regional
PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

PSI dan PBB Beri Sinyal Kuat Dukung Andra Soni pada Pilkada Banten 2024

Regional
Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Vonny Francis, Perempuan Pertama yang Menyatakan Diri Maju Pilkada Sikka

Regional
Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Di Sumbawa, Jokowi Ungkap Penyebab Turunnya Harga Jagung

Regional
Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com