KABUPATEN BLITAR - Banyak cara dilakukan para pelaku usaha pastri untuk menarik minat konsumen. Selain rasa yang enak, tampilan dan variasi produk kini menjadi jurus andalan. Hal ini juga dilakukan Widya Mukti Rizky, produsen roti rumahan di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun.
Roti manis buatanya, kini ditambahi topping. Di bagian dalam juga masih diisi dengan irisan pisang. Ini terbukti efektif karena banyaknya konsumen yang memesan kembali usai menjajal panganan tersebut. “Sebenarnya kami produksi roti ini belum lama. Sekitar setahun lalu,” ujarnya.
Proses membuat pastri ini tidak sulit. Namun, karena modal dan pasar yang belum siap, Amalia hanya produksi seminggu sekali. Meski begitu, ibu muda ini mengaku bahwa tren peminat roti buatannya cukup baik. “Awalnya hanya satu resep, karena banyak peminatnya sehingga membuat tiga resep. Satu resep berbahan 3 kilogram tepung terigu. Itu bisa menghasilkan 130 roti,” ujarnya.
Baca Juga: Tips Sukses Bisnis Kecantikan ala Khusnul Khotimah Owner Ima Salon
Di awal proses pembuatan, Amalia mengaku sering melakukan kesalahan dalam pembuatan roti manis ini. Misalnya, salah menakar bahan, lupa mencampurkan adonan telur, kurang matang, hingga roti gosong juga pernah dialaminya. Untungnya Amalia mau terus belajar dan menggeluti usahanya tersebut.
Dengan percaya diri, dia menjual roti manisnya di toko-toko kelontong, warung kopi, hingga di kantin-kantin sekolah. Usaha tersebut berbuah manis. Banyak orang menyukai produk kuliner yang diciptakannya dan sering lebih cepat habis dalam beberapa hari. “Roti manis ini bisa bertahan hingga seminggu, tapi belum sampai tujuh hari di toko-toko sudah habis,” katanya.
Beberapa kali Amalia menerima pesanan dalam jumlah besar. Bahkan, dia pernah mendapat pesanan hingga mencapai 200 roti untuk acara sosial di bulan Ramadan. Pernah juga menjadi oleh-oleh di acara perkawinan dan pesta lainnya dengan pesanan dalam jumlah besar. Maklum saja, harga roti ini tidak mahal, yakni berkisar Rp 2 ribu per pcs.
“Saya pernah menerima masukan dari teman, diminta membuat varian roti lain. Lalu, lahir roti pisang, yakni inovasi dari roti manis. Kalau roti manis bundar saja tentu bosan. Tapi dengan banyak varian, pembeli bisa menikmati lebih banyak roti manis ini, dan harganya juga sama,” terangnya. (jar/c1/hai)
Artikel Terkait
Modal Passion dan Konsisten, Nuril Indah Lestari Tak Lanjutkan Sekolah Pramugari Tuk Kembangkan Bisnis MUA
Pacu Bisnis Berkelanjutan, Pembiayaan ESG Bank Mandiri Tembus Rp 242 Triliun di Semester I-2023
Cerita Elik Sulastri Raup Cuan dari Bisnis Tanaman Hias
Menkumham Ajak Pelaku Bisnis Sinergi Perangi Perdagangan Orang
Dekopinda Tulungagung Gelar Sarasehan, Harapkan Koperasi Bisa Wadahi Usaha Mikro Tuk Kembangkan Bisnis