Petani Di Kotaagung Galau Atasi Hama Keong Mas. Ini Jawaban Kadis Pertanian

Petani Di Kotaagung Galau Atasi Hama Keong Mas. Ini Jawaban Kadis Pertanian

Petani Kotaagung mengeluh karena tanaman padi diserang hama keong mas. Foto net--

 

RADARTANGGAMUS.CO.ID-- Petani di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung akhir-akhir ini dibuat pusing. 

Pasalnya, mereka setiap hari mendapat pekerjaan tambahan yakni membuang keong mas dari sawahnya. Petani belum memenukan cara membasmi keong secara masal. 

Seorang petani Kecamatan Kotaagung Rusli (39) mengatakan hewan sejenis siput yang berwarna kuning itu menyerang bagian pangkal batang dan tunas padi. 

Padi yang diserang keong umumnya berusia dua minggu. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi serangan keong mas."Hama keong mas menyerang tanaman kami,"katanya.

Ia mengaku setiap hari harus pergi ke sawah untuk mengambil keong mas. Keong yang baru diambil dari sawah langsung dibuang dan diberikan ke warga untuk pakan ternak hewan seperti bebek.

”Upaya pembasmian sudah dilakukan yakni mengambil satu persatu keong dan dibuang, namun metode seperti itu tidak efektif, karena keberadaan keong mas cukup banyak,”ujarnya

Rusli melanjutkan, harus membuat parit di sisi sepanjang pematang sawah. Parit itu untuk menjebak keong emas.

“Setiap ada air yang menggenangi sawah, bisa dipastikan keong menyerang tanaman padi,” katanya. 

Hal sama juga diraskan petani lainnya Rohijal, ia mengatakan agar tetap bisa panen, terpaksa harus mengganti padi-padi yang dimakan keong.

“Saya langsung mengganti padi yang diserang keong dengan tanaman yang baru karena akan berpengaruh pada hasil panen nanti,”papar dia.

Bahkan kata Ijal, batang padi yang baru ditanam dan dimakan keong mas langsung pupus. 

Nah, hal yang seperti ini menjadi pekerjaan ulang para petani, karena padi yang baru ditanam akan disemai ulang, sehingga masa pertumbuhannya lebih lambat.

”Jika dibandingkan padi lain. Penggantian semai padi yang baru pertumbuhannya lebih lambat. Jelas, ini cukup merugikan para petani,” jelasnya.

Sumber: