MALANG KOTA - Pelajar yang terdampak perbaikan Jembatan Lembayung sudah tak menggunakan gethek untuk berangkat maupun pulang sekolah. Kendaraan antar jemput yang dijanjikan Pemkot Malang dioperasikan perdana mulai kemarin pagi (5/10). Setidaknya 10 unit kendaraan diturunkan oleh pemkot.
Antara lain tiga bus Macito, dua mobil dinas, empat mobil van, serta satu microbus. Tentu saja kendaraan yang melayani pelajar disambut baik oleh para orang tua pelajar. Sebab, mereka tak khawatir lagi dengan keselamatan sang anak jika terus menggunakan gethek.
”Kalau naik gethek terlalu riskan. Saya harus menunggu (di pinggir sungai) sambil sedikit cemas melihat dia (anaknya) ikut ketakutan," kata Sugiarti, salah satu orang tua pelajar.
Ibu dari Rizal Dwitama itu pun berharap kendaraan antar jemput yang disediakan pemkot terus beroperasi. Terutama selama Jembatan Lembayung diperbaiki. Dengan adanya angkutan itu, Sugiarti juga bisa lebih menghemat ongkos transport untuk anaknya.
Muhammad Firman Putra, siswa kelas 7 SMPN 7 Malang itu mendapat pengumuman dari grup sekolah bahwa ada fasilitas antar jemput.
”Nanti dijemput lagi sore, tapi kalau ada ekstrakurikuler ya pulang bersama orang tua," kata dia.
Firman pun menyatakan senang. Sebab, untuk sementara bisa berangkat sekolah tanpa berjalan kaki. Selain itu, lebih cepat sampai tujuan.
Di tempat lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana mengatakan, jadwal antar jemput untuk pelajar tedampak perbaikan Jembatan Lembayung sudah diatur. Untuk pemberangkatan awal, dia menjadwal pukul 06.00 kendaraan sudah siap mengangkut pelajar. Serta pada pukul 12.00 dan 15.30 angkutan tersebut juga akan mengantar pulang pelajar kembali ke rumah.
”Untuk jadwal bisa berubah karena kami menyesuaikan jam masuk dan pulang sekolah masing-masing. Prinsipnya, kami melayani sepenuhnya," kata pejabat eselon II B Pemkot Malang itu. (mel/adn)