Ada Sungai Purba di Bawah Laut Jawa, Bukti Biologisnya Hewan Ini, Jejaknya di Belitung Timur

Ada Sungai Purba di Bawah Laut Jawa, Bukti Biologisnya Hewan Ini, Jejaknya di Belitung Timur

Ikan Buntal di Tebat Rasau (Foto: Dinas Kebudayaan & Pariwisata | Kabupaten Belitung Timur)--

RADARMAJALENGKA.COM-Mengutip Tebat Rasau Geopark: Ethnobiology and Ethnogeology of a Pleistocene River in Belitung, Indonesia. Journal of Tropical Ethnobiologyikan buntal atau pupper fish air tawar masuk anggota Genus Pao [Tetraodontidae], tersebar di lembah Sungai Mekong di daratan Indochina hingga Sumatera.

Dalam jurnal yang sama dijelaskan, saat ini ada empat spesies ikan buntal yang ditemukan di perairan air tawar Indonesia bagian barat. Ada Pao bergii [Kalimantan Barat], P. hilgendorfii [Kalimantan Timur], P. leiurus [lembah Sungai Mekong, khususnya Thailand hingga Jawa] dan P. palembangensis [lembah Sungai Mekong hingga Sumatera, khususnya di anak-anak Sungai Musi, Palembang].

BACA JUGA:Sodancho Soeprijadi, Melarikan Diri ke Banten Selatan dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Itu Hilang ,

Dari keempat spesies tersebut, hanya dua spesies ikan buntal air tawar yang tidak beracun dan dapat dimakan yakni, P. bergii [Kalimantan Barat] dan P. hilgendorfii [Kalimantan Timur]. Bagaimana dengan spesies di Tebat Rasau?

“Ikan buntal air tawar di Tebat Rasau memiliki morfologi dan etologi pemangsa yang sangat mirip dengan spesies Kalimantan Timur, P. hilgendorfii,” tulis jurnal yang dipublikasi pada Juli 2021 lalu.

Merujuk Suite des descriptions préliminaires des nouvelles espèces de poissons recueillies au Bornéo central par M. le Dr. AW Nieuwenhuis en 1898 et en 1900. Notes from the Leyden Museum dari segi morfologi, P. hilgendorfii memiliki bentuk tubuhnya memanjang hingga bulat telur. Mata sedikit lebih dekat ke ujung anterior mulut daripada celah insang, sedangkan tepi bawahnya menyentuh garis horizontal, yang dimulai dari celah mulut dan melintang melewati tengah pangkal sirip dada.

BACA JUGA:Patung Ini Punya Wajah Mirip Wanita Tionghoa, Siapa Sebenarnya Perawan Sunti di Gedung Pesanggrahan Sunyaragi

Sementara etologi pemangsa, berdasarkan informasi masyarakat, spesies ikan buntal di Tebat Rasau merupakan predator agresif. Hal ini sejalan dengan Nieuwenhuis [1900] yang mencatat informasi yang diberikan oleh orang Dayak bahwa P. hilgendorfii juga lebih agresif daripada P. bergii.

“Dengan demikian, hingga data molekuler tersedia, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa takson yang ditemukan di Sungai Tebat Rasau cenderung lebih dekat dengan P. hilgendorfii [Kalimantan Timur] ketimbang P. bergii [Kalimantan Barat],” tulis penelitian Arie Kiem dkk.

Mengapa spesies di Tebat Rasau tidak lebih dekat dengan P. bergii [Kalimantan Barat], yang secara geografis lebih dekat daratan Belitung?

BACA JUGA:Sekumpulan Candi Tergenang Air Telaga, 8 Bangunan Keagamaan Tertua di Jawa, Siapa Kiai Kolodete Penguasa Dieng

“Sejauh ini informasi mengenai kedua spesies tersebut sangat terbatas, hingga koleksi lebih terkumpul, diasumsikan di sini bahwa kedua spesies tersebut mungkin telah hidup bersama di seluruh Kalimantan dan P. hilgendorfii mungkin juga ditemukan di sungai-sungai di Kalimantan Barat. Belum diketahui bagaimana caranya menemukan jalan ke sungai di Belitung, yang mungkin terjadi pada masa Pleistosen,” tegas penelitian tersebut.

Masih jurnal yang sama, dipaparkan bahwa sistem sungai Pleistosen di Sundaland telah direkonstruksi melalui studi geologi dan hidrologi pulau yang membuktikan keberadaan sungai purba oleh Molengraaf dan Weber [1919], Molengraaff [1921, 1922], dan Voris [2000].

BACA JUGA:Petapa Dieng Ini Konon Tidak Pernah BAB, Tak Jauh Dari Candi Hindu-Syiwa Mbah Fanani Tetap Misterius

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: