Selasa, 21 Mei 2024

Pemilik Dokar Ditarik Ratusan Ribu

- Jumat, 30 Desember 2022 | 20:08 WIB
TIDAK BEROPERASI: Pengurus Paguyuban Dokar Trunojoyo memperbaiki dokar di kediamannya Desa Kamuning, Kecamatan Kota Sampang, kemarin. (JUNAIDI PONDIYANTO/Radarmadura.id)
TIDAK BEROPERASI: Pengurus Paguyuban Dokar Trunojoyo memperbaiki dokar di kediamannya Desa Kamuning, Kecamatan Kota Sampang, kemarin. (JUNAIDI PONDIYANTO/Radarmadura.id)

SAMPANG, Jawa Pos Radar MaduraAlun-Alun Trunojoyo menjadi magnet bagi masyarakat untuk berkunjung. Kehadiran pengunjung mengundang pemilik dokar untuk memberikan pelayanan hiburan kepada mereka. Namun, pemilik andong ditarik uang hingga ratusan ribu oleh paguyuban.

Aktivitas dokar di sekitar Alun-Alun Trunojoyo sebagai sarana hiburan warga menimbulkan polemik. Sebab, ada penarikan uang untuk beroperasi di sana. Sementara, pemerintah belum mengatur keberadaan sarana hiburan di sekitar alun-alun yang baru diresmikan itu.

Kabid Konservasi Rehabilitasi Lingkungan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Sampang Imam Irawan mengakui ada aktivitas andong di sekitar alun-alun. Mereka menunggu penumpang untuk menikmati lingkungan sekitar alun-alun.

Selaku pengelola taman, DLH merasa belum mengatur aktivitas mereka. Bahkan, pemerintah belum mengatur detail sarana pendukung hiburan apa pun. Kecuali mengatur penempatan tata letak pedagang kaki lima (PKL) dan area untuk parkir kendaraan.

Namun, salah seorang pemilik andong mengaku beroperasi di sana karena sudah membayar uang kepada paguyuban. Uang yang dibayarkan Rp 250 ribu sebagai uang muka. Sisanya Rp 500 ribu bisa dicicil di lain waktu.

Pihaknya menyayangkan perilaku oknum tersebut karena merugikan pemilik dokar. Sementara, pemerintah tidak mengatur dan tidak akan menarik biaya untuk pengunjung taman baru itu. ”Kami juga tidak menerima koordinasi dari pihak paguyuban dokar yang sudah menarik sejumlah uang itu,” jelasnya.

Ketua Paguyuban Dokar Trunojoyo Arif Tirta tidak menampik pembayaran uang dari pemilik dokar anggota paguyuban. Namun, uang tersebut bukan untuk keuntungan dirinya, melainkan uang titipan yang akan dikembalikan kepada anggota.

Menurut dia, paguyuban hanya membantu membeli sarana hiasan andong. Sebab, konsep yang diinginkan andong yang beroperasi di sekitar alun-alun adalah dokar wisata. Seperti dihiasi pernak-pernik lampu dan ada hiasan dekorasi.

Paguyuban sudah lama memiliki gagasan untuk menghidupkan dokar wisata di Sampang. Dokar wisata yang beroperasi untuk melayani masyarakat menikmati keindahan Kota Sampang. Tetapi, dokar itu harus dilengkapi hiasan atau dekorasi tertentu.

Pihaknya menyadari belum ada koordinasi resmi dengan pemerintah. Pihaknya mengoperasikan dokar di sekitar alun-alun karena kagum dengan fasilitas baru itu. Sekaligus promosi, karena taman baru itu selalu ramai dipadati pengunjung.

”Memang benar ada pembayaran kepada kami dan masih ada yang dicicil. Tetapi, uang itu untuk kebutuhan mereka menghias dokar,” jelasnya. (jun/luq)

Editor: Abdul Basri

Tags

Terkini

X