Senin, 6 Mei 2024

Dari Tenis Meja, Bulutangkis, Akhirnya Berlabuh di Tenis Lapangan

- Kamis, 30 Desember 2021 | 09:53 WIB
dari-tenis-meja-bulutangkis-akhirnya-berlabuh-di-tenis-lapangan
dari-tenis-meja-bulutangkis-akhirnya-berlabuh-di-tenis-lapangan


HABIBAH A. MUKTIARA, Kota, JP Radar Kediri


 


Meskipun sempat menjajal bulutangkis dan tenis meja, cewek ini ternyata lebih kepincut pada olaharaga tenis lapangan. Pilihannya itu terbukti tepat. Sederet prestasi dia raih, baik di tingkat provinsi maupun nasional.


 


Suasana Mensana Tennis Court, di Jalan Kapten Tendean, Blabak, Kota Kediri, jauh dari kegaduhan. Hanya suara pantulan bola di lantai yang kerap terdengar. Hingga menggema memenuhi lapangan semi-indoor itu. Apalagi ketika seorang wanita melepaskan servis kerasnya ke arah lawan.


“Voli ya..,” ucap wanita  berkaos merah kepada lawan mainnya yang berada di seberang net.


Usai mengucap peringatan itu, bola meluncur keras ke arah lawan. Bola memantul dulu di lantai lapangan. Baru kemudian dikejar sang lawan. Beberapa kali bola berganti arah, sebelum akhirnya out dan game pun terhenti.


“Hari ini jadwal latihan bersama ibu-ibu,” ucap Novita Dewi Kusumastuti, sang pemain berkaos merah itu sembari menuju luar lapangan.


Novita, demikian atlet Kota Kediri ini biasa disapa, memang menyempatkan waktu melatih tenis meja ke beberapa komunitas. Sekaligus digunakan untuk mengasah teknik bermainnya.


Gadis kelahiran 1999 ini adalah atlet tenis lapangan yang memperkuat Kota Kediri. Sederet prestasi dia koleksi. Salah satunya saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2019 silam. Saat itu dia menyumbang medali perak dan perunggu. Selain itu, hampir setiap bulan dia keluar kota dan provinsi. Mengikuti kejuaraan-kejuaraan di Jogja, Semarang, hingga Bandung.


Menariknya, olahraga tenis meja ternyata bukan yang pertama dia geluti. Jauh sebelum terjun ke tenis, Novita kecil sempat mencicipi tenis meja. Tepatnya ketika duduk di kelas 2 sekolah dasar (SD). Oleh ayahnya, Karnadi, Novita kecil diajari bermain tenis di lapangan kecil tersebut.


Di keluarga Novita, memang ada beberapa yang bermain tenis meja. Selain sang ayah, ketiga kakaknya juga atlet tenis meja. Sayang, olahraga teplok bola pingpong itu tak cocok bagi Novita. Dia hanya bertahan selama dua bulan saja.


“Mejanya terlalu kecil,” sebut Novita memberi alasan ketidaksukaannya pada tenis meja.

Halaman:

Editor: adi nugroho

Tags

Terkini

X