Rabu, 8 Mei 2024

Waspada Peredaran Jajanan Tidak Sehat untuk Anak Sekolah

- Senin, 25 Juli 2022 | 15:53 WIB
PERLU PENGAWASAN: Salah seorang murid menikmati santapan jajan sepulang sekolah. Memulai sekolah yang sudah kembali normal ini masyarakat perlu memperhatikan peredaran makanannya.
PERLU PENGAWASAN: Salah seorang murid menikmati santapan jajan sepulang sekolah. Memulai sekolah yang sudah kembali normal ini masyarakat perlu memperhatikan peredaran makanannya.

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID - Usia anak-anak memang usia aktif. Setiap harinya mereka tidak luput dari mencoba hal-hal baru. Sebab, bagi mereka, hal itu menjadi pengalaman menarik yang akan terus dilakukan setiap hari.

BACA JUGA : Perlu Keseriusan Bersama agar Dapat Ditanggulangi

Meski usia aktif, seyogianya aktivitas mereka juga tetap dalam pengawasan. Orang tua berperan penting dalam setiap perubahan kehidupan anak-anaknya. Tak terkecuali dalam keamanan pangan yang diberikan. Sebab, tidak sedikit makanan yang dikonsumsi anak-anak ternyata memiliki risiko besar terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.

Administrator Muda Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang Sri Lestari mengungkapkan, makanan tidak sehat sering kali ditemukan dalam olahan pangan jajanan anak sekolah (PJAS). Tidak hanya makanan yang berwarna dan pengawet. Makanan yang memiliki bau kuat dan tahan lama juga memiliki risiko hampir sama.

"Paling banyak ditemui memang jajanan di luar seperti kerupuk merah yang ada di rujak. Makanan yang memiliki warna mencolok. Ini seperti makanan yang ditambah dengan saus dan lainnya. Semua PJAS itu memiliki risiko. Baik kecil, sedang, maupun besar terhadap kesehatan anak-anak," ungkapnya.

Dia mengatakan, olahan makanan memang diperkenankan diberikan tambahan. Namun, tidak semua bahan tambahan pangan (BTP) diperbolehkan. Sebab, ada syarat dan ketentuan yang berlaku dalam setiap makanan. Oleh karena itu, pelaku usaha pangan juga patut memperhatikan produk makanan.

Hingga saat ini, pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap puluhan sampel makanan. Sebesar 20 persen di antaranya merupakan PJAS. Hasilnya cukup banyak ditemukan makanan yang tidak aman bagi kesehatan.

Dia menambahkan, pemeriksaan juga dilakukan terhadap pangan lokal terkenal. Misalnya oleh-oleh makanan khas Lumajang berupa keripik maupun olahan pisang, makanan siap saji lokal, dan lainnya. "Setiap tahun pasti kami alokasikan 20 persen untuk memeriksa PJAS. Sisanya makanan khas, makanan siap saji, makanan instan, maupun produk makanan yang dijual di toko-toko," tambahnya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes P2KB Indah Kusumawati menuturkan, pemeriksaan atau sampling makanan itu sengaja dilakukan. Tujuannya agar seluruh makanan yang dikonsumsi anak-anak sekolah tidak hanya higienis. Tetapi, juga memiliki gizi yang sehat bagi perkembangan anak-anak.

PJAS yang telah diperiksa bakal mendapatkan bukti keamanan pangan dalam bentuk stiker keamanan. Meski demikian, cara ini belum efektif menekan beragamnya PJAS di lingkungan sekolah. "Kalau hasilnya tidak baik untuk kesehatan, pelaku usaha melepas keterangan buktinya. Tetapi, kami tetap melakukan pengawasan hingga beberapa bulan ke depan," tambahnya. (kin/c2/fid)

Editor: Safitri

Tags

Terkini

Tari Lumajang, Gerakannya Bikin Tubuh Bugar

Minggu, 5 Mei 2024 | 19:35 WIB

Kodok Pacman, Harga Sesuai Warnanya yang Cantik

Minggu, 28 April 2024 | 21:10 WIB
X