SALAH satu metode pengobatan yang menjadi pilihan untuk kesehatan adalah hipnoterapi. Terapi hipnosis itu dilakukan dengan memasuki alam bawah sadar seseorang dan menyugestinya selama proses penyembuhan. Diyakini ampuh untuk mengatasi keluhan tertentu.
Praktisi hipnoterapi Kabupaten Probolinggo Fathul Qorib mengatakan, stigma negatif terhadap hipnosis sering terdengar. Sehingga, sebagian orang menjaga jarak. Bahkan, ada yang menghindar karena menganggap hipnosis itu sebagai cara yang melanggar norma sosial.
”Namun, saat ini sudah banyak orang yang mengetahui bahwa manfaatnya lebih banyak bagi fisik dan psikis manusia,” kata pria yang pernah belajar hipnoterapi di The Indonesian Board Of Hypnotherapy Jakarta tersebut.
Menurut Fathul, hipnoterapi merupakan cara melakukan terapi dengan menggunakan metode hipnosis. Hipnosis sendiri berasal dari kata ”Hypnos”, adalah nama dewa tidur orang Yunani. Hipnosis adalah pengetahuan ilmiah dan sudah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sebagai cara pengobatan yang aman.
Di Amerika dan Inggris, misalnya, sudah banyak dokter, psikiater, psikolog, maupun orang sipil yang menggunakan hipnosis untuk mengatasi berbagai masalah fisik maupun psikis. Hipnoterapi bisa membantu seseorang untuk lebih rileks. Juga, mengurangi stres dan kecemasan, serta membantu meredakan nyeri.
”Hipnoterapi bisa menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan fisik,” terangnya.
Dalam praktiknya, lanjut Fathul, hipnoterapi dapat membantu mengubah sikap, persepsi, dan perilaku seseorang terhadap sesuatu. Metode ini juga bisa dipakai untuk mengatasi masalah insomnia, serangan panik, obesitas, kecanduan rokok, masalah seksual, hingga proses melahirkan.
”Bisa juga untuk fobia atau ketakutan, gangguan tidur akibat depresi, dan ganguan mental lainnya,” ujarnya.
Mereka yang menjalani sesi hipnoterapi akan rileks dan fokus sehingga terdorong untuk menceritakan ketakutan, rasa sakit, atau trauma yang dialami. Termasuk sejak kapan pertama masalah atau keluhannya muncul.
Hipnoterapi kemudian memberikan sugesti tertentu. Tujuannya adalah mengubah perilaku, kebiasaan, hingga persepsi ketika menghadapi permasalahan yang mengganggu. Misalnya, menderita fobia terhadap sesuatu. Maka hipnoterapi akan memberikan sugesti. Yang bersangkutan akan diminta mengikuti sugesti tersebut.
”Dimulai dari menggali informasi pada seseorang tentang keluhan dengan menggunakan metode 5W+H. Tentu dengan penuh keterbukaan klien. Kemudian masuk pada pra-induction, seperti melakukan tes sugestivitas. Kemudian induction, yaitu dengan masuki ke bawah sadar,” tambah Fathul.
Selanjutnya, dilakukan deepening untuk mengetahui seberapa dalam klien telah memasuki bawah sadarnya. Berikutnya, proses terapi dengan memberikan sugesti positif terkait keluhan dan permasalahan klien. Berbagai teknik hipnoterapis diberikan sesuai dengan permasalahan dan kondisi klien. Klien akan dikembalikan pada kondisi normal.
Hanya untuk Yang Butuh Terapi
Fathul menjelaskan, yang perlu melakukan sesi hipnoterapi adalah orang yang membutuhkan bantuan penyembuhan terhadap permasalahan psikologis. Sebab, permasalahan psikologis itu telah memengaruhi kesehatan fisik dan psikis.
Hipnoterapi tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada risikonya. Yaitu, bisa menciptakan ingatan palsu yang secara tidak sengaja tertanam saat sugesti diberikan. Bisa pula menyebabkan pusing, sakit kepala, serta kecemasan yang berakibat gejala bertambah parah.
Karena itu, pada beberapa kondisi, hipnoterapi mungkin tidak direkomendasikan. Contohnya adalah pasien dengan gejala psikotik, seperti halusinasi dan delusi, atau kecanduan alkohol atau narkoba.
”Karena hipnoterapi adalah membantu mengatasi masalah psikis, tentu yang agak sulit adalah mengatasi permasalah fisik, seperti masalah saraf. Namun, juga penyakit fisik bisa dibantu penyembuhan ya dengan melalui hipnoterapi. Karena 85 persen penyakit fisik disebabkan oleh masalah psikis,” kata instruktur hipnoterapi tersebut.
Tentang berapa lama proses hipnoterapi, itu bergantung pada permasalahan psikologis yang ingin disembuhkan. Yang terpenting juga kemauan. Kondisi fokus serta kemampuan memahami bahasa yang disampaikan oleh terapisnya.
”Bisa cepat, cukup sekali tatap muka. Bisa juga agak lama. Sampai beberapa kali tatap muka,” tegas Fathul. (mu/far)