28.4 C
Jakarta
Tuesday, May 7, 2024

Bacaan dan Renungan Injil Hari Sabtu 27 Agustus 2022; Peringatan Wajib Santa Monika

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama: 1 Korintus 1:26-31

    Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah.

    Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang. Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah, untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah, untuk memalukan yang kuat,

    dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

    Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”

    Mazmur Tanggapan: Mzm. 33:12-13,18-19,20-21

    Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.

    • Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
    • Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
    • Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

    Bait Pengantar Injil

    Ref. Alleluya.

    Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.

    Bacaan Injil: Matius 25:14-30

    Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu. Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

    Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu.

    Ia menjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya.

    Lama kemudian pulanglah tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta’. Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engaku telah setia dalam perkara kecil.

    Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku.

    Lihat, aku telah mendapat laba dua talenta’. Maka kata tuan itu kepadanya, “Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.

    Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu’. Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam.

    Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam.

    Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.

    Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”

    Demikianlah Injil Tuhan

    Talenta

    Perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa hamba-hamba Tuhan harus setia dengan melaksanakan apa yang dipercayakan kepada mereka dengan tepat dan efisien sampai pada hari perhitungan.

    Seperti gadis-gadis pengiring pengantin diharapkan untuk menunggu kedatangan mempelai laki-laki, demikian juga hamba-hamba itu menunggu kedatangan tuannya. Meskipun perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh tidak mengatakan apapun tentang bekerja selama mereka berjaga-jaga tiap malam, perumpamaan tentang talenta mengajarkan bahwa hamba-hamba itu harus sibuk ketika tuannya tidak ada. Kedua perumpamaan ini menunjukkan bahwa baik wanita maupun pria harus berjaga-jaga sementara mereka menunggu kedatangan Tuhan.

    Hamba yang dipercaya dengan satu talenta menyimpan deposito itu dengan aman di tempat yang tersembunyi. Dia takut menggunakannya, karena dia tahu bahwa tuannya akan meminta talenta itu pada waktu dia kembali. Karena itu, ketakutan sangat mengalahkan kasih, kepercayaan, dan iman. Ketakutan merupakan lawan dari kepercayaan.

    Orang-orang Kristen yang menaruh kesetiaan di dalam bekerja akan menuai dividen yang sangat banyak. Dia tidak mempedulikan dirinya sendiri dan kepentingannya, karen a apapun yang dia miliki adalah milik Tuhan, dan apapun yang dia kerjakan adalah untuk Tuhan.

    Tidak ada pengikut Yesus yang pernah dapat mengatakan bahwa dia kekurangan karunia untuk melayani karena dia bukan Paulus, Luther, Calvin, atau Knox. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa setiap hamba telah menerima karunia, “masing-masing menurut kemampuannya.” Yesus mengetahui kemampuan setiap orang Kristen, dan dia mengharapkan adanya pertambahan.

    Seperti banyak perumpamaan lainnya, rincian secara khusus tidak dapat dan tidak seharusnya ditekankan dan dipakai. Tetapi pesan pokoknya itulah yang penting. Pengajaran dasar dari perumpamaan ten tang talenta adalah bahwa setiap orang percaya telah diberkati dengan karunia yang berbeda-beda menurut kemampuannya, dan bahwa karunia-karunia ini harus digunakan untuk melayani Allah.

    Di dalam Kerajaan Allah setiap orang diharapkan untuk menggunakan sepenuhnya karunia-karunia yang sudah dia terima. Di dalam Kerajaan Allah tidak ada tempat bagi pemalas – melainkan hanya bagi pekerja-pekerja yang giat.

    Doa

    Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau memilih kegilaan salib di atas kebijaksanaan insani. Semoga hal itu menandai hidup kami berkat Yesus yang telah sudi merendahkan diri serta menjadi kebenaran kami.

    Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

    Sumber https://renunganhariankatolik.org/

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI