Honda

Siapakah Presiden RI Pengganti Jokowi? Ramalan Jayabaya Mengungkap Ciri-cirinya, Diakah Satrio Piningit?

Siapakah Presiden RI Pengganti Jokowi? Ramalan Jayabaya Mengungkap Ciri-cirinya, Diakah Satrio Piningit?

Siapakah Presiden RI pengganti Jokowi? Ramalan Jayabaya mengungkap ciri-cirinya, diakah Satrio Pinigit?-YouTube/Aliqul Channel -

PALEMBANG, PALPRES.COM - Siapakah Presiden RI Pengganti Jokowi

Ini Ciri-cirinya menurut Ramalan Jayabaya, diakah Satrio Piningit?

Rakyat Indonesia akan memilih presiden RI yang baru pada Pilpres Rabu, 14 Februari 2024 mendatang. 

Ada 3 calon presiden yang maju pada kontestasi Pilpres ini.

BACA JUGA:Ini Batu Akik Prabowo dan Anies, Ada Kisah Uniknya Dibalik, Cek Segera!

BACA JUGA:Jatim Makin Keren, Selain Bandara Baru Segera Hadir Jalan Tol Trans Jawa Sepanjang 44,5 KM Akhir Tahun Ini

Mereka adalah Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Salah satu dari mereka akan dipilih oleh rakyat untuk menjadi Presiden Republik Indonesia masa jabatan lima tahun ke depan, menggantikan Joko Widodo atau Jokowi yang habis masa jabatan.

Siapa ya kira-kira yang akan terpilih nanti?

Masih menjadi misteri. 

BACA JUGA:Pertama di Sumatera Selatan, Inilah Proyek Terowongan Bawah Air di Palembang, Anggarannya?

BACA JUGA:6 Fakta Menarik Infinix Zero Ultra, Pakaian Anak Gamers Sejati, Kini Turun Harga

Namun, ada ciri-ciri Presiden RI selanjutnya menurut Ramalan Jayabaya.

Pengganti Jokowi berdasarkan ramalan Jayabaya adalah seorang Satria Piningit.

Dikutip dari kanal YouTube Aliqul Channel, berikut ini ciri-ciri yang dianggap sesuai dengan ramalan Jayabaya.

Seperti kamu ketahui, melalui ramalan Jayabaya, diungkap deretan Presiden RI sejak Soekarno hingga Joko Widodo, dalam kata-kata No-To-No-Go-Ro yang ada di dalam ramalan tersebut.

BACA JUGA: Bansos Pangan Beras Distop, Kapan BLT Mitigasi Pangan Rp600.000 Cair?

Ramalan Jayabaya terdapat dalam Jangka Jayabaya yang ditulis oleh Raja Kediri, Prabu Jayabaya. 

Jangka Jayabaya ditulis setelah ia mendapat ilmu pengetahuan dari Maulana Ngali Samsujen.

Kata Notonegoro adalah menata negara, jadi pemimpin Indonesia adalah orang yang akan mengatur Indonesia.

Dalam kata ‘Notonegoro’, ‘no’ (yang pertama) disimpulkan melekat pada Insinyur Soekarno.

Dua huruf di belakang nama Soekarno, yakni ‘no’.

Kedua adalah Soeharto, yang mempunyai nama berakhiran ‘to’.

Kemudian kata 'negoro' mengaitkan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo yang dulu kecil Bernama Mulyono.

Sementara BJ Habibi, Gusdur dan Megawati tidak termasuk karena memimpin Indonesia tidak penuh satu masa periode, melainkan hanya transisi saja.

Pada tahun 2024 nanti akan ada pengganti Presiden Jokowi yang sudah menjabat dua kali.

Kalau berdasarkan pada kata ‘Notonegoro', maka kata berikutnya adalah 'go'.

Masyarakat menghubungkan kata ini dengan dua nama, yang diisukan akan maju dalam Pilpres 2024.

Nama tersebut mempunyai akhiran ‘go’.

Mereka adalah Gatot Nurmantyo dan Ganjar Pranowo, dalam aksara jawa kedua nama tersebut memiliki tenaga atau gold.

Nama Ganjar Pranowo dan Gatot Nurmantyo kerap dikaitkan dengan deretan prestasi saat memimpin daerah dan pasukanya.

Tapi sekali lagi, ini hanyalah sebuah ramalan atau prediksi yang belum tentu benar.

Dalam ramalan Jayabaya, disinggung pula soal adanya Satrio Piningit.

Siapakah itu Satrio Piningit?

Ini adalah sosok paling misterius dan menarik dalam ramalan-ramalan Jawa.

Banyak orang percaya bahwa Satrio Piningit adalah seorang ksatria yang disembunyikan Tuhan untuk muncul pada saat-saat kritis dan membawa keadilan bagi rakyat Nusantara.

Namun, siapakah sebenarnya Satrio Piningit.

Apakah dia reinkarnasi dari raja-raja Jawa yang pernah berjaya di masa lalu?

Ramalan Jawa tentang Satrio Piningit bisa diketahui dari Syair Joyoboyo, Serat Musarar Joyoboyo, Ramalan Sabdo Palon Noyo Genggong, Serat Kalatidha R.Ng.

Lalu Ronggowarsito, Serat Darmo Gandhul, dan Wangsit Siliwangi.

Dari sumber-sumber tersebut, berikut ciri-ciri umum Satrio Piningit, yakni:

 

- Dia adalah putra Bathara Indra, dewa perang dan petir dalam mitologi Hindu-Jawa.

- Dia berparas seperti Kresna, tokoh utama dalam wiracarita Mahabharata.

- Dia berwatak seperti Baladewa, saudara Kresna yang dikenal sebagai dewa kekuatan dan kesuburan.

- Dia bersenjatakan Trisulaweda, senjata sakti yang terbuat dari tiga kitab suci Veda.

- Dia muncul sebagai seorang bocah angon, anak pengembala yang menggembalakan daun kering dan ranting.

- Dia memiliki tanda-tanda fisik tertentu, seperti memiliki tahi lalat di pipi kanan, alis menyambung, gigi gingsul, dan telinga berlubang.

- Dia memiliki kecerdasan, kebijaksanaan, dan kewibawaan yang tinggi.

- Dia memiliki kemampuan supranatural, seperti bisa berbicara dengan binatang, bisa menghilang dan muncul kembali, bisa mengendalikan alam, dan bisa mengubah nasib orang.

 

Dari ciri-ciri di atas, banyak orang yang mencoba mencocokkan Satrio Piningit dengan tokoh-tokoh sejarah atau kontemporer yang dianggap memiliki kualifikasi tersebut.

Teori yang cukup populer, Satrio Piningit merupakan reinkarnasi dari raja-raja Jawa yang pernah memerintah di Nusantara.

Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa raja-raja Jawa memiliki darah keturunan dewa dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dunia.

Beberapa raja-raja Jawa yang dianggap reinkarnasi Satrio Piningit:

 

- Prabu Jayabaya, raja Kerajaan Kediri yang terkenal sebagai penulis ramalan-ramalan Jawa.

- Raden Fatah, raja Kerajaan Demak, putra Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.

- Sultan Hadiwijoyo, raja Kerajaan Pajang yang merupakan murid Sunan Giri, salah satu penyebar Islam di Jawa.

- Panembahan Senopati, raja Kerajaan Mataram yang merupakan murid Sunan Kalijaga, salah satu penyebar Islam di Jawa.

- Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Pajajaran yang dikenal sebagai penguasa Sunda Nusantara.

- Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia yang dijuluki Bapak Proklamator.

 

Teori ini tentu saja tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan hanya bersifat spekulatif. 

Oleh karena itu, teori ini sebaiknya dianggap sebagai salah satu interpretasi yang mungkin, tetapi tidak harus dijadikan sebagai kebenaran mutlak.

Ramalan Jawa tentang Satrio Piningit sejatinya adalah simbol dari harapan dan cita-cita rakyat Nusantara akan adanya pemimpin yang adil, bijak, dan sakti yang dapat membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara.

Siapapun yang mampu memenuhi harapan dan cita-cita tersebut, baik secara nyata maupun metaforis, dapat disebut sebagai Satrio Piningit. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: