Tim Prabowo Sebut Ada yang Kampanye Tiap Hari tapi Elektabilitas Tak Naik

Tim Prabowo Sebut Ada yang Kampanye Tiap Hari tapi Elektabilitas Tak Naik

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Selasa, 12 Des 2023 18:56 WIB
Viva Yoga Mauladi
Direktur Jubir TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauldi. (Mulia Budi/detikcom)
Jakarta -

Waketum PAN sekaligus Direktur Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi merespon soal beberapa pihak yang menyinggung capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang jarang lakukan kampanye dan memilih kerja. Viva mengatakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran taat aturan.

"Pak Prabowo dan Mas Gibran kan taat aturan. Di UU Nomor 7 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa seorang menteri atau kepala daerah, bila dicalonkan boleh cuti satu hari dalam satu minggu, tapi kalau Sabtu-Minggu bebas. Kan TKN Prabowo-Gibran taat aturan, kok dipersoalkan?" kata Viva pada wartawan di kawasan GBK, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).

"Ya silakan saja mereka tiap hari kampanye. Kok nggak naik-naik juga (elektabilitasnya)? Silakan saja kampanye tiap hari, tapi nggak naik-naik juga," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Viva juga buka suara soal sindiran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan Prabowo bukan Jokowi sehingga Prabowo tak bisa blusukan. Viva menegaskan bahwa pihaknya menganggap itu sebagai tantangan.

"Ya nggak apa. Kita menerima tantangan blusukan. Memangnya nggak berani? Tapi jangan bicara soal fisik ya. Kan soal fisik itu tidak ada kaitannya dengan demokrasi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia pun menyoroti soal fisik yang dianggap tak bisa blusukan. Menurutnya konteks Pilpres yang menyoroti soal fisik itu tidak patut.

"Fisik misalnya gemoy, tidak bisa blusukan. Jadi soal fisik itu, dalam konteks Pilpres itu tidak intelek, tidak ilmiah, dan tidak patut. Kenapa mempersoalkan fisik?" ungkapnya.

Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam safari politiknya di Lebak, Banten. Hasto menyebut Prabowo bukan Jokowi sehingga tak bisa blusukan.

"Jadi kenapa Pak Prabowo nggak bisa blusukan? Karena Prabowo bukan dari PDI Perjuangan. Prabowo bukan Jokowi sehingga tidak bisa melakukan blusukan," kata Hasto di Lebak, Banten, Minggu (10/12).

Kaderisasi kepemimpinan di PDIP katanya adalah karakter yang turun langsung ke rakyat. Presiden Soekarno, kata Hasto, pernah ke Rangkasbitung di tahun 1957 menyapa masyarakat Lebak dari Jakarta menggunakan kereta.

Selanjutnya, Ketua Umum PDIP Megawati, bahkan kata Hasto, turun langsung melantik korcam-korcam PDIP di berbagai daerah saat orde baru. Termasuk Jokowi sebagai kader PDIP juga melakukan tradisi blusukan.

"Ganjar blusukan, bahkan Pak Ganjar blusukan plus, plusnya apa, tinggal di rumah rakyat. Mana ada pemimpin yang tinggal di rumah rakyat, dengan demikian, maka ini adalah karakter kepemimpinan PDIP," katanya.

Hasto menyebut yang membedakan karakter pemimpin PDIP lain dengan Prabowo adalah soal sikap keberpihakan ke masyarakat kecil. Saat menghadapi kenaikan harga, Prabowo katanya malah meminta kenaikan pinjaman luar negeri untuk alutsista.

(bel/dnu)