Paloh Sentil Revolusi Mental, PAN Ingatkan NasDem Masih Koalisi Jokowi

Paloh Sentil Revolusi Mental, PAN Ingatkan NasDem Masih Koalisi Jokowi

Isal Mawardi - detikNews
Selasa, 18 Jul 2023 08:25 WIB
Viva Yoga Mauladi
Foto: Viva Yoga Mauladi. (Dok. Pribadi)
Jakarta -

Ketum NasDem Surya Paloh menyinggung soal revolusi mental dalam pidatonya di acara Apel Siaga Perubahan. Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi meminta NasDem turut tanggung jawab.

"Yang bertanggungjawab sukses tidaknya gerakan revolusi mental, utamanya adalah partai politik pendukung pemerintah. Semestinya hal itu juga menjadi tanggungjawab NasDem yang saat ini masih merasa menjadi partai koalisi pemerintah karena masih ada menterinya di kabinet," ujar Viva kepada wartawan, Senin (17/7/2023).

Viva meminta NasDem tidak menjadi antitesa pemerintah. Viva mendorong NasDem ikut serta memperbaiki kelemahan-kelemahan program Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semestinya NasDem ya jangan menjadi antitesa pemerintah, yang mengkritik kebijakan pemerintah. Tetapi jika ada kekurangan dan kelemahan pelaksanaan program, ya semestinya ikut bertanggungjawab memperbaiki, memperbarui, melakukan perubahan sesuai visi Presiden Jokowi," jelas Viva.

Menurut Viva, kebijakan revolusi mental adalah gerakan pemikiran, sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan. Target yang dirubah adalah cara pandang, mind set, sikap, perilaku, dan karakter.

ADVERTISEMENT

"Jadi, revolusi mental itu adalah gerakan yang tidak instan, tidak dalam waktu cepat langsung jadi. Hal itu membutuhkan proses afirmatif agar dapat meningkatkan dan mempercepat hasil dan tujuan revolusi mental," tambah Viva.

Diberitakan sebelumnya, Surya Paloh menyayangkan progres kemajuan bangsa Indonesia yang tidak signifikan. Paloh mengungkit apa yang akan diberikan Indonesia saat hari kemerdekaannya Agustus nanti.

Paloh mulanya menyebut gagasan Perubahan sejalan dengan revolusi mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia sempat menyinggung dukungan NasDem penuh kepada Jokowi di 2014.

"Ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan dan harapan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden. Ketika memberikan dukungannya secara totalitas," kata Paloh dalam pidatonya di Acara Apel Siaga Perubahan, GBK, Minggu (16/7/2023).

Paloh menyebut secara logika semestinya Indonesia sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Namun, yang ia lihat justru harapan itu belum terealisasi.

"Logika kita menyatakan kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apan yang kita harapkan. Tapi, sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang harapan belum menjadi kenyataan," ujar Paloh.

"Apa yang harus berani kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki, sebenarnya kita memahami bahwasanya kemerdekaan yang kita miliki ini bukanlah hanya pemberian atau hadiah yang kita peroleh dari kaum penjajah," sambungnya.

Saksikan Live DetikPagi:

Lihat juga Video: Pertemuan Satu Jam Lebih Jokowi dan Surya Paloh di Istana

[Gambas:Video 20detik]



(isa/mae)