Cerita Terpilihnya Soedirman Jadi Panglima Besar hingga Dilantik Bung Karno

Cerita Terpilihnya Soedirman Jadi Panglima Besar hingga Dilantik Bung Karno

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Senin, 11 Sep 2023 10:42 WIB
Pertemuan Sutan Syahrir dan Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman (kanan (Foto: Istimewa/Anri/intagram)
Jakarta -

Kisah kepahlawanan Jenderal Besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman menginspirasi detikcom bersinergi dengan Mabes TNI untuk menggelar Soedirman Awards demi menjaring tentara-tentara teladan. Soedirman dikenal sebagai sosok yang gigih dan mempunyai pengalaman perang gemilang hingga akhirnya ditunjuk menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada masa awal kemerdekaan.

Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR dalam rapat di Markas Besar Tentara Keamanan Rakyat, Yogyakarta, pada 12 November 1945. Pemilihan Panglima Besar TKR itu berlangsung terbuka dan demokratis.

Cerita mengenai pemilihan Panglima Besar TKR itu dituturkan oleh pengawal Soedirman, Tjokropranolo, dalam bukunya yang berjudul Jenderal Soedirman; Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia sebagaimana dikutip, Sabtu (9/9/2023). Pemilihan Panglima Besar TKR ini bermula dari keresahan pucuk pimpinan TKR yang merasakan ketidakhadiran Soepriyadi sebagai pimpinan tertinggi TKR yang ditunjuk oleh presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu para pimpinan TKR mempunyai keinginan untuk memilih pimpinan TKR baru menggantikan Soepriyadi. Pertimbangan kondisi internal TKR dan situasi eksternal menjadi alasan para pimpinan TKR berniat memilih pemimpin baru.

"Pimpinan tertinggi yang baru benar-benar dirasakan perlu, mengingat kehadiran dan tenaganya dibutuhkan sekali untuk mengayomi ataupun mengatur seluruh kesatuan bersenjata, khususnya TKR yang baru dibentuk itu," tutur Tjokropranolo.

ADVERTISEMENT

Singkat cerita, Letjen Oerip Soemohardjo memanggil semua panglima divisi dan resimen TKR untuk menghadiri rapat pada 12 November 1945 di Markas Besar TKR. Pelaksanaan rapat itu juga tidak terlepas dari desakan perwira TKR kepada pemerintah untuk segera permanen mengisi jabatan Panglima Tentara dan Menteri Keamanan (Pertahanan), mengingat keberadaan pasukan Sekutu benar-benar yang sudah mendarat dan bergerak ke daerah pedalaman.

Awalnya rapat berlangsung lancar. Namun rapat menjadi tegang ketika diumumkan agenda tambahan, yaitu memilih Pimpinan Tertinggi TKR.

"Suasana rapat menjadi makin hangat dan ramai tatkala pemilihan Pimpinan Tertinggi TKR dimulai, tetapi karena yang hadir belum siap untuk mengajukan calon masing-masing, maka atas prakarsa Pak Dirman rapat diskors sebentar," ujar Tjokropranolo.

Nama-nama calon yang muncul saat itu adalah:

1. Hamengkubuwono IX
2. Widjoyo Soeryokusumo
3. GPH Purbonegoro
4. Oerip Soemohardjo
5. Soedirman
6. Suryadarma
7. M Pardi
8. Nazir

Pemilihan Panglima TKR berlangsung terbuka dan demokratis. Sistem pemilihannya yaitu panitia menyebutkan nama-nama calon, setelah itu pemilih mengangkat dan mengacungkan tangan satu per satu. Pemilihan berlangsung tiga tahap. Di setiap tahap, nama yang sedikit suaranya gugur.

Akhirnya Soedirman pun terpilih dengan suara terbanyak. Suara Soedirman tak selisih banyak dengan suara Oerip Soemohardjo.

"Tetapi dari 6 Divisi di Sumatera yang mewakili 6 suara memberikan seluruh suaranya itu kepada Pak Dirman," ujar Tjokropranolo.

Oerip akhirnya diminta untuk tetap menjadi Kepala Staf Umum TKR. Alasannya Oerip dianggap mahir dalam strategi militer menghadapi tentara Belanda.

Pelantikan Soedirman

Presiden Sukarno (Bung Karno) melantik Soedirman sebagai Panglima Besar TKR pada 18 Desember 1945 di Markas Besar Tentara di Yogyakarta. Sukarno didampingi oleh Wakil Presiden Moh Hatta dan Perdana Menteri Sutan Syahrir. Berikut amanat Bung Karno saat pelantikan Soedirman sebagaimana dikutip dari buku Jenderal Soedirman; Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia:

Saudara-saudara!

Saya sudah menerima laporan hasil konperensi besar TKR tanggal 12 Nopember yang lalu secara lengkap. Dan hari ini saya dengan rasa khidmat akan melantik saudara Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan rakyat kita dengan pangkat Jenderal. Kewajiban seorang Panglima Besar bagi kita adalah berat sekali. Ia harus dapat mempersatukan semua kekuatan-kekuatan bersenjata menjadi satu kekuatan yang bulat dan efektif di bawah satu komando, kalau kita ingin mencapai hasil gemilang dalam menghadapi serangan-serangan dari luar dan dari dalam, jika sekiranya ada. Tetapi saya yakin, dengan bantuan Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, saudara Soedirman akan berhasil menyempurnakan tentara kita sedikit demi sedikit. Dengan mengucapkan Bismillah maka saya lantik Saudara Soedirman menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Semoga Tuhan memberkati kita semua

Soedirman Awards

Cerita di atas merupakan salah satu bagian dari kisah kepahlawanan Jenderal Besar TNI Raden Soedirman yang lestari hingga kini. Inspirasi keteladanan Jenderal Soedirman itu pula yang melatarbelakangi detikcom berkolaborasi dengan Mabes TNI meluncurkan Soedirman Awards.

Program Soedirman Awards ini ditujukan untuk menjaring para prajurit teladan di Indonesia. Program ini juga diharapkan dapat menjadi ajang apresiasi bagi prajurit TNI yang menunjukkan loyalitas dan dedikasi luar biasa kepada masyarakat, sebagaimana atensi dari Panglima TNI. Selain itu, penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi, menginspirasi, dan membuat prajurit TNI meneladani nilai-nilai yang diwariskan Jenderal Besar Soedirman.

Ada tiga kategori penghargaan yang akan dianugerahkan kepada prajurit tiap matra, yaitu Tentara Berdedikasi, Tentara Inovatif, serta Tentara Penjaga Wilayah NKRI.

Sementara itu, penjaringan kandidat penerima Soedirman Awards telah dimulai Jumat (1/9) lalu. Penjaringan dibuka melalui dua jalur usulan, yaitu masyarakat bisa mengusulkan via formulir digital dan internal matra TNI juga bisa memberikan usulan kepada panitia.

Setelah proses penjaringan selesai, penerima penghargaan Soedirman Awards akan diumumkan di acara penganugerahan pada 28 Oktober 2023.

Adapun tiga dewan pakar yang bakal menyeleksi kandidat penerima Soedirman Awards adalah Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid, mantan Wakil Ketua Komnas HAM Amiruddin Al Rahab, serta Pegiat HAM dan Pekerja Seni, Inayah Wahid.

detikcom mengajak Anda pembaca setia dan seluruh masyarakat Indonesia untuk berkontribusi lewat partisipasi di Soedirman Awards. Usulan dari Anda para pembaca diharapkan menjadi bahan bakar penyemangat personel TNI untuk memberikan dedikasi tinggi di tengah masyarakat. Anda dapat mengusulkan kandidat penerima Soedirman Awards lewat gform di sini.

Simak juga Video 'Semangat Senja Sanjoto, Eks Polisi Militer Jenderal Soedirman':

[Gambas:Video 20detik]



(knv/fjp)