"Ini yang saya tanyakan apa salah saya sehingga sampai sekarang saya masih diintimidasi? Kumpul untuk arisan saja tidak diperbolehkan, bahkan terus diintimidasi. Apa salah saya sampai saat ini belum terjawab," kata Sumini di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).
Sumini lantas bercerita alasannya ikut organisasi Gerwani yang merupakan sayap dari PKI. Menurut dia, Gerwani saat itu mengkampanyekan perjuangan hak-hak perempuan.
Kemudian pada 1 Oktober 1965 hingga 11 Maret 1966 Sumini amat mengingat peristiwa pergantian tampuk kepemimpinan nasional. Pada rentang waktu itulah dia merasa ada yang mendiskriminasi Gerwani.
Sumini merupakan Ketua Ranting Gerwani di Pati, Jawa Tengah. Pada rentang tahun itu kebetulan dia berada di Bogor, dekat dengan DKI Jakarta.
"Pada waktu itu saya dikatakan orang, yang dari Jakarta yang jadi Gerwani nyileti jenderal, Gerwani motong tangannya jenderal, Gerwani cungkil mata jenderal," kata Sumini.
Salah satu media yang memberitakan tentang Gerwani disebut Sumini adalah Berita Yudha milik TNI. Gerwani disebut dalam media itu melakukan tindakan amoral dengan menari telanjang diiringi lagu 'Genjer-genjer' di depan para Jenderal TNI sebelum dibunuh.
"Disiarkan terus menerus sehingga menyulut rakyat akhirnya Gerwani didiskriminasi," ucap Sumini. (bpn/aan)