4 Jenis Burung Kakatua Indonesia Terancam Punah

4 Jenis Burung Kakatua Indonesia Terancam Punah

- detikNews
Selasa, 02 Nov 2010 14:03 WIB
Pekanbaru - 4 dari 7 jenis burung kakatua di Indonesia terancam punah karena berbagai hal. Tingginya tingkat kerusakan hutan dan perdagangan hewan gelap menjadi penyebab utama.

Keempat jenis kakatua itu adalah kakatua maluku (cacatua moluccensis), kakatua putih (cacatua alba), kakatua tanimbar (cacatua goffiniana) dan kakatual jambul kuning (cacatua sulphurea). Burung-burung tersebut terancam punah dengan berbagai tingkatan.

"Kakatua jambul kuning yang juga terdapat di Timor-Leste, memiliki status keterancaman tertinggi, yakni kritis," kata Dwi Mulyawati,  Biodiversity Officer Burung Indonesia dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (2/11/2010).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi menjelaskan, Indonesia adalah negara dengan kekayaan hayati yang tinggi. Namun ironisnya, Indonesia juga negara dengan jumlah jenis burung terancam punah paling tinggi akibat eksploitasi berlebih.

"Di Indonesia memang ada kuota resmi burung yang diekspor. Namun tidak sedikit pula jumlah burung termasuk jenis kakatua yang masuk dalam perdagangan ilegal internasional," kata Dwi.

Dwi menambahkan, pembukaan hutan untuk dialihkan fungsinya juga ikut mengancam kehidupan burung berparuh bengkok itu. Setiap tahunnya pada periode 2006 hingga 2009, laju deforestasi mencapai 31 juta hektar per tahun.

Keempat burung kakatua itu memang dapat dijumpai di hutan sekunder atau hutan yang telah mengalami proses pembalakan. Bahkan, kakatua putih dianggap cukup toleran dengan hutan modifikasi. Namun demikian, burung-burung itu sangat membutuhkan tutupan hutan alam dengan tutupan tajuk rapat, terutama ketersediaan pohon besar sebagai sarang.

"Bagaimana mungkin burung kakatua bisa berkembang biak dengan baik, bila sarang-sarang mereka yang bertengger di atas pohon sendiri sudah dirusak akibat pembukaan hutan. Kondisi ini sangat mengancam kepunuhan burung kakatua di Indonesia," kata Dwi.

Untuk mengatasi kondisi itu, BirdLife International kini mengembangkan program konservasi berbasis standar dan kriteria yang diterima dan dapat diaplikasikan secara global. Program ini tidak hanya mengenali, mendokumentasi dan melindungi jaringan kawasan-kawasan penting bagi burung, tapi juga kekayaan hayati lainnya.

"Program ini dikenal sebagai Important Bird Area (IBA) atau Daerah Penting bagi Burung (DPB)," ungkap Dwi.

Catatan BirdLife International, dengan 227 kawasan penting bagi burung, di luar Pulau Papua, di Indonesia memiliki DPB/IBA terbanyak di Asia Tenggara. Disusul Philippina (117 IBA) dan Vietnam (63 IBA). Daerah Penting bagi Burung di Indonesia tersebar di Jawa dan Bali (53 DPB), Nusa Tenggara (43 DPB), Sumatera (40 DPB), Maluku (36 DPB), Sulawesi (32 DPB) dan Kalimantan (23 DPB).


(djo/djo)