Bukan Rumah Hantu, Museum ini Sukses Bikin Mahasiswa Merinding

Bukan Rumah Hantu, Museum ini Sukses Bikin Mahasiswa Merinding

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Selasa, 04 Sep 2018 10:08 WIB
Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Meski bukan wahana rumah hantu seperti di taman bermain, namun Museum Kematian yang terletak di kampus B Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini sukses membuat merinding para pengunjungnya.

Hal ini tak lain karena konsep dan suasana di dalam museum yang seakan memberikan kesan pengunjung tengah berada di sebuah makam. Suasana ini lengkap dengan semerbak bau dupa dan suara jangkrik yang sengaja ditambahkan oleh pengelola.

Di dalam museum bernama lengkap Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian ini, pengunjung disuguhkan berbagai replika makam dan proses pemakaman yang ada di Indonesia semisal makam Trunyan di Bali, kuburan bayi di Toraja atau makam Belanda.

"Tadi seru sih, tapi emang agak takut juga setelah masuk. Tapi kalau sama temen, saya ndak takut," ujar mahasiswa Ilmu Sejarah Unair, Izzatin Nada al Jannah seusai berkunjung, kepada detikcom, Selasa (4/9/2018).


Izzatin yang datang bersama temannya mengaku awalnya cukup takut. Terlebih pengelola mewajibkan setiap pengunjung menjelajahi seisi museum hingga rampung. Sembari menahan rasa takut, ia terpaksa menelusuri museum.

Namun lama-kelamaan Izzatin yang dipenuhi rasa penasaran menjadi takjub karena bisa mendapatkan wawasan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.

"Kalau saya lihat itu ya kok menarik banget, kayaknya kecil tapi waktu masuk eh ternyata pintu keluarnya bukan di depannya pintu masuk, dan kaget aja dalamnya luas dan materi-materi yang ada di sini itu kayak nggak yang seperti kita bayangkan. Tanahnya tanah beneran mayatnya juga mayat beneran ya," kata Izzatin.

Bukan Rumah Hantu, Museum Kematian Sukses Bikin Mahasiswa MerindingFoto: Hilda Meilisa Rinanda

Pengunjung lain, Uswatin Hasanah mengatakan meski museum ini tampak kecil dari luar, begitu masuk ia tak menyangka ruangan di dalamnya cukup luas sehingga bisa memuat beberapa koleksi.

"Pertama masuk museum ini dari awal itu nggak nyangka dari pintu depan itu kayaknya kecil banget dan masuk ke sini itu tenyata besar dan luas apalagi yang di belakang koleksinya pun menarik banget," katanya.

Kendati bertemakan kematian, pengurus museum Desi Bestiana mengatakan selama ini ia tak pernah melihat dan mendengar kejadian seram. Tetapi dari cerita sejumlah pengunjung yang memiliki indera keenam, beberapa dari mereka mengaku bisa merasakan dan mendengar suara dari alam lain.

"Kalau saya yang ndak punya kemampuan untuk mendengar dan melihat hal-hal seperti itu sih ya tidak ada, tapi kalau ada temen yang sensitif dan punya indera keenam, katanya sempat mendengar suara-suara gitu sih," kata Desi.


Terlepas dari itu, Desi menegaskan tujuan utama didirikannya museum yang dikelola oleh Departemen Antropologi Unair itu adalah untuk mempelajari tentang budaya memakamkan jenazah yang ada di Indonesia yang memang sangat beragam.

Dengan adanya museum ini, mahasiswa bisa memahami bagaimana tubuh manusia saat meninggal nanti. Sebab menurutnya, kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Namun jika dipelajari, kematian bisa dihadapi dengan lebih enjoy.

"Jadi museum ini juga mengingatkan mahasiswa tentang kematian. Bagaimana tubuhnya nanti, dan diharapkan bisa menghadapi kematian dengan lebih enjoy ya," harapnya.

Tertarik untuk mengunjungi museum ini? (lll/lll)