Mereka mengikuti acara yang digelar di Benteng Vredeburg Yogyakarta sejak hari Sabtu dan Minggu 21-22 Oktober 2017. Hampir semua peserta mengenakan pakaian jaman dulu seperti pakaian tentara, polisi, pegawai pamong praja hingga pakaian tentara Jepang dan Hindia Belanda.
peserta berpakian jadul Foto: Bagus Kurniawan/detikcom |
Menariknya lagi, selain mengenakan pakaian jadul, berbagai asesoris sepeda mulai dari sirine engkol, bel andong, berbagai bel sepeda, sound system dan lain-lain ditampilkan para peserta. Di bagian belakang juga dipasang berbagai lambang komunitas atau organisasi masing-masing peserta.
Hadir pula mantan Walukota Yogyakarta, Herry Zudianto yang merupakan penggagas Sego Segawe yakni sepeda kanggo sekolah dan nyambut gawe (sepeda untuk sekolah dan bekerja).
Dari Benteng Vredeburg, peserta kemudian berkeliling kota melewati kawasan Alun-alun Utara, Jl Ibu Ruswo, Jl Brigjen Katamso, Jokteng Wetan, Jl Taman Siswa.
Rombongan kemudian berhenti sebentar mengunjungi Museum Kirti Griya atau Museum Ki Hajar Dewantara. Dari tempat itu, peserta kemudian diajak melewati halaman Puro Pakualaman, Jl Gajah Mada, Lempuyangan, kawasan Kridosono, Jl Cik Ditiro, Jl Sarjito, Jl AM Sangaji, Tugu Yogyakarta, Malioboro dan finish di Museum Benteng Vredeburg.
pawai keliling kota Foto: Bagus Kurniawan/detikcom |
"Ada banyak peserta luar Yogyakarta terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur turut hadir dalam even ini," ungkap Ketua Panitia JRO 2017, Towil seusai acara, Minggu (22/10/2017).
Towil mengatakan tema yang diusung adalah 'Onthel Sahabat Museum, Museum Selalu Dihati'. Karena itu peserta diajak mengunjungi beberapa musuem di Yogyakarta. Selain pawai keliling kota di dalam Benteng Vredeburg juga digelar berbagai bazar, kuliner hingga penjualan pernaik-pernik serta asesoris sepeda tua atau klithikan onthel.
"Ini juga sebagai gambaran bila pecinta sepeda tua itu juga mencintai museum," katanya.
Dalam acara sejak hari Sabtu sore, berbagai komunitas onthel yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua (Kosti) dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa tengah, Bali, Lampung, dari Banjarmasin mengikuti acara tersebut. Para peserta dari Jawa Timur seperti dari Jombang, Madiun, Kediri, Sidoarjo, Malang datang menggunakan truk untuk mengangkut sepeda. Sedangkan peserta menggunakan mobil atau minibus. Namun beberapa peserta dari sekitar Jawa Tengah seperti Purworejo, Magelang, Klaten, Solo, mereka datang langsung bersepeda dari daerah masing-masing.
"Kami berombongan sekitar 20 orang bersama keluarga dan datang pada Sabtu malam. Sekalian berwisata di Yogyakarta," ungkap Nugroho, salah satu peserta dari Mojokerto.
Dia mengaku senang adanya kegiatan onthel seperti ini karena bisa saling kenal dengan para pecinta sepeda tua dari berbagai daerah di Indonesia.
"Hampir tiap ada acara di Yogya dan sekitarnya, kami selalu datang. Bisa bertemu dengan teman-teman lainnya," katanya. (mbr/bgs)