Wisatawan Keluhkan Tukang Tato Temporer Ngepruk Harga di Bandung

Wisatawan Keluhkan Tukang Tato Temporer Ngepruk Harga di Bandung

Yudha Maulana - detikNews
Jumat, 17 Des 2021 13:43 WIB
Tukang Tato Temporer Ngepruk Harga di Bandung
Wisatawan mengeluhkan tukang tato temporer ngepruk harga di Alun-alun Bandung. Tato temporer di tangan wisatawan itu harganya Rp 160 ribu. (Foto: istimewa)
Bandung -

Seorang wisatawan yang berkunjung ke Alun-alun Kota Bandung mengeluhkan harga jasa tato temporer berukuran kecil yang kelewat mahal. Kejadian ini pun viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun @bandungers.

Korban berinisial A saat dikonfirmasi detikcom mengatakan, kejadian tukang tato ngepruk harga itu berlangsung Kamis (17/12) malam. Ketika itu, ia dan teman perempuannya mendatangi salah satu jasa tato temporer di Alun-alun.

Menurutnya, penjaja tato tersebut menawarkan jasa tato seharga Rp 3.000-Rp 4.000. Namun, setelah tato selesai dibuat ternyata harga yang diberikan adalah Rp 160 ribu.

"Jadi mungkin kitanya sih harus teliti sebagai konsumen gitu. Harga di atas seperti menjebak, setelah hasil akhir ternyata hitungnya panjang x lebar x harga. Ambil contoh teman saya kemarin jadinya 10 cm x 4 cm, siapa yang enggak kaget hanya dengan hasil kaya gitu doang dengan bermodalkan pulpen dan tinta, enggak sampai dua menit," ujar A saat dihubungi detikcom, Jumat (17/12/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu ukuran tato yang dibuat pun tak sesuai perjanjian. A mengatakan sebenarnya temannya meminta untuk dibuatkan tato berukuran kecil, tetapi tukang tato temporer itu membuat dengan ukuran lebih besar dari perjanjian.

"Ketika kita kaget dengan harga tersebut dan ukuran juga enggak sesuai dengan keinginan kita, otomatis kita dirugikan dong ya. Kita sempat komplain sebelum tinta turun, kita sudah komplain kalau tulisannya terlalu besar, tapi akang yang bikin tatonya bilang 'iya enggak apa-apa entar juga ukurannya jadi enggak besar'," katanya.

ADVERTISEMENT

"Pas jadi hitungannya enggak masuk akal. Siapa sih yang puas dengan hasil tersebut dengan harga yang cukup besar, ketika itu si tukang tato cuma jawab 'ya mau gimana a sudah turun tinta, kita juga kan kerja a'," ujar A melanjutkan.

Usai mendapatkan jawaban seperti itu, A pun hanya bisa mengelus dada. Ia pun akhirnya melakukan negosiasi agar pembayaran tato temporer tersebut bisa dibayar lebih murah.

"Kita nego, akhirnya kita mau enggak mau bayar lah Rp 100 ribu, dari harga Rp 160 ribu, meskipun berat hati kita kasih. Karena kalau mau melawan juga oknumnya banyak banget dan juga dalam keadaan tidak sadar karena mabuk," tutur A.

(yum/bbn)