Ada sekitar 15 poster berisi tuntutan yang mereka bawa, diantaranya 'Bebaskan sekolah kami dari banjir'. Para siswa SD ini berkumpul di halaman sekolah. Sementara beberapa orang guru terlihat di teras lantai bawah dan atas. Gedung sekolah SD Sukasari I mempunyai dua lantai.
Siswa yang melakukan aksi hanya kelas 5 A dan B. Sementara siswa kelas lainnya tetap belajar. Meski tak sedikit, siswa kelas lain yang tak ikut demo, mencuri-curi pandang lewat jendela ke arah yang demo.
Dia mengungkapkan setiap musim penghujan, sekolah selalu disergap banjir. Kondisi ini sudah berlangsung lama, sejak tahun 2000. Namun banjir dulu tidak separah sekarang ini. "Ini karena adanya pembangunan SPBU yang berada di selatan gedung sekolah," katanya.
Dalam pembangunan SPBU tersebut, kata dia, mengurug tanah dan menghambat saluran air. Sehingga, airnya terus menggenang . "Dulu meski airnya besar tapi tetap bisa mengalir," tuturnya.
Kondisi ini, lanjutnya, otomatis sering menganggu aktivitas belajar mengajar. Sebab, tak jarang para siswa dipulangkan jika sekolah terendam banjir.
"Senin lalu banjir paling parah, sehingga terpaksa murid-murid dipulangkan kembali. Nah Rabu, siswa tetap masuk air kelas tergenang air. Mereka belajar di teras lantai dua," tutur Neneng.
Sementara itu menurut salah seorang guru Omas Sumartini, para orangtua seringkali mengeluh jika anak-anaknya harus tetap masuk, sementara sekolah kebanjiran. "Mau bagaimana lagi, kalau sering libur kasihan anak-anak, belajarnya terganggu," kata Omas.
Aksi para siswa ini tak berlangsung lama. Sebab saat petir terdengar menggelegar dan hujan mulai turun, para siswa diminta untuk masuk kembali ke kelas. "Yaahh..hujan lagi. Siap-siap deh," celetuk mereka.
Pantauan detikbandung, terlihat beberapa titik genangan air di halaman sekolah. Bahkan rumah penjaga sekolah yang berada di belakang gedung sekolah terendam banjir hingga setinggi paha anak SD.
Beberapa siswa SD terlihat membantu mengeluarkan air dari dalam rumah penjaga sekolah dengan menggunakan gayung. (ern/ern)