TEMPO.CO, Rembang - Tim arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan empat kerangka manusia dan peralatan tembikar yang diperkirakan dari zaman prasejarah. Kondisi kerangka itu sebagian sudah tak utuh. Tim Balai menemukannya di kawasan situs Austronesia di Desa Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa, 30 Juli 2013. “Satu dari empat kerangka itu kondisinya masih utuh,” kata Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, yang dihubungi di lokasi situs, Rabu, 31 Juli 2013.
Kerangka ini masih lengkap memiliki tengkorak hingga tulang kaki, tapi tiga kerangka lain tak utuh, terutama pada bagian tengkorak. “Dimungkinkan terkena abrasi karena lokasi itu berada di tepi pantai,” kata Siswanto. Dia menyimpulkan, di lokasi penemuan itu merupakan kompleks permukiman manusia penutur Bahasa Austronesia.
Di situs itu pula ditemukan tembikar dalam berbagai bentuk dan ukuran. “Ini menunjukkan gerabah yang tebal dan tipis memiliki fungsi yang berbeda,” kata ketua tim peneliti situs, Gunadi. Menurut dia, dari sejumlah literatur, sistem permukiman biasanya terdiri dari tempat tinggal, tempat mencari makan, dan pemakaman. Situs Leran dinilai terlengkap. Kelestarian situs ini dapat mengungkap sebaran manusia penutur Bahasa Austonesia di Asia Tenggara sebelum 2.650 tahun lalu. “Dari sampel yang kami kirimkan, Direktorat Geologi Bandung memastikan usia situs mencapai 2.650 tahun.”
Sebelumnya, arkeolog menemukan situs manusia prasejarah di pantai Binangun dan Plawangan, Kecamatan Lasem, pada akhir November lalu. Pecahan tembikar ditemukan 200 meter dari lokasi penemuan kerangka manusia di pantai itu. Kemudian tim Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan peninggalan prasejarah di Pantai Laren, Kecamatan Sluke. “Di sini titik sebarannya lebih banyak,” kata Gunadi.
Adapun temuan di Plawangan, berupa pecahan tembikar. “Kondisi kerangka manusia sudah rapuh. Karena itu, tak kami lakukan ekskavasi,” kata Gunadi. Balai Arkeologi merekomendasikan agar di lokasi itu dibuatkan peti pengaman dan bagian atasnya ditutup kaca. Ketika ditemukan, kerangka manusia itu dalam keadaan terlentang. Karena tulangnya sudah rapuh. “Sangat berisiko jika diangkat.”
BANDELAN AMARUDIN
Terpopuler:
Joe Taslim Pindah Agama Demi Cinta
Berseteru dengan Ahok, Haji Lulung Pergi Umrah
Bang Ucu: PKL Bongkar Sendiri atau Saya Bakar
Briptu Rani Resmi Dipecat Polda Jawa Timur
SBY ke Lumajang, Dukun Semeru Dikerahkan