TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, menyatakan pihaknya sebenarnya telah otomatis keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan setelah Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, membuat keputusan sepihak memasangkan calon presiden Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.
Andi menyatakan rapat yang digelar partainya di kediaman Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Jawa Barat hari ini hanya sebagai formalitas untuk mengesahkan hal itu.
"Jadi memang setelah kejadian kemarin kita ditinggalkan oleh NasDem dan Anies Baswedan. Jadi tentu saja kita harus merapatkan oleh MTP, Majelis Tinggi Partai karena dalam AD/ART Partai Demokrat yaitu urusan koalisi dan pemilihan presiden adalah ranahnya majelis tinggi," ujar Andi Mallarangeng saat ditemui di Cikeas, Jumat, 1 September 2023.
Demokrat sebelumnya merasa dikhianati oleh keputusan untuk menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa mereka kecewa karena Anies sebagai capres dari Koalisi Perubahan menyetujui keputusan Surya Paloh itu.
Selain itu, Riefky menyatakan Anies juga tak menyampaikan kabar itu secara langsung kepada pihaknya, melainkan melalui Anggota Tim 8, Sudirman Said. Padahal, menurut Riefky, Anies sudah membuat keputusan untuk menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai cawapres pendampingnya.
Putusan itu, menurut Riefky sudah disampaikan Anies kepada seluruh pimpinan partai anggota Koalisi Perubahan pada Juni lalu.
Demokrat tutup pintu untuk Anies dan NasDem
Andi menegaskan Demokrat dalam rapat hari ini akan memutuskan menarik diri dari Koalisi Perubahan dan menarik dukungan terhadap Anies Baswedan. Dia pun memastikan tak ada lagi peluang mereka untuk tetap bersama Partai NasDem dan Anies di Koalisi Perubahan.
"Ya nggak lagi (dukung Anies), masak kita mau bersama dengan orang yang mengkhianati kita? Tapi kan harus diputuskan dulu di Majelis Tinggi Partai," kata dia.
"Setelah kemudian kalau sudah ada keputusan, barulah resmilah kita Partai Demokrat tidak lagi bersama dengan Koalisi Perubahan dan Persatuan karena memang sudah ditinggal, makanya secara otomatis sudah bubar," kata Andi.
Dia pun menganalogikan masalah ini seperti layaknya seseorang yang ditinggal pacarnya menikah dengan orang lain.
"Orang ini, belum jadi presiden sudah meninggalkan kawan lama, kawan lama yang sudah lama bersama-sama, sudah dilamar, bahkan sudah menentukan kapan ini akan dideklarasikan bersama. Tiba-tiba kemudian kawin dengan orang lain. Kira-kira begitu, masa kita masih mau berjalan bersama dengan orang-orang semacam itu," ucap Andi sambil tertawa.
Soal langkah Partai Demokrat ke depannya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menyatakan belum ada keputusan. Andi Mallarangeng menyatakan hal itu baru akan dipikirkan setelah mereka secara resmi keluar dari Koalisi Perubahan.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI