Panglima TNI Kelahiran Madiun, Nomor 1 Lulusan Terbaik Sekolah Penerbang 1975

Selasa, 26 September 2023 - 06:00 WIB
loading...
Panglima TNI Kelahiran Madiun, Nomor 1 Lulusan Terbaik Sekolah Penerbang 1975
Sebanyak 850 prajurit TNI AD dilepas untuk bertugas dalam Satgas Pamtas RI-PGN ke Provinsi Papua dan Papua Barat, di Pelabuhan Boom Baru Palembang, Jumat (24/3/2023). FOTO/MPI/MUSHAFUL IMAM
A A A
JAKARTA - Sejumlah perwira tinggi (pati) bintang empat yang berhasil menduduki jabatan Panglima TNI merupakan kelahiran Madiun , Jawa Timur. Salah satunya lulusan terbaik Sekolah Penerbang 1975 dan merupakan Panglima TNI pertama dari Angkatan Udara.

Panglima TNI merupakan jabatan tertinggi di organisasi Tentara Nasional Indonesia. Jabatan ini bisa diduduki oleh pati TNI aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan, baik darat (AD), laut (AL), maupun udara (AU).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, Panglima TNI memiliki sejumlah tugas dan kewajiban. Antara lain, memimpin TNI; melaksanakan kebijakan pertahanan negara; menyelenggarakan strategi militer dan melaksanakan operasi militer; memberikan pertimbangan kepada Menteri Pertahanan dalam menyusun dan melaksanakan perencanaan strategis pengelolaan sumber daya nasional untuk kepentingan pertahanan negara; hingga menggunakan komponen cadangan setelah dimobilisasi bagi kepentingan operasi militer.



Sesuai sejarahnya, istilah jabatan Panglima TNI baru dikenal sejak era Reformasi atau tepatnya sejak Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dipisah menjadi TNI dan Polri pada 1 April 1999. Sebelumnya, jabatan tertinggi di militer Indonesia disebut sebagai Panglima ABRI.

Sejak bergulirnya era Reformasi hingga saat ini setidaknya sudah ada 10 perwira tinggi bintang empat yang menjabat sebagai Panglima TNI. Dua di antaranya merupakan kelahiran Madiun, Jawa Timur. Siapa keduanya?

Berikut ini Panglima TNI kelahiran Madiun:

1. Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto

Panglima TNI Kelahiran Madiun, Nomor 1 Lulusan Terbaik Sekolah Penerbang 1975

FOTO/DOK.INDONESIA.GO.ID

Panglima TNI kelahiran Madiun yang pertama adalah Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto. Tentara kelahiran Madiun, 2 Desember 1950 itu menjabat Panglima TNI pada periode 13 Februari 2006–28 Desember 2007 atau di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Djoko Suyanto meniti karier di militer mengikuti jejak ayahnya, Mayor Suparno, anggota TNI AU yang bertugas di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jatim. Setelah lulus SMAN 2 Madiun, Djoko muda langsung memutuskan meneruskan pendidikan Akabri Udara dan lulus pada 1973.

Sejumlah jabatan penting pernah diemban lulusan Akademi Angkatan Bersejata Republik Indonesia (Akabri) Udara 1973 itu. Antara lain Instruktur Penerbang F-5 Lanud Iswahjudi (1981-1982), Instructor advanced fighter training course (1983-1990), Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi (1990-1992), dan Komandan Lanud Jayapura (1992-1994).

Lulusan terbaik Sekolah Penerbang XX tahun 1975 ini pecah bintang saat dipromosikan menjadi Komandan Lanud Iswahjudi pada 1997. Dua tahun kemudian, penerbang pesawat tempur dengan call sign Beetle dan Thunder-35 ini dimutasi menjadi Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas).

Djoko pecah bintang 2 ketika ditunjuk menjadi Panglima Komando Operasi TNI AU II (Pangkoopsau II) pada 2001. Namun tak lama kemudian, penerbang pesawat tempur F-5 Tiger II itu dimutasi menjadi Komandan Komando Pendidikan TNI AU (Dankodikau).

Terpilihnya SBY sebagai Presiden pada Pilpres 2004 membuat karier Djoko Suyanto melejit. Djoko yang menjabat Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asop KSAU) berpangkat Marsekal Muda (Marsda) tiba-tiba ditunjuk menjadi KSAU. Untuk memenuhi aturan, sehari sebelum pelantikan, pangkatnya dinaikkan bintang 3 atau Marsekal Madya (Marsdya) pada 2005.

Setelah setahun sebagai KSAU, pada Januari 2006, Djoko Suyanto diajukan Presiden SBY menjadi calon tunggal Panglima TNI ke DPR. SBY mencabut pencalonan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu yang sempat diajukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Djoko Suyanto harus menjalani fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR cukup lama lebih dari 14 jam sebelumnya akhirnya dinyatakan lolos. Jebolan US Air Force F-5 Fighter Weapon Instructor School, Pangkalan Udara Nellis, Las Vegas, Nevada ini dilantik menjadi Panglima TNI pada 13 Februari 2006. Atas pelantikan ini, Djoko merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari TNI AU.

Pada periode kedua pemerintahan Presiden SBY, Djoko dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam. Ia mengemban jabatan itu hingga masa pemeritahan SBY selesai pada 2014.

2. Laksamana TNI Yudo Margono

Panglima TNI Kelahiran Madiun, Nomor 1 Lulusan Terbaik Sekolah Penerbang 1975

Laksamana TNI Yudo Margono di rumah dinasnya di Jalan Taman Suropati RT 5 RW 5 Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, sebelum sertijab Panglima TNI di Mabes TNI di Cilangkap, Selasa (20/12/2022). FOTO/MPI/SUTIKNO

Panglima TNI kelahiran Madiun selanjutnya adalah Laksamana TNI Yudo Margono. Tentara kelahiran Madiun, 26 November 1965 itu menjabat Panglima TNI sejak 19 Desember 2022 hingga saat ini.

Yudo Margono lahir dari keluarga petani di Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Madiun. Ia mengenyam pendidikan dasar di SDN 02 Garon dan menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Mejayan.

Lulus SMA, Yudo kemudian melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Laut (AAL) dan lulus pada 1988. Sejak itu, Yudo meniti karier di militer sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI Wilhelminus Zakaria Johannes-332 (1988), kemudian naik menjadi Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara-364, dan Palaksa KRI Fatahillah-361.

Selanjutnya, Yudo mengemban jabatan sebagai Komandan KRI Pandrong-801, Komandan KRI Sutanto-877, Komandan Lanal Tual (2004–2006), dan Komandan KRI Ahmad Yani-351 (2006–2008). Sarja Manajemen Universitas Krisnadwipayana itu kemudian dipercaya menjadi Komandan Lanal Sorong (2008–2010), Komandan Satkat Koarmatim (2010–2011), Komandan Satkor Koarmatim (2011–2012), Komandan Kolat Koarmabar (2012–2014), dan Paban II/Opslat Sopsal (2014–2015).

Yudo Margono pecah bintang saat ditunjuk menjadi Komandan Lantamal I Belawan pada 2015. Setelah dilantik, ia resmi berpangkat Laksamanan Pertama (Laksma). Selanjutnya ia dimutasi menjadi Kepala Staf Koarmabar.

Pangkat Yudo kembali naik menjadi Laksamana Muda (Laksda) saat ditunjuk menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) pada 2017. Setahun kemudian, dia dimutasi menjadi Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangkoarmabar) dan Pangkoarmada 1.

Lulusan Sesko TNI A-38 ini pecah bintang 3 atau Laksamana Madya (Laksma) saat dipromosikan menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I pada 2019. Setahun kemudian, pangkatnya kembali naik menjadi Laksamana ketika dimutasi menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) pada 2020.

Dua tahun memimpin TNI AL, Yudo Margono akhirnya diajukan sebagai calon tunggal Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke DPR pada 28 November 2022. Yudo diajukan untuk menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022.

Yudo Margono menjalani fit and proper test di Komisi I DPR pada 2 Desember 2022 dengan didampingi KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman, KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Komisi I DPR kemudian menyatakan Yudo lolos uji kelayakan dan kepatutan sebagai Panglima TNI.

Presiden Jokowi kemudian melantik Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 19 Desember 2022. Setahun bertugas sebagai Panglima TNI, Yudo akan berumur 58 tahun atau memasuki usia pensiun pada 26 November 2023. Namun hingga saat ini Presiden Jokowi belum memberikan tanda-tanda menyiapkan pengganti Yudo.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2925 seconds (0.1#10.140)