Share

Kisah Mantan Gerwani Dipercaya Jadi Pengasuh Anak Balita

Arief Setyadi , Okezone · Senin 18 September 2023 06:05 WIB
https: img.okezone.com content 2023 09 17 337 2884552 kisah-mantan-gerwani-dipercaya-jadi-pengasuh-anak-balita-IKQJUMVcbS.jpg Sumarti, mantan anggota Gerwani (Foto: Dok Okezone)
A A A

GERWANI akronim dari Gerakan Wanita Indonesia, salah satu organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Nama gerakan tersebut tak terlepas dengan Gerakan 30 September (G30S) 1965.

Mantan anggotanya yang masih hidup hingga kini tak akan pernah lepas dari cap negatif hingga ajal menjelang. Mengingat, Gerwani turut melakukan kejahatan dalam berbagai kisah tentang penculikan, penyiksaan dan pembunuhan para jenderal di Tanah Air.

Ada sebuah kisah, Sumarti, mantan Gerwani yang menjadi pengasuh anak atau baby sitter. Ia mengasuh anak berusia lima bulan Fran Rajendra L. Wirajani.

Sumarti dipercaya sang majikan sejak lama sebagai pengasuh yang terampil mengurus anak dan bayi di lingkungan tempat tinggal di Bekasi Utara. Sumarti, pada era 1960-an, pernah ikut Gerwani di Jawa Tengah di sekitar daerah Gubug.

Saat ditanya soal 1965, Sumarti nampak nothing to lose menceritakan semuanya. Ia mengaku gabung Gerwani “cabang” Semarang sejak awal 1960an.

“Dulu itu di daerah Gubug dan Semarang, banyak orang-orang PKI yang menghasut, merayu perempuan-perempuan kampung untuk ikut Gerwani. Termasuk saya,” kata Sumarti kepada Okezone beberapa waktu silam.

“Dirayu kalau ikut Gerwani, nanti bisa makan enak. Bisa tidur di rumah-rumah ‘gedong’ (hotel). Ikut Gerwani sama yang lain, saya sering diikutkan acara-acara. Mengisi acara dengan tarian, nyanyian (lagu) Genjer-Genjer atau Nasakom Bersatu,” ujarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Kala itu, dia tak tahu apapun tentang politik. Meski, ayahnya jadi salah satu tokoh lokal Partai Nasional Indonesia (PNI) di Gubug. Sumarti yang masih berusia 16 tahun ikut Gerwani hanya karena urusan perut.

Sumarti sama sekali tak memahami politik yang kemudian berujung pada kemelut. “Dulu diajak ikut itu (Gerwani) ya cuma karena itu. Enggak ngerti sama sekali soal politik komunis itu kayak apa. Kalau diajak ke acara-acara gitu, biasanya malam dan bapak saya dulu enggak tahu. Saya cuma bilang kalau mau ngaji, padahal ikut acara,” kata Sumarti.

Bahkan, Sumarti yang berada di kampungnya tak tahu kabar ketika di Jakarta terjadi tragedi G30S/PKI lantaran tak punya radio untuk dengar berita. Ia hanya mendengar dari beberapa tetangganya.

Ia mengetahui bahwa Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) Letjen Achmad Jani (baca: Ahmad Yani) dan para bawahannya diculik dan dibunuh. Ekses dari peristiwa itu, para kader dan simpatisan PKI pun ditunjuk jadi kambing hitam. Berbagai daerah terjadi “pembersihan” terhadap PKI dan para anggota Gerwani, termasuk Sumarti.

"Habis 1965 itu, saya sama yang lain ikut ditangkapi. Sempat dipenjara empat bulan di Purwodadi,” ujarnya.

Sumarti termasuk yang beruntung karena bisa dibebaskan setelah sempat mendekam empat bulan. Lantaran masih termasuk di bawah umur, Sumarti bisa bebas karena peran ayahnya yang merupakan salah satu tokoh yang dituakan di PNI.

“Adik saya yang ngabari bapak, kalau saya ditangkap dan dipenjara di Purwodadi. Bapak yang lepasin saya. Saya juga dulu KTP saja belum punya,” kata Sumarti.

“Kalau waktu itu sudah punya KTP dan kartu anggota (Gerwani), bisa lain ceritanya. Seperti teman-teman yang lain. Mereka dibawa ke Nusa Kambangan, setelah itu enggak pernah ketemu lagi,” ujarnya.

Sumarti kembali menjalani hidup seperti sedia kala setelah menghirup udara bebas. Pelajaran agama diteruskannya di sebuah pesantren dekat rumahnya hingga akhirnya merantau ke Ibu Kota.

Bahkan, dirinya pernah menjadi pemeran figuran di beberapa sinetron dan figuran dan menjadi pengasuh beberapa bayi secara freelance atau pekerja lepas.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini