Share

Mengenal Silsilah Jaka Tingkir, Masa Pemerintahan dan Sejarahnya

Alfilya Tri Maulina , Okezone · Selasa 20 September 2022 19:15 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 20 337 2671570 mengenal-silsilah-jaka-tingkir-masa-pemerintahan-dan-sejarahnya-V1O1Rs8q8N.jpeg Joko Tingkir. (Foto: Ilustrasi/Dok Ist)
A A A

JAKARTA - Joko Tingkir adalah salah satu legenda yang paling dikenal oleh masyarakat. Joko Tingkir memiliki nama asli Mas Karèbèt yang diambil Ketika sang ayah Ki Kebo Kenanga sedang menggelar pertunjukan wayang beber dan dalangnya adalah Ki Ageng Tingkir. Namun suara wayang yang tertiup angin membuat suara "kemebret” membuat Joko Tingkir diberi nama "Mas Karebet”. Dilahirkan pada tanggal 18 tahun 1549 dari pasangan Ki Kebo Kenangan dan Nyi Ageng Pengging.

Joko Tingkir adalah pendiri sekaligus raja atau sultan pertama dari kesultanan atau Kerajaan Pajang yang memerintah dari tahun 1568-1582 dengan gelar kerajaan Sultan Adiwijaya atau Hadiwijaya.

Silsilah Joko Tingkir

Joko Tingkir adalah putra Kebo Kenanga dan cucu Adipati Andayaningrat yag dikenali dengan nama Syarief Muhammad Kebungsuan. Joko Tingkir putra dari Ki Kebo Kenongo dan putra dari Ki Ageng Pengging Sepuh (Andayaningrat/Jaka Sengara/Muhammad Kabungsuan) putra dari Syeikh Jumadil Kubro. (Jamaluddin Akbar al-Husaini).

Ayahnya Kebo Kenongo menikah dengan Nyai Ratu Mandoko putri dari Sunan Kalijaga. Sedangkan kakeknya, Andayaningrat menikah dengan Ratu Pembayun putri dari prabu Brawijaya V raja Majapahit. Jika melihat garis nasab tersebut diketahui bahwa Joko Tingkir adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad Saw. Joko Tingkir merupakan sosok raja yang memiliki kharisma dalam memimpin.

 Baca juga: Joko Tingkir dan Kisah Kesaktiannya Taklukkan Buaya Putih

Pengabdiannya pada kerajaan Demak

Berdasarkan buku Babad Tanah Jawa seperti dilansir dari Wikipedia. Setelah beranjak dewasa, Joko Tingkir merantau menuju ibu kota Demak bersama rekannya, mas Manca, mas Wila, dan Ki Wuragil. Sesampainya di Demak, ia tinggal di rumah pamannya, Kyai Gandamustaka, yang merupakan seorang perawat Masjid Demak berpangkat lurah ganjur. Lalu Atas jasa pengabdiannya Joko Tingkir diangkat sebagai Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwijaya dan dinikahkan dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggono.

Kemudian menjadi kepala prajurit Kerajaan Demak oleh Sultan Trenggono . Trenggana juga mengangkat kembali Joko Tingkir menjadi lurah wiratamtama atas jasanya membantu Trenggana.

Menjadi Raja di Kerajaan Pajang

Joko Tingkir adalah seorang ulama besar yang sangat dihormati masyarakat Jawa. Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya adalah kerajaan Islam ke-2 di tanah Jawa setelah Kesultanan Demak runtuh. Sejarah Kerajaan Pajang diawali saat Kesultanan Demak dilanda konflik perebutan kekuasaan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Latar Belakang Berdirinya Kesultanan Pajang

Arya penangsang adalah anak pangeran Sekar Seda Lepen kakak dari Sultan Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen telah di bunuh oleh Sunan Prawata di pinggiran kali. Tewasnya membuat Arya penangsang merasa berkuasa dan menyimpan dendam terhadap kerajaan Demak.

Arya penangsang membunuh pewaris tahta kerajaan Demak Pangeran Prawata. Tak hanya itu ia juga membunuh Pangeran Hadiri, adik dari Pangeran Prawata.

Untuk mengalahkan Arya penangsang kerajaan Demak meminta bantuan kepada Joko Tingkir dan sahabatnya Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Penjawi menyerang Arya Penangsang.

dalam perang itu Arya Penangsang tewas terbunuh oleh Danang Sutawijaya. Kemudian Joko Tingkir dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Hadiwijaya dengan masa pemerintahan dimulai pada tahun 1568 sampai 1582.

Kekuasan Demak akhirnya dipindahkan oleh Joko Tingkir dari Demak ke Pajang, Surakarta Jawa Tengah. Setelah menjadi raja Joko Tingkir mengangkat dua sahabatnya memegang jabatan yang berbeda. Ki Ageng Manahan menjadi Bupati Yogyakarta, sementara Ki Ageng Penjawi diangkat menjadi Bupati di Kota Pati.

Sampailah puncak kejayaan yang Joko Tingkir inginkan selama masa pemerintahannya memegang penuh tahta Kerajaan Pajang segala kegiatan berjalan baik dan Islam tumbuh dan sangat melekat. Saat diwariskan kepada anaknya yang bernama Pangeran Benawa. Ia tidak sanggup menjalankan kerajaan tersebut, kemudian Kerajaan Pajang diberikan kepada Danang sutawijaya dan pusat Kerajaan di pindahkan ke Mataram tahun 1586 . Saat ini Ikon Kerajaan

Pajang dapat kita jumpai di Laweyan, Surakarta berupa Masjid dan menjadi leluhur masyarakat Yogyakarta dan Surakarta.

Kematian Joko Tingkir

Sebelum meninggal dunia Joko Tingkir berperang dengan Sunan Sutawijaya. Akibat ulahnya yang membuat Joko Tingkir ingin menyerang Mataram. Setelah menerima kekalahan Joko Tingkir kembali pulang namun kondisinya melemah membuatnya tidak kuat melakukan perjalanan pulang. Lalu ia singgah ke makam Sunan Tembayat. Setelah merasa lebih kuat Joko Tingkir melanjutkan perjalanan pulang namun ditengah perjalanan ia jatuh dari tunggangan gajah.

Joko Tingkir sempat berwasiat kepada anak-anaknya agar tidak pernah membenci Sultan Sutawijaya. Joko Tingkir Akhirnya meninggal dunia pada tahun 1582 akibat perang terakhir dan kondisi kesehatan yang memburuk lalu ia dimakamkan didesa Butuh, Sragen Jawa Tengah kampung halaman Nyi Ageng Pengging.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini