Share

Mengenal Sejarah dan Silsilah Wali Songo, Kesembilan Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Jawa

Rifqa Nisyardhana , Okezone · Sabtu 10 September 2022 18:00 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 10 337 2664871 mengenal-sejarah-dan-silsilah-wali-songo-kesembilan-tokoh-penyebar-ajaran-islam-di-jawa-ZYEzdOnl55.jpeg Wali Songo. (Foto: Ilustrasi/Dok Ist)
A A A

JAKARTA - Wali Songo adalah sembilan tokoh yang menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa pada abad ke-14 hingga ke-18.

Istilah Wali Songo berasal dari kata wali (bahasa Arab) yang artinya wakil dan sanga (bahasa Jawa) yang artinya sembilan.

Kesembilan tokoh tersebut dipanggil dengan sebutan sunan yang berasal dari kata susuhunan. Gelar sunan hanya diberikan untuk orang-orang yang diagungkan dan dihormati.

Berikut kesembilan tokoh Wali Songo yang terkenal.

1. Sunan Gresik

Nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Tahun lahirnya tidak diketahui, tetapi beliau wafat di tahun 1419.

Sunan Gresik merupakan wali pertama dalam jajaran Wali Songo.

Berdasarkan silsilahnya, Sunan Gresik merupakan keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW. melalui Siti Fatimah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib.

Sunan Gresik merupakan bapak dari Sunan Ampel. Selain itu, beliau juga merupakan kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

Nama Sunan Gresik dibuat karena beliau berdakwah paling lama di Gresik, Jawa Timur.

Penyebaran ajaran Islam Sunan Gresik ini dengan cara berdagang sampai hal ini membuat beliau bertemu dengan Raja Majapahit.

Beliau adalah pendiri masjid pertama kali di Desa Pasucinan, Manyar. Selain itu, beliau juga menjadi tokoh pertama yang membangun pesantren.

2. Sunan Gunung Jati

Nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Putra dari pasangan Syarif Abdullah Umadatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyi Mas Rara Santang ini lahir pada 1448.

Nama Sunan Gunung Jati diberikan karena beliau dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon pada 19 September 1569.

Berdasarkan silsilahnya, Sunan Gunung Jati merupakan keturunan ke-17 Rasulullah SAW. melalui Sayyid Husain dan cucu dari raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.

Beliau berperan dalam penyebaran Islam di Cirebon, Jawa Barat.

Cara penyebarannya menggunakan budaya Jawa, yaitu gamelan sebagai medianya. Masyarakat yang ingin menontonnya harus membayarnya dengan cara mengucapkan dua kalimat syahadat.

3. Sunan Ampel

Nama aslinya adalah Raden Rahmat yang lahir di Kerajaan Champa, Vietnam. Beliau merupakan tokoh yang menyebarkan ajaran Islam di Jawa Timur.

Sunan Ampel merupakan sunan pertama di Demak dan pemimpin asli Wali Songo.

Berdasarkan silsilahnya, Sunan Ampel merupakan anak dari putri Raja Champa. Beliau juga merupakan keponakan Raja Majapahit, sepupu Raden Patah.

Nama Sunan Ampel berasal saat beliau berdakwah pertama kalinya di Ampeldenta, Surabaya.

Cara berdakwah Sunan Ampel sangat pintar. Mulai dari mengajarkan moh limo yang terdiri dari tidak berjudi, tidak mabuk, tidak mencuri, tidak mengisap obat-obatan, dan tidak berzina.

Setelah itu, penggantian nama sungai Brantas menjadi sungai Kali Emas agar banyak orang yang berdatangan. Di saat itulah Sunan Ampel mengambil celah untuk menyebarkan ajaran Islam.

Peninggalan beliau yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak yang didirikan bersama Raden Patah.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

4. Sunan Kudus

Nama aslinya adalah Ja’far Shadiq. Lahir pada 9 September 1400 Masehi.

Ayahnya adalah Sunan Ngudung yang merupakan saudara dari Sunan Ampel. Sementara ibunya, Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil, yang merupakan adik dari Sunan Bonang.

Berdasarkan silsilahnya, Sunan Kudus merupakan keturunan ke-10 Rasulullah SAW. melalui Sayyid Husain.

Sebutan Sunan Kudus tercipta karena beliau memilih Kudus sebagai tempat berdakwah terlamanya hingga bertahun-tahun.

Sunan Kudu memiliki torelansi antar agama yang sangat tinggi. Dengan begitu, cara berdakwahnya adalah dengan mendekatkan agama Hindu Buddha ke Islam.

Seperti halnya, beliau memelihara sapi besar dan memotong kerbau untuk kurban karena menghargai agama Hindu yang menganggap sapi adalah hewan suci.

Selain itu, beliau juga membangun sebuah arsitektur yang menggabungkan unsur Hindu dan Islam dan mendekati mesyarakat dengan kebutuhan pokok mereka.

5. Sunan Giri

Nama aslinya Raden Paku. Putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu. Ayahnya merupakan seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah dan ibunya merupakan putri Prabu Menak Sembuyu.

Sewaktu bayinya, beliau dihanyutkan ke laut dan ditemukan oleh awak kapal. Kemudian beliau diadopsi oleh saudagar perempuan, Nyai Gede Pinatih.

Nama Sunan Giri disebabkan karena beliau mendirikan pesantren di perbukitan Sidomukti, Kebomas. Nama giri (bahasa Jawa) artinya gunung.

Beliau tidak hanya menyebarkan agama Islam di Jawa, tetapi juga di Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Cara berdakwahnya lewat dengan permainan anak-anak hingga kesenian, seperti wayang. Selain itu, pesantren Giri yang dibangunnya berubah menjadi Kerajaan Giri Kedaton karena pengaruhnya yang besar.

6. Sunan Kalijaga

Nama aslinya Raden Mas Syahid. Lahir di Tuban tahun 1459.

Ayahnya adalah bangsawan bernama Raden Ahmad Sahuri. Ibunya putri dari Raden Kidang Telangkas yang bernama Dewi Nawangarum.

Nama Sunan Kalijaga ini diberikan oleh Sunan Bonang ketika beliau menjadi muridnya. Saat itu, Sunan Kalijaga diperintahkan untuk menjaga tongkatnya yang ditancapkan di pinggir kali.

Sunan Kalijaga pun menyanggupinya dan menjaga tongkatnya berhari-hari tanpa meninggalkan tempat tersebut.

Semasa mudanya, Sunan Kalijaga merupakan berandalan yang sering melakukan kejahatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes pemerintahan Tuban yang membiarkan rakyatnya kelaparan, tetapi malah menarik pajak dan upeti mereka.

Sama seperti Wali Songo lainnya, Sunan Kalijaga menggunakan kesenian untuk menyebarkan ajaran Islam. Tempat dakwah beliau berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sunan Kalijaga ikut turut serta dalam pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak.

7. Sunan Bonang

Nama aslinya Raden Maulana Makdum Ibrahim. Beliau lahir pada 1465.

Ayahnya merupakan salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Ampel. Ibunya adalah putri Arya Teja yang bernama Nyai Ageng Manila.

Sebutan Sunan Bonang didapatkan karena beliau menciptakan sebuah alat musik tradisional yang mirip dengan gong. Alat musik ini dinamai sebagai musik bonang. Sekarang dikenal sebagai gamelan jawa.

Sunan Bonang menyebarkan ajaran Islam lewat musik gamelan buatannya. Wilayah yang beliau jelajahi adalah Kediri, Jawa Timur dan Demak, Jawa Tengah.

Semasa mudanya, beliau belajar dengan Sunan Giri di Melaka. Beliau juga membantu membangun masjid besar di Demak.

8. Sunan Muria

Nama aslinya adalah Raden Umar Said. Beliau lahir pada 1450.

Ayahnya merupakan Sunan Kalijaga dan Ibunya Dewi Saroh yang merupakan putri Syekh Maulana Ishaq.

Sunan Muria lebih memilih untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah pelosok dibandingkan daerah perkotaan.

Sebutan Sunan Maria pun disebabkan karena beliau berdakwah di daerah Gunung Muria.

Meskipun demikian, pengaruh Sunan Muria sangat luas hingga mencapai daerah Jepara, Tayu, Juwana, dan daerah lainnya di sekitar Kudus.

Cara berdakwah Sunan Muria dengan memberikan kursus gratis ke masyarakat tentang bercocok tanam, berdagang, menangkap ikan, dan lain-lain.

Setelah itu, barulah Sunan Muria mengajarkan ajaran Islam.

9. Sunan Drajat

Nama aslinya adalah Raden Qasim atau Raden Syarifuddin. Putra bungsu dari Sunan Ampel dan Dewi Candrawati ini lahir pada 1470.

Sunan Drajat merupakan adik bungsu dari Sunan Bonang.

Beliau memulai dakwahnya di Desa Drajat, Kabupaten Lamongan dan membuat tempat tersebut makmur.

Itulah asal mula bagaimana sebutan Sunan Drajat yang ada karena berhasil menangguli masalah kemiskinan di desa tersebut.

Sunan Drajat terkenal dengan kejiwaan sosialnya yang tinggi. Beliau mendakwahkan Islam dengan cara mendekati masyarakat-masyarakat dan kemudian mengajarkannya secara perlahan.

Itu dia kesembilan tokoh Wali Songo yang terkenal karena pengaruhnya dalam menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa.

Bahkan, sejarah pun telah mencatat bahwa Wali Songo memberikan perubahan besar kepada masyarakat Jawa yang dulunya beragama Hindu-Budha.

1
3

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini