JAKARTA – Mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, memiliki kenangan khusus terhadap mendiang mantan Menteri Agraria Hasan Basri Durin yang juga merupakan mantan Gubernur Sumatera Utara pada 1987 hingga 1997.
Hasan Basri merupakan orang yang memperjuangkan Gamawan untuk menjadi Bupati Solok pada 1995. Hasan kala itu berkali-kali mengajukan nama Gamawan, namun selalu ditolak karena usianya yang dianggap masih terlalu muda saat itu.
"Waktu saya diusulkan jadi bupati, usia saya masih terlalu muda 37,5 tahun. Oleh Kemendagri itu dianggap terlalu muda. Sehingga nama saya dipulangkan. Pak Hasan tetap mengusulkan, tapi dari Kemendagri tetap menolak. Beliau tetap pada keputusannya yaitu tetap mengajukan saya," cerita Gamawan di rumah duka, Jalan Pancoran Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (9/7/2016).
(Baca Juga : Cerita Meutia Hatta soal Kedekatannya dengan Hasan Basri)
Karena keinginan yang besar dari Hasan itulah membuat Kemendagri akhirnya mengalah dan memilih Gamawan menjadi Bupati Solok hingga sukses memimpin selama dua periode.
Menurut Gamawan, Hasan kala itu beralasan pengajuan nama dirinya karena desakan yang kuat dari masyarakat Solok. Keinginan yang kuat dari Hasan, menurut Gamawan menunjukkan sifatnya yang teguh dalam pendiriannya.
"Itu contoh keteguhan beliau dalam memiliki keputusan. Itu waktu saya diajukan sebagai Bupati Solok tahun 1995," kenang Gamawan.
Sukses memimpin Solok, Gamawan melanggengkan kariernya sebagai Gubernur Sumatera Barat hingga akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya menjadi Menteri Dalam Negeri pada 2009-2014.
Kepergian Hasan Basri di usia 81 tahun itu meninggalkan seorang istri bernama, Zuraida Manan dan empat orang anak masing bernama Weno Aulia, Elyana Novira, Tika Medya, dan Adhitya. Dari para buah hatinya itu, pasangan Hasan Basri dan Zuraida Manan dikaruniai 11 orang cucu.
JAKARTA – Mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, memiliki kenangan khusus terhadap mendiang mantan Menteri Agraria Hasan Basri Durin yang juga merupakan mantan Gubernur Sumatera Utara pada 1987 hingga 1997.
Hasan Basri merupakan orang yang memperjuangkan Gamawan untuk menjadi Bupati Solok pada 1995. Hasan kala itu berkali-kali mengajukan nama Gamawan, namun selalu ditolak karena usianya yang dianggap masih terlalu muda saat itu.
"Waktu saya diusulkan jadi bupati, usia saya masih terlalu muda 37,5 tahun. Oleh Kemendagri itu dianggap terlalu muda. Sehingga nama saya dipulangkan. Pak Hasan tetap mengusulkan, tapi dari Kemendagri tetap menolak. Beliau tetap pada keputusannya yaitu tetap mengajukan saya," cerita Gamawan di rumah duka, Jalan Pancoran Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (9/7/2016).
Karena keinginan yang besar dari Hasan itulah membuat Kemendagri akhirnya mengalah dan memilih Gamawan menjadi Bupati Solok hingga sukses memimpin selama dua periode.
Menurut Gamawan, Hasan kala itu beralasan pengajuan nama dirinya karena desakan yang kuat dari masyarakat Solok. Keinginan yang kuat dari Hasan, menurut Gamawan menunjukkan sifatnya yang teguh dalam pendiriannya.
"Itu contoh keteguhan beliau dalam memiliki keputusan. Itu waktu saya diajukan sebagai Bupati Solok tahun 1995," kenang Gamawan.
Sukses memimpin Solok, Gamawan melanggengkan kariernya sebagai Gubernur Sumatera Barat hingga akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya menjadi Menteri Dalam Negeri pada 2009-2014.
Kepergian Hasan Basri di usia 81 tahun itu meninggalkan seorang istri bernama, Zuraida Manan dan empat orang anak masing bernama Weno Aulia, Elyana Novira, Tika Medya, dan Adhitya. Dari para buah hatinya itu, pasangan Hasan Basri dan Zuraida Manan dikaruniai 11 orang cucu.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
(erh)
