Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MS Hidayat: Golkar Tak Punya Pengalaman Jadi Oposisi

Kompas.com - 17/07/2014, 14:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Golkar, MS Hidayat, angkat bicara soal kemungkinan partainya pindah haluan koalisi pasca-pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli mendatang apabila Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kalah. Menurut Hidayat, dalam berpolitik, tidak ada yang permanen. Terlebih lagi, Golkar selama ini tak pernah menjadi partai oposisi.

"Secara tradisi, Golkar dari dulu tidak pernah ada di luar pemerintahan. Jadi, dia enggak punya pengalaman. Siapa tahu Pak Ical ingin mencoba di luar tradisi. Tradisi baru," sindir Hidayat seusai rapat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kamis (17/7/2014).

Menteri Perindustrian itu menilai wajar apabila koalisi Prabowo-Hatta yang dimotori Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) menggalang koalisi permanen untuk di parlemen. Namun, Hidayat mengingatkan bahwa tidak ada yang abadi dalam berpolitik.

"Di politik itu tidak ada yang permanen, yang permanen itu kepentingan," ujar mantan Ketua Umum Kadin ini.

Hidayat menuturkan, ada internal Golkar yang ingin benar-benar berkoalisi permanen dengan Prabowo-Hatta apa pun hasil keputusan KPU. Namun, Hidayat melihat kader Golkar lebih banyak yang berpandangan pragmatis. Untuk saat ini, ucap Hidayat, Golkar bisa tetap patuh pada keputusan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang menandatangani kontrak koalisi permanen itu. Namun, keputusan KPU akan sangat menentukan sikap Golkar terkait koalisi permanen itu.

"Biarkan saja setelah tanggal 22 nanti itu bergulir," ujar Hidayat yang mulai diwacanakan maju sebagai salah satu calon ketua umum menggantikan Aburizal ini.

Pada Senin (14/7/2014), para pemimpin parpol pendukung Prabowo-Hatta menandatangani kesepakatan kerja sama Koalisi Merah Putih di parlemen 2014-2019. Enam partai pendukung Koalisi Merah Putih di parlemen tersebut adalah Partai Gerindra, PPP, PAN, PKS, dan Partai Golkar. Satu partai pendukung Prabowo-Hatta, yakni Partai Demokrat, justru tidak hadir dalam deklarasi. Partai politik yang mendeklarasikan ini yakin bahwa Prabowo-Hatta akan ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com